This study aims at analyzing the unsustainability causes of kalego as one of traditional games of Muna communities in Watopute District, Muna Regency, Southeast Sulawesi. Data collection was conducted through participant observation, interviews, surveys, and focused discussion. Data analysis was conducted qualitatively and descriptive statistic by employing data reduction technique, data presentation and conclusion. The results showed that kalego traditional game has been degraded or unsustainably practiced as the impact of the low awareness and low understanding among Muna community toward this traditional game. Approximately 71.25% Muna community in Watopute district cannot play the traditional game. The unsustainability of kalego was caused by several factors namely; 1) the absence of the family inheritance about kalego traditional game and the decreasing number of old figures who understand Muna culture contribute to the decreasing of local culture knowledge among younger generations; 2) Cultural encounters which results incorporated acculturation toward Muna's local culture; 3) the absence of the massive kalego game staging.
This study aims to reveal elements of multicultural education in traditional culture of Muna, one of ethnic groups in Southeast Sulawesi, Indonesia, by employing a descriptive qualitative research method. Main informants of the study included maestros of tradition preservation, traditional prominent figures, main figures of the society, and youth figures. Data were collected by conducting participatory observations, in-depth interviews, and focused group discussions. The data were then analyzed by performing data reduction, data presentation, and conclusions drawing. Findings of the study showed that Munanese traditional culture contains values of multicultural education such as appreciation of others' services and creations, harmoniously living with others, awareness of a fundamental nature of human as a creature subject to weaknesses, advocating the need to exhibit noble characters, recognition and respect of others' right, high work ethic, and gender neutrality. These values of multicultural education are embedded in taboo tradition, traditional sayings, folklores, and traditional riddles.
ABSTRAKPendahuluan. Sebanyak 103 anak di Kabupaten Lombok Barat menderita gizi buruk sepanjang 2013 sebanyak 646 anak. Kabupaten Lombok Barat menempati posisi kedua dari 10 Kabupaten/Kota di NTB yang terbanyak penderita gizi buruk. Hal ini disebabkan oleh penyakit dan pola asuh orang tua yang belum bagus. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis hubungan pola asuh orang tua dengan pola makan dan konsumsi makanan pada balita. Metode. Metode penelitian menggunakan observasional analitik dengan Cross-sectional design. Populasi seluruh rumah tangga yang mempunyai balita yang ada di Desa Banyu Urip, teknik simple random sampling, jumlah sampel 81 balita. Analisa data menggunakan Spearman Rank. Hasil. Pola asuh orang tua terbanyak dalam kategori otoriter 47 (58%), pola makan balita dalam kategori cukup baik 58 (71,6%), konsumsi makanan pada balita dalam kategori difisit 27 (33,3%). Tidak ada hubungan pola asuh orang tua dengan pola makan (p = 0,095) dan konsumsi makanan balita (p = 0,17). Diskusi. Pola asuh terbaik untuk pola makan dan konsumsi makanan bagi balita gizi kurang dan Gizi buruk adalah pola asuh otoriter.Kata kunci: Pola asuh, Pola makan, Konsumsi makanan, Balita ABSTRACT Introduction. There are 103 toddlers in West Lombok suffering from severe malnutrition throughout 2013. This regency is ranked as the second place out of ten districts/cities in NTB having severely malnourished. It is due to the fact that illness and parenting-parents have yet been considered. The purpose of this study was to analyze relationship parenting-parent
Penelitian ini bertujuan untuk (1) Mendeskripsikan awal masuknya DI/TII di Poleang. (2) Untuk Menjelaskan struktur komando pada pasukan DI/TII selama di Poleang. (3) Menjelaskan Gerakan yang dilakukan oleh DI/TII selama di Poleang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode sejarah yang terdiri dari lima tahap penelitian, yaitu: (a) Pemilihan topik, terbagi dua bagian yaitu kedekatan emosional dan kedekatan intelektual, (b) Heuristik sumber, terdiri dari studi dokumen, studi kepustakaan, wawancara, dan pengamatan, (c) Verifikasi sumber, yang dilakukan melalui kritik eksteren dan kritik interen, (d) Interpretasi sumber, yang dilakukan dengan analisis data dan sintesis, (e) Historiografi, yang dilakukan secara sistematis dan objektif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Awal masuknya DI/TII di Poleang tidak terlepas dari masuknya DI/TII di Sulawesi Tenggara yang dimulai dengan masuknya gerakan ini di wilayah Tondonbasi, Kolaka Utara, hingga akhirnya tiba di Poleang. (2) Setelah DI/TII berhasil masuk di Poleang, langkah selanjutnya adalah membentuk struktur komando yang bermarkas di daerah Poleang. (3) Gerakan yang dilakukan oleh DI/TII selama di Poleang adalah mendirikan markas sebagai pusat gerakan agar lebih tertata dan terarah serta mengembangkan bidang pendidikan yang membuat Gerakan DI/TII ini semakin berkualitas.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apa fungsi setiap tinggalan Jepang dan bagaimana strategi pertahanan Jepang berdasarkan tinggalan arkeologi di Kecamatan Poleang Selatan Kabupaten Bombana Provinsi Sulawesi Tenggara. Penelitian ini menggunakan teori Arkeologi, medan pertempuran dan teori Arkeologi Ruang. Metode penelitian berupa kuantitatif sebagai teknik pengumpulan data berupa studi pustaka. Metode kualitatif metode yang dilakuakan dilapangan yaitu survei permukaan, perekaman data setiap tinggalan dan wawancara. Pengolahan dan Analisis data menggunakan analisis data sejarah, analisis morfologi dan analisis kontekstual. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tinggalan arkeologi yang ditemukan di Kecamatan Poleang Selatan berjumlah 42 tinggalan yaitu Wales berumlah 1, Revetment berjumlah 38, Bunker berjumlah 1, dan terowongan buatan Jepang berjumlah 2. Pembangunan setiap tinggalan arkeologis Jepang tersebut menunjukan strategi Jepang dalam menghadapi dan menghalau serangan sekutu. Strategi yang di gunakan Jepang yaitu memabanguna dan menempatkan sarana militer Jepang di area penting dan strategis yaitu area bendara, jety (dermaga) dan jalan utama.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.