Artikel ini memaparkan tentang pembelajaran tari kreatif melalui kaulinan budak lembur di Sekolah Dasar. Hal ini penting, karena kebanyakan pembelajaran tari di SD yang diterapkan dalam pembelajaran intra kurikuler, siswa dipaksakan untuk bisa menari, bukan menumbuhkan kreatifitas tari pada diri murid. Sedangkan sejak diberlakukan kurikulum 2013, mata pelajaran seni tari contoh di kelas IV SD, memuat Kompetensi Dasar (KD) 3.1 mengetahui gerak tari kreasi daerah dan (KD) 4.1 meragakan gerak tari kreasi daerah. Maka seyogyanya pembelajaran seni tari di SD kelas IV, guru perlu menguasai: Khasanah teknik seni tari untuk dipraktikkan; Teknik-teknik rangsangan untuk menimbulkan kepercayaan dan kemudian kemampuan mengekpresikan suatu ide seni; Teknik rangsangan untuk menghidupkan daya imajinasi dan kreativitas. Pemahaman kreativitas seni tari adalah merupakan kemampuan seorang guru tari atau siswa dalam menciptakan, memadukan atau mengkombinasikan gerak tari dengan aspek kehidupan di dunia ini. Salah satu materi yang bisa dijadikan sumber untuk pembuatan gerak tari kreatif dalam kehidupan antar sesama manusia, diantaranya adalah kaulinan budak lembur. Kaulinan budak lembur pada dasarnya merupakan permainan yang sangat dinamis, mengandung unsur-unsur keterampilan yang menjadi satu kesatuan antara irama, gerak, dan sikap yang baik. Beberapa langkah atau strategi yang dapat dilaksanakan untuk tari kreatif melalui kaulinan budak lembur yaitu dengan langkah perencanaan, langkah pelaksanaan, dan tindak lanjut. Tahapan pengembangan tahapan yang harus ditempuh peserta didik dalam menciptakan dasar gerak tari yaitu melalui tahapan pengenalan, tahapan eksplorasi, tahap pembentukan gerak dan menyusun gerak.
ABSTRAK Makalah ini merupakan hasil penelitian yang bertujuan mengimplementasikan psikoedukasi kesadaran fonologi di sekolah dasar. Psikoedukasi kesadaran fonologi merupakan pelatihan yang mengembangkan sensitivitas anak terhadap struktur bunyi. Psikoedukasi ini dilakukan sebagai upaya stimulasi dan optimalisasi terhadap potensi berbahasa yang dimiliki anak sesuai dengan tahap perkembangannya dan memberikan layanan, serta bimbingan yang dibutuhkan anak dalam melewati tahap-tahap periode sensitif yang dilaluinya dengan cara menggunakan berbagai aktivitas praakademik untuk mengembangkan kesadaran fonologi. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan metode observasi dan wawancara dengan guru. Observasi dilakukan di dalam kelas untuk melihat kesadaran fonologi anak. Upaya guru dalam pengembangan kesadaran fonologi anak didapatkan melalui wawancara dan pengamatan secara langsung. Setelah dilakukan observasi dan wawancara, selanjutnya dilaksanakan psikoedukasi kesadaran fonologi kepada siswa dan guru. Pemilihan metode yang akan digunakan dalam psikoedukasi pada anak dapat disesuaikan dengan tingkat usia anak. Deteksi aliterasi dan deteksi fonem tunggal relatif mudah bagi anak, yaitu untuk mengenali bunyi silabel awal yang sama (pada purwakanti) dan bunyi silabel akhir yang sama (pada sajak) dari kata-kata yang disajikan. Adapun teknik psikoedukasi dapat melalui lagu anak yang bersajak ataupun melalui kegiatan berpantun. Metode dengan tingkat yang lebih sulit yang dapat digunakan seperti metode deteksi fonem tunggal; di sini tingkat kesulitannya sudah meningkat, karena anak harus mengenali unit bunyi yang lebih kecil daripada silebel. Apabila keterampilan tersebut telah dikuasai, lebih lanjut anak dapat diberi pelatihan dengan metode yang semakin tinggi tingkat kesulitannya seperti metode ketukan fonem. Kata Kunci: Psikoedukasi, Kesadaran Fonologi, Pendidikan Anak Usia Dini. ABSTRACT This paper is the result of a study aimed at implementing psychoeducation in phonological awareness in primary schools. Psychoeducation of phonological awareness is a training to develop children's sensitivity to the sound structure. This psychoeducation serves to stimulate and optimize the language potential of children according to the stage of development, to provide services and to provide guidance that children need to go through the sensitive stage in which they use various preschool activities to develop phonological awareness. The approach used in this study is a qualitative approach using descriptive methods. The data collection technique in this study is the observation method and interviews with the teacher. Observations were carried out in the classroom to see the phonological awareness of the child. Teacher's efforts in developing children's phonological awareness achieved through interviews and direct observation. After conducting observations and interviews, then psychoeducation phonological awareness was carried out to students and teachers. The selection of methods to be used in psychoeducation in children can be adjusted to the age level of the child. Alliteration detection and detection of single phonemes are relatively easy for children to recognize, namely the same initial syllable sound (in purwakanti) and the same final syllable sound (in poetry) of the words presented. The psychoeducation technique can consist of children's songs which are poetry, or dance activities. More difficult level methods can be used such as single-phonemic detection methods; here the level of difficulty has increased as the child has to recognize a sound unit that is smaller than the silebel. If these skills have been mastered, furthermore the child can be given training with methods that increase the level of difficulty such as the phoneme knock method. Kata Kunci: Psychoeducation, Phonological Awareness, Early Childhood Education
Desa Mandalagiri Kecamatan Leuwisari Kabupaten Tasikmalaya memiliki potensi alam bambu yang melimpah untuk dijadikan bahan baku anyaman bambu, maka dari itu pengranjin anyaman bambu hampir tersebar diseluruh Desa Mandalagiri. Didaerah tersebut kerajinan anyaman bambu masih di lestarikan bahkan dijadikan sebagai usaha untuk mencari nafkah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis motif dan mengetahui teknik pembuatan motif kerajinan anyaman di desa Mandalagiri Kecamatan Leuwisari Kabupaten Tasikmalaya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Motif anyaman bambu yang tedapat di Desa Mandalagiri sangat beragam tetapi hanya dua motif saja yang sering digunakan yaitu motif anyaman sasag dan motif anyaman kepang, teknik pembuatan anyaman bambu di Desa Mandalagiri tidak menggunakan mesin bubut melainkan menggunakan tangan manual. Teknik pengumpulan data melalui, observasi, wawancara, dokumentasi dan studi literatur.
