Minat merupakan sebuah awal penggerakan untuk siswa dalam belajar yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan yang diingkinkan. Tujuan dalam kaitan ini adalah tujuan pembelajaran. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara motivasi belajar dengan minat belajar siswa kelas IV SDN Poris gaga 05 Kota Tangerang. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kuantitatif korelasi pada siswa SD Kelas IV. Sampel pada penelitian ini adalah 54 siswa kelas IV yang terdiri dari kelas IVA dan IVB. Data dikumpulkan dengan observasi, wawancara dan angket. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi belajar dengan minat belajar siswa kelas IV SDN Poris gaga 05 Kota Tangerang dengan nilai r hitung 0,889 lebih besar dari r tbel 0,264 atau 0,89 > 0,264 dengan tingkat hubungan sangat kuat. 2) Terdapat hubungan yang positif antaar motivasi belajar dengan minat belajar siswa kelas IV SDN Poris gaga 05 Kota Tangerang dengan koefisien determinasi yaitu 0,889 x 0,889 x 100 = 0,791%. The purpose of this study is to determine whether there is a relationship between learning motivation with the interest of students in grade IV SDN Poris gaga 05 Kota Tangerang. This research was conducted by correlational quantitative approach in grade 4 elementary school students. The sample in this research is 54 students of class IV consisting of class IVA and IVB. Data collection conducted by observation, interview and questionnaire. The results of this study indicate that there is a significant relationship between learning motivation with the interest of students in grade IV SDN Poris gaga 05 with coefficient determination value 79.1%. PendahuluanPendidikan merupakan kegiatan yang dilakukan dengan sengaja agar anak didik memiliki sikap dan kepribadian yang baik, sehingga penerapan pendidikan harus diselenggarakan sesuai dengan sistem pendidikan nasional. Dalam hal ini penentu kualitas pendidikan adalah ketika bagaimana pendidikan itu disampaikan di tingkat sekolah dasar. Karena itulah pada saat pendidikan dasar pengembangan akan potensi siswa harus lebih diperhatikan dan diarahkan dengan baik.
This study aims to obtain data empirically about the implementation of the School Literacy Movement (SLM) program in elementary schools in Tangerang City and Regency, Banten Indonesia. It discusses how far the SLM program has been implemented and what obstacles have been experienced in implementing it in the level of elementary schools. This type of research is a qualitative descriptive research located at SDN Jurumudi 2, SDN Gempol Sari, SDN Sudimara Timur 5, SDN Ciakar, dan SDS Mutiara Hati Tangerang. Subjects were principals, teachers and students. The research instruments used are interview, observation and documentation. The results of the study indicate that the implementation of the SLM program in elementary schools in Kota and Kabupaten Tangerang is merely at the habituation stage. Therefore, the implementation of the SLM program in primary schools needs to be improved through comprehensive and sustainable socialization and assistance in order to achieve the objectives of the SLM program.
There was an argument that native English teachers have many advantages than non-native English teachers and students preferred native to non-native teachers; however, the argument had to be assessed. Many researchers had been exploring students’ perceptions of native and non-native English teachers worldwide in formal education institutions. This study aimed to explore students’ perceptions of native and non-native English teachers in a non-formal education institution. This was a qualitative study based on a descriptive approach conducted using three instruments: close-ended questionnaire, semi-structured interview, and documentation. The study revealed that native and non-native English teachers had their own specific roles in the Indonesian context. Students needed native more than non-native teachers because the latter were bilingual having the same mother tongue as them, and they enabled a successful learning process because of the effective learning strategies they shared. Also, non-native teachers helped students deal with difficulties and challenges in their learning process.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesalahan siswa dalam menggunakan huruf kapital dan tanda baca pada paragraf deskriptif pada siswa kelas 4 SDN Binong II Kabupaten Tangerang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif, yaitu mengkaji dan menganalisis data secara objektif sesuai dengan data yang di temukan di lapangan. Kemudian data yang terkumpul dari hasil penelitian di deskripsikan dalam bentuk kata-kata. Hasil penelitian ini ditemukan 49 tulisan siswa yang telah dianalisis. Terhadap penulisan huruf kapital siswa pada paragraf deskriptif, sebanyak 403 kesalahan sedangkan perletakkan tanda baca pada paragraf deskriptif yang telah ditulis siswa sebanyak 72 kesalahan.Kata kunci: Huruf kapital, tanda baca, paragraf deskriptif.
ABSTRAKCampur kode dan alih kode terjadi karena adanya faktor-faktor lain seperti konteks sosial dan adanya interaksi dengan penutur lain yang berbeda latar belakang kebahasaan. Penelitian ini akan mengkaji tipe dari Campur Kode yang digunakan dalam novel "Wandu Berhentilah Menjadi Pengecut" karya Tasaro. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan menggunakan teknik pengumpulan data studi dokumen. Menurut prosesnya, campur kode dimasukan ke dalam tiga jenis area yaitu: (1) memasukan frase atau insertion, (2) merubah dengan jenis ujaran yang sama/sejajar atau alternation, dan (3) perubahan gaya bahasa atau congruent lexicalization. Sedangkan menurut jenisnya, alih kode dibagi menjadi: (1) peralihan kode bahasa dalam satu kalimat atau intrasentential, (2) peralihan kode bahasa antar kalimat atau intersentential dan, (3) alih kode tertanam atau embedded. Hasil penelitian menunjukan dalam novel "Wandu Berhentilah Menjadi Pengecut" karya Tasaro terdapat campur bahasa tipe insertion yaitu 36 item, tipe alternation 11 item dan congruent lexicalization 6 item. Semua item kode bahasa dari novel tersebut berjumlah 53 item. Hal tersebut berimplikasi bahwa penulis cenderung menyisipkan ujaran berupa kata sebesar 60%. Pada alih bahasa dalam insertion paling sering muncul dalam satu kalimat (intrasentential) sebanyak 50%, dalam alternation paling sering muncul dalam kalimat yang berbeda (intersentential) sebanyak 64% dan dalam congruent lexicalization paling sering muncul dalam satu kalimat (intrasentential) sebanyak 50%.Kata Kunci: campur kode, alih kode, novel
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.