Selama kehamilan terjadi peningkatan kadar glukosa darah seiring bertambahnya usia kehamilan. Pilihan sumber karbohidrat yang tepat diperlukan agar kadar glukosa darah terkontrol selama kehamilan, sehingga dapat mencegah terjadinya diabetes melitus gestasional. Kacang hijau mengandung serat larut tinggi dan memiliki indeks glikemik rendah. Kandungan tersebut dapat mengurangi penyerapan karbohidrat dalam tubuh, sehingga dapat menurunkan kadar glukosa darah. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pemberian kacang hijau terhadap pencegahan peningkatan kadar glukosa darah pada tikus putih Wistar yang bunting. Penelitian ini bersifat true experimental in vivo dengan rancangan post test only with control group design. Sampel yang digunakan adalah tikus Wistar usia 2-3 bulan yang bunting. Tikus dibagi dalam empat kelompok yaitu kelompok normal tidak diberi kacang hijau (P0), perlakuan 1 diberi kacang hijau 0,3 g/hari (P1), perlakuan 2 diberi kacang hijau 0,6 g/hari (P2), dan perlakuan 3 diberi kacang hijau 1,2 g/hari (P3). Diketahui bahwa kacang hijau mampu mencegah peningkatan kadar glukosa darah pada tikus Wistar bunting, meski tidak signifikan (p = 0,494). Dosis efektif kacang hijau adalah 0,6 g/ekor/hariyang mampu mengontrol kadar glukosa darah sebesar 88,60 + 8,17 mg/dl. Kata kunci: Glukosa darah, Kacang hijau, Kehamilan.
ABSTRAKVitamin E adalah antioksidan yang dapat melindungi tubuh dari radikal bebas. Asap rokok menghasilkan radikal bebas di dalam tubuh. Paparan asap rokok selama kehamilan dapat mengakibatkan hambatan pertumbuhan bayi dan berat badan lahir rendah (BBLR). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian vitamin E pada tikus (Rattus norvegicus) bunting yang dipapar asap rokok subakut terhadap berat badan bayi lahir aterm. Penelitian ini menggunakan 20 tikus bunting yang dibagi menjadi 5 kelompok; kontrol negatif (P0), kontrol positif (P1), kelompok dengan 3 dosis vitamin E (P2:100, P3:200, P4:400 mg/kgbb/hari). Vitamin E diberikan sejak hari pertama hingga hari ke-19. Asap rokok dipaparkan pada hari ke-6 hingga hari ke-19. Tikus dibedah pada hari ke-20, bayi tikus ditimbang dan dihitung rata-rata berat badan lahirnya. Hasil penelitian menunjukkan adanya penurunan berat badan rata-rata (p = 0,044) pada P1 dibanding P0. Pada P2 terjadi peningkatan rata-rata berat badan lahir yang signifikan (p = 0,003), sedangkan peningkatan berat badan lahir pada P3 dan P4 tidak signifikan (masing-masing p = 0,085 dan p = 0,467). Kesimpulan penelitian ini adalah pemaparan asap rokok subakut dapat menurunkan berat badan lahir rata-rata, pemberian vitamin E dosis 100 mg/kgBB/hari dapat meningkatkan berat badan lahir, dan pemberian vitamin E dosis 200 dan 400 mg/kgBB/hari meningkatkan berat badan lahir bayi aterm .Kata kunci: Asap rokok, Berat badan lahir aterm, Tikus (Rattus norvegicus), Vitamin E. ABSTRACTVitamin E is an antioxidant that can protect the body from free radicals. Cigarette smoke is free radicals source. Exposure to cigarette smoke during pregnancy can cause miscarriage, intrauterine growth restriction, and low birth weight. The aim of this study was to investigate the effect of vitamin E in pregnant rat that exposed with subacute to cigarette smoke on aterm birth weight. Twenty pregnant rats were randomly divided into 5 groups, as follows: negative control group that was neither exposed to cigarette smoke nor treated by vitamin E (P0), positive control group that was exposed to cigarette smoke without vitamin E supplementation (P1), three groups that were treated with 3 different doses of vitamin E (P2 = 100, P3 = 200, P4 = 400 mg/rat/day). Vitamin E is given on day 1 to day 19. Cigarette smoke was exposed to rats on day 6 to day 19. On day 20 of gestation, the rats were dissected, fetal rats were pondered and the average birth weight was calculated. The result showed that P1 decreased significantly compared to P1 (p = 0,044). In P2 group showed significantly increasing the average of birth weight (p = 0,003), while increasing the birth weight in P3 and P4 was not significant (p = 0,085 and p = 0,465, respectively). In conclusion, subacute cigarette smoke exposure reduce the average of fetal birth weight and vitamin E supplementation with dose of 100 mg/rat/day can increase the average fetal birth weight, but vitamin E supplementation with dose of 200 and 400 mg/rat/day can not increase the average of ate...