Lesson study merupakan suatu proses aktivitas peningkatan kualitas pembelajaran yang menekankan pada proses kolaboratif pada sekelompok guru untuk mengidentifikasi masalah pembelajaran, merancang skenario pembelajaran, melaksanakan dan evaluasi melalui aktivitas plan, do, see dan refleksi yang berkelanjutan. Kelompok Kerja Guru (KKG) Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di kecamatan Tamansari memiliki potensi untuk membentuk learning community melalui aktifitas lesson study, sebagai upaya dalam mengembangkan kompetensi guru PAUD dalam mengembangkan materi dan rancangan aktifitas pembelajaran di kelas. Matematika, Bahasa dan Seni merupakan ilmu yang sangat penting untuk dikenalkan dan dikuasai oleh anak sejak usia dini. Tujuan pengabdian masyarakat ini yaitu 1) Membentuk learning community melalui aktiiftas lesson study di Lembaga PAUD kecamatan Tamanasari 2) meningkatkan pengetahuan guru mengenai aktivitas lesson study dalam pengembangan kualitas pembelajaran di lembaga PAUD di Kecamatan Tamansari Kota Tasikmalaya, 3) Pendampingan kegiatan lesson study di kelompok kerja guru PAUD wilayah Kecamatan Tamansari. Metode yang digunakan yaitu pelatihan dan pendambingan lesson study. Hasil pengabdian masyarakat yaitu 1) Terbentuknya learning community berbasis sekolah di wilayah PAUD Tamansari. 2) Peningkatan pengetahuan guru PAUD dalam melaksanakan aktivitas lesson study, 3) Peningkatan kompetensi profesional dan pedagogik guru dalam mengembangkan pembelajaran matematika, bahasa dan seni tari di PAUD.
Komparasi merupakan metode yang bertujuan untuk mencari persamaan dan perbedaan antara dua variable atau lebih dengan tujuan untuk menentukan atau mengetahui kesamaan dan perbedaan dari variable-variabel tersebut. Kostum selain berfungsi sebagai pelindung badan, kostum juga bisa dijadikan sebagai gambaran dari pemakainya dan kostum yang baik yaitu yang memiliki makna didalammnya. Kesenian Pontrangan adalah kesenian daerah yang perintisannya dilakukan sejak awal tahun 2014 dan dipertunjukan pada tahun 2015 serta telah diakui oleh pemerintah Kabupaten Ciamis sebagai kesenian khas dari Desa Cimaragas. Dan kesenian Jurig Sarengseng merupakan salah satu kesenian dari Kota Banjar namun berbatasan dengan Kabupaten Ciamis yang awal dipertunjukan pada tahun 2013 serta telah diakui oleh pemerintah Kota Banjar. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengkomparasikan proses pembuatan kostum kedua kesenian tersebut dan makna apa yang terkandung dalam pakaian dan aksesoris kedua kesenian tersebut. Metode penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Objek yang diteliti adalah bagian-bagian yang terdapat pada kostum Kesenian Pontrangan dan Kesenian Jurig Sarengseng dan subjek dalam penelitian ini adalah informan atau narasumber yang mengetahui tentang objek penelitian. Hasil penelitian menunjukan proses pembuatan atau terbentuknya Kesenian Pontrangan dan Kesenian Jurig Sarengseng dari mulai topeng, baju, boneka serta aksesoris yang digunakan oleh penari wanita sehingga dikatakan sebagai kesenian Pontrangan dan Kesenian Jurig Sarengseng. Selanjutnya mengkomparasikan makna apa yang terkandung dalam kostum Kesenian Pontrangan dan Kesenian Jurig Sarengseng dari mulai topeng, baju boneka kesenian hingga aksesoris yang dikenakan.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.