ABSTRAKMedia sosial belakangan ini menjadi fenomena media baru yang digemari oleh masyarakat Indonesia, khususnya kaum remaja hingga dewasa. Karakteristik media sosial yang bersifat maya sering menghasilkan fenomena yang booming di kalangan penggunanya bahkan khalayak luas. Peneliti tertarik untuk membahas fenomena meme dalam media sosial Instagram. Penelitian ini bersiat kualitatif dengan studi etnografi virtual. Informan dalