This research aims to investigate the effect of family-owned companies, family aligned board and political connection to the implementation of firm's corporate governance. It is argued that family -owned companies selects a board based on family relationship to protect their interest and decides that the policy maximizes their wealth. This will affect the implementation of good corporate governance mechanism. The samples are non-financial companies for the year of 2012. The results demonstrate that family ownership has a positive effect to the family aligned board and has a negative effect to the implementation of good corporate governance. Furthermore, the political connection does not have a negative effect to the implementation of good corporate governance.
Forest conversion is the root of the problem that can hamper investment, state revenue, and potentially cause state losses. The purpose of this study was to analyze forest conversion in the upstream oil and gas industry area and the factors that influence forest conversion in the upstream oil and gas industry area based on spatial analysis. This study used systematic sampling with the point grid method measuring 1 kilometers * 1 kilometers. Rokan Block had 5,125 sampling points. This study used raster-based GIS analysis and logistic regression with the Wald Test. The results of the study showed that the Rokan Block Area experienced a fairly severe forest conversion in 2000-2014 influenced by the total population and The 1986 TGHK. The novelty of this study is that the active role of communities around the forests that still upholds the concern for the forest must be preserved, because they will be the front guard in securing forest encroachment, and upstream oil and gas industry are not the main economic activities that cause forest conversion
Tingginya laju deforestasi hutan memang menjadi permasalah utama ekologi yang dihadapi oleh dunia pada saat ini. Perubahan iklim dan juga kehilangan ke-anekaragaman hayati merupakan dua masalah ekologi utama yang dihadapi dunia pada saat ini (Skogen et al., 2018). Le Quéré et al (2018) menyebut bahwa 25% permasalahan ekologi dunia tersebut disebabkan oleh deforestasi dan perubahan penggunaan lahan. Indonesia yang dulu dikenal sebagai “zamrud khatulistiwa†merupakan negara yang juga menghadapi tantangan deforetasi hutan. Hidayat et al (2019) menyatakan bahwa hutan memegang empat fungsi sekaligus yaitu fungsi ekologi, ekonomi, sosial dan estetika. Secara ekologis, hutan merupakan satu kesatuan ekosistem yang memegang peranan yang sangat penting untuk menjaga tata lingkungan seperti mengatur tata air, kesuburan tanah dan juga udara. Secara ekonomi, hutan memang memiliki nilai guna langsung seperti pada nilai lahan, penghasil komoditas kayu yang bisa di jual dan sumber mata pencaharian. Bagi masyarakat di sekitar hutan, hutan memegang peranan penting dalam kehidupan sosial mereka yang dianggap sebagai milik bersama yang harus dijaga. Hutan juga bisa dijadikan tempat wisata dikarenakan fungsi estetikanya. Konsep ketahanan sosial yang dimaksudkan dalam buku ini mengacu kepada konsep yang diungkapkan oleh Webersik (2010). Ketahanan sosial menurut Webersik (2010) adalah kemampuan masyarakat untuk beradaptasi terhadap tekanan eksternal ataupun perubahan lingkungan. Ketahanan sosial masyarakat sangat bergantung kepada interaksi faktor sosial dan faktor ekonomi yang kompleks, sehingga interaksi faktor tersebut dapat menjadi modal sosial untuk menjamin kondisi masyarakat tetap bertahan dari tekanan lingkungan. Ketahanan sosial dapat dicapai dengan dua kebijakan yaitu pemberdayaan masyarakat dan juga pemberian akses kepada sumber daya seperti kebijakan hutan kemasyarakatan dan Perhutanan Sosial (PS) (Ireson et al., 2003). Harapan dari kebijakan pemberdayaan ini adalah agar masyarakat tersebut dapat beradaptasi dengan perubahan sumber daya hutan dan lingkungan dengan meningkatkan ketahanan sosial mereka. Deforestasi merupakan tantangan tersendiri bagi Indonesia. Pada buku ini Herman Hidayat berusaha menggambarkan tentang kebijakan pemerintah dan juga stakeholder lainnya, dalam memberdayakan komunitas masyarakat yang ada di sekitar hutan untuk dapat memiliki ketahanan sosial dan juga ekonomi. Sebagai gambaran umum terdapat delapan bagian dalam buku ini yang di awali oleh pengantar yang menjelaskan mengenai benang merah antara deforestasi, kemiskinan dan ketahanan sosial. Selanjutnya terdapat 4 bagian dari buku yang membahas mengenai deforestasi yang berdampak buruk bagi ekologi dan juga ketahanan sosial masyarakat sekitar hutan. Selain 4 bagian tersebut, terdapat 1 bagian buku yang masing-masing bagiannya membahas mengenai keberhasilan program pemberdayaan masyarakat di sekitar hutan dan sebaliknya. Pada bagian lain juga dipaparkan mengenai ketidakberhasilan program pemberdayaan yang diakibatkan oleh faktor ekonomi. Secara khusus, terdapat bagian dalam buku ini yang membahas penegakan hukum terhadap deforestasi yang terjadi terkait dengan kegiatan perkebunan kelapa sawit dan juga Hutan Tanaman Industri (HTI).
Kota Pekalongan terkenal dengan julukan kota batik dan juga terkenal dengan nuansa religiusnya karena mayoritas penduduknya memeluk agama Islam. Dengan batik dan religiusitas di kota Pekalongan menggerakkan Asosiasi Aksi Muda dalam pemberdayakan umat melalui kegiatan kewirausahaan, salah satu bentuk wirausahanya adalah membuat kaligrafi. Akan tetapi perkembangan kaligrafi ini mengalami beberapa kendala diantaranya 1) Belum diterapkannya praktik bisnis Islam, 2) Belum adanya produk ciri khas kaligrafi, 3) Rendahnya produktifitas produksi dan 4) Perlunya manajemen pemasaran. Solusi yang ditawarkan adalah Batik dakwah project, yang diharapkan dapat membantu menyelesaikan permasalahan mitra tersebut. Metode pendekatan yang digunakan untuk pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat adalah metode pemberdayaan masyarakat partisipatif atau Participatory Rural Apraissal (PRA). Dengan kondisi seperti tersebut diatas, maka program yang kami usulkan adalah, Program kreatifitas batik, dengan judul tema PKM Batik Dakwah berupa: Kelas project 1 yang menanamkan keilmuwan dan praktek etika bisnis Islam. Kelas project 2 menumbuhkan kecintaan kepada motif batik pekalongan Kelas project 3 menciptakan inovasi produk yang belum pernah ada dengan mengedepankan keberkahan produk Kelas project 4 pemahaman tentang persaingan usaha dan pembuatan digital marketing berupa instagram. Produk yang dihasilkan berupa Kaligrafi yang dipadukan dengan ukiran batik khas pekalongan, dan terdapat peningkatan omset bagi mitra binaan. Kata kunci : Kaligrafi, Batik dakwah, Pemasaran dan Produksi. 1. PENDAHULUAN a. Latar belakang Kota Pekalongan adalah salah satu kota di pesisir pantai utara Provinsi Jawa Tengah. Kota ini berbatasan dengan Laut Jawa di utara, Kabupaten Pekalongan di sebelah selatan dan barat dan Kabupaten Batang di timur. Kota Pekalongan terdiri atas 4 kecamatan, yakni
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.