AbstrakEmisi kendaraan bermotor mengandung komponen particulate matter (PM) yang memiliki efek proinflamasi melalui pembentukan reactive oxygen species (ROS). Peningkatan ROS akan berdampak pada stres oksidatif yang menyebabkan penurunan kadar antioksidan. Kacang tunggak mengandung senyawa genistein yang dapat bekerja sebagai antioksidan sehingga mampu mencegah terjadinya stres oksidatif akibat paparan asap. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan pengaruh pemberian ekstrak kacang tunggak terhadap kadar SOD serum pada tikus Wistar. Studi eksperimental ini menggunakan post test only control group design. Sebanyak tiga puluh enam tikus Wistar jantan dibagi secara acak dalam 9 kelompok, terdiri dari kelompok kontrol negatif (N), kelompok yang diberi oksigen 4 menit (N+O4), kelompok yang diberi ekstrak kacang tunggak (N+G), kelompok yang diberi perlakuan asap 2, 3 dan 4 menit, masing-masing diberikan oksigen 4 menit tanpa ekstrak kacang tunggak (A2O4(-)G, A3O4(-)G, A4O4(-)G) dan dengan ekstrak kacang tunggak (A2O4(+)G, A3O4(+)G, A4O4(+)G). Pemaparan asap dilakukan setiap hari selama 30 hari. Variabel yang diukur pada penelitian ini adalah kadar SOD serum. Hasil uji ANOVA menunjukkan adanya perbedaan antar kelompok yang signifikan (p < 0,05). Hasil analisis statistik post hoc LSD menunjukkan bahwa kadar SOD serum kelompok tikus A2O4(+)G, A3O4(+)G, A4O4(+)G meningkat signifikan dibandingkan dengan kelompok tikus A2O4(-)G, A3O4(-)G, A4O4(-)G. Kesimpulan dari penelitian ini adalah ekstrak kacang tunggak dapat mencegah penurunan kadar SOD serum tikus wistar yang dipapar asap mesin berbahan bakar bensin Kata Kunci: asap mesin berbahan bakar bensin, kacang tunggak, particulate matter (PM), superoksida dismutase. THE EFFECT OF COWPEA (Vigna unguiculata) EXTRACT ON SUPEROXIDE DISMUTASE (SOD) SERUM OF WISTAR RATS (Rattus norvegicus) EXPOSED TO PETROL-FUELED ENGINE EXHAUST AbstractPetrol-fueled engine exhaust consisting of particulate matter exerts pro-inflammatory effects through the generation of reactive oxygen species (ROS). Excessive generation of ROS leads to oxidative stress causing antioxidant level to decrease. Cowpea contains genistein as an antioxidant, prevent oxidative stress after being exposed to petrol-fueled engine exhaust. The purpose of this study was to determine the effect of cowpea extract on SOD serum in Wistar rat after being exposed to petrol-fueled engine exhaust. This study use post test only control group design. Thirty six male wistar rats were randomly selected and divided into nine groups, consisted of control negative group (N), normal + oxygen (N+O4), normal + cowpea extract (N+G), wistar rat with 2, 3, and 4 minutes exposure + oxygen without cowpea extract (
Retinol is one of the active forms of vitamin A. In the previous study, it was known that retinol level in serum of DM patient waslower than in healthy people, which correlated with an increase of the glucose levels in these patients. The importance of retinol in insulinsignaling mechanisms that play a role in the pathogenesis of DM is still unknown. One of the components that play a role in insulinsignaling on adipocytes is phosphatidylinositol-3 kinase (PI3K), which encourages the translocation of glucose transporter-4 (GLUT4) tothe cell surface. The aim of this study was to know the importance of retinol therapy in the levels of PI3K enzyme on visceral adipocyteculture with high glucose exposure (25 mM) as a model of DM in vitro by determination method. Retinol therapy was given at a doseof 0.1 μM, 1 μM , and 10 μM. Measurement of PI3K level was done by ELISA method. The mean (SD) levels of PI3K enzyme were 1.91(0.27), 0.94 (0.15), 1.98 (0.22), 1.69 (0.81), 2.04 (0.16) ng/mL respectively, for adipocyte cultures exposed to 5mM glucose (as aphysiological condition), 25mM glucose, and 25mM glucose concentration with doses of retinol therapy 0.1 μM, 1 μM and10 μM. Theresults of this study indicated that high glucose exposure (25 mM) decreased the level of PI3K compared with adipocyte’s culture on5 mM glucose exposure. Retinol therapy with a dose of 0.1μM, 1μM and10 μM on adipocyte culture exposed with high glucose couldincrease the levels of PI3K.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.