-This research aims to determine the facies and diagenetic level of limestone of the Upper Cibulakan and Parigi Formations, and also aims to determine the structural correlation between surface and subsurface limestones. Based on thin section analyses taken from the core and outcrop samples, there are four types of lithofacies on the Upper Cibulakan Formation, i.e. mudstone-wackestone, wackestone-packstone, packstone-grainstone, and grainstone facies, and also four types of lithofacies on the Parigi Limestone Formation, i.e. mudstone-wackestone, wackestonepackstone, packstone-grainstone, and lower mudstone-wackestone facies. The analysis of surface and subsurface limestone facies of the Upper Cibulakan and Parigi Formations led to the knowledge of the proportionality and variation of the limestone characteristics on both positions. Limestone of the Upper Cibulakan Formation was deposited locally and discontinuously, whilst the Parigi Formation limestone was deposited evenly and continuously. The structural correlation between the surface and subsurface limestone indicates that these formations were uplifted/ exposed due to a local force, likely caused by the intrusion of igneous rocks, as happened in the Kromong Complex. The presence of residual hydrocarbon on the surface of the limestone samples suggests the possibility of potential hydrocarbon trapped in the limestone beneath the surface.
Resiko geologi adalah resiko yang terjadi akibat terjadinya proses geologi, atau disebut bencana geologi, seperti gempa bumi, longsoran, banjir, dan erupsi gunung api. Bencana ini dapat melanda permukaan bumi dan mengakibatkan efek kerugian yang tidak kecil, mulai dari lingkungan, aktivitas masyarakat di daerah tersebut, maupun dampak terhadap masyarakat itu sendiri. Saat ini Indonesia sedang beruntun dilanda bencana geologi, seperti tanah longsor, banjir, gempa bumi, erupsi gunung api, dan tsunami. Data statistik menunjukkan adanya peningkatan terjadinya bencana tersebut. Oleh karena itu, diperlukan suatu pemahaman usaha mitigasi bencana, baik sebelum, sedang terjadi atau sesudah terjadinya bencana, termasuk pengetahuan mengenai proses yang menyebabkan terjadinya bencana geologi tersebut. Fokus kegiatan PkM adalah memberikan sosialisasi mengenai kondisi geologi dan potensi bencana geologi yang dapat terjadi di wilayah Ciracas-Jagakarsa-Pamulang, serta usaha mitigasi penanggulangan bencana yang dibutuhkan. Sosialisasi diberikan kepada siswa dan guru SMP Al-Azhar 19 Cibubur, Jakarta Timur. Penyampaian kegiatan sosialisasi dilakukan secara virtual menggunakan aplikasi zoom meeting dan ditindaklanjuti dengan melakukan verifikasi ke lapangan untuk mengidentifikasi potensi bencana di daerah ini. Pelaksanaan program ini telah meningkatkan pengetahuan peserta PkM dalam mengetahui jenis bencana dan mitigasi yang tepat untuk setiap bencana geologi yang berpotensi terjadi di daerah penyelenggaraan PkM.
Tujuan studi ini untuk membuktikan keberadaan Paulus dalam Roma 7:13-25. Keberadaan Paulus merupakan suatu topik yang diperdebatkan sepanjang sejarah gereja yang menghasilkan beragam pendapat. Dalam perjalanannya sampai sekarang belum ada kesepakatan mengenai keberadaan Paulus tersebut. Perdebatan mengenai keberadaan Paulus menghasilkan empat pandangan dasar yaitu pertama Paulus Sendiri, kedua Adam, ketiga Orang Israel di bawah Taurat, keempat Orang-orang Kristen, dalam penelitian ini penulis ingin mendalami kemungkinan yang paling tepat yaitu pandangan yang pertama. Namun dalam pendapat yang pertama ini juga ada dua pandangan, apakah Paulus yang berjuang menghadapi keinginan daging tersebut ketika ia sebelum percaya atau sesudah percaya? Dalam tulisan ini penulis menggunakan analisis eksegesis untuk membuktikan keberadaan Paulus sesuai dengan konteks dari Roma 7:13-25.
<p><strong>ABSTRAK</strong></p><p>Ketersediaan bahan bakar fosil yang semakin langka berakibat pada kenaikan harga BBM, oleh karena itu diperlukan suatu energi alternatif untuk mengurangi penggunaan bahan bakar minyak. Salah satu energi alternatif tersebut yaitu dengan penggunaan energi biomassa. Dalam penelitian ini biomassa yang digunakan adalah ampas kelapa. Tujuan dalam penelitian ini yaitu memanfaatkan ampas kelapa secara optimal dengan memfokuskan pada uji kualitas kadar air briket berbahan arang ampas kelapa. Penelitian ini menggunakan sampel barupa arang ampas kelapa dengan prosedur kerja meliputi proses pengeringan ampas kelapa, kemudian proses karbonisasi, penggilingan dan penyaringan, pencampuran bahan perekat, pencetakan dan pengeringan dengan menggunakan oven dengan suhu 100<sup>o</sup>C<strong><em>,</em></strong> dan penentuan mutu briket berdasarkan kadar airnya. Kadar air mempunyai peran besar terhadap mutu suatu produk. Nilai kadar air rata-rata yang diperoleh pada penelitian ini nilai di bawah 8 % pada sampel nomor 1, 2 dan 3 yang memiliki nilai kadar air berkisar antara 4% - 6%, berdasarkan nilai kadar air ini sehingga dapat diketahui bahwa kuliatas briket yang di hasilkan memiliki kualitas yang bagus, briket dengan kadar air di bawah 8%. Sedangkan untuk sampel nomor 4,5 dan 6 memiliki nilai kadar air yang berkisar antara 9% - 13 %, berdasarkan nilai kadar air yang diperoleh, maka dapat di identifikasi bahwa briket nomor 4, 5 dan 6 memiliki kualitas yang kurang bagus. Briket dengan kadar air tinggi agak sulit utuk dinyalakan, hal ini berakibat akan menghambat proses pembakaran.</p><p> </p>
The fluvial deltaic VICO's Reservoirs are located in the eastern part of Kutai Basin, Indonesia, being Badak one of their biggest and most prolific Fields that has been producing gas for more than 35 years. Badak, the first gas field discovered in the Basin, presents the concentrations of hydrocarbon in fluvial sediments, mainly in channels and bars deposits. These bodies are distributed through a vertical interval of thousands feet over various areas of the structure. At present, we face the challenge of developing the remaining gas reserves in these low permeability deep reservoirs. These reservoirs locally known as G and H levels are at depths between 11,000ft to 13,000ft. During last couples of years considerable efforts have been done on developing fluvial facies model based on sedimentary environment and core data. The key factor, for better understanding the potential areas was an integrated 3D Model including also a detailed petrophysical analysis. Based on core data cut-off values of porosity, permeability and water saturation were calculated and used for selection of the best well candidates, with the higher flow rates. The same cut-off values were applied in the 3D model in order to identify and characterize the main productive areas with high storage and flow capacity. The 3D model helped to understand the areal and vertical distribution of these petrophysical properties as well as porosity and water saturation. As a result, confident locations for development of these low permeability reservoirs can be presented in order to increase the current recovery factor. Right applications of a reliable 3D model allows to identify of best areas and potential reservoir characteristics from limited quantity of data, obtainable from conventional cores and well logs to maximize the success of the project. Drilling in these reservoirs already contributed with 30 MMCFD of gas equivalent to 30% of field production.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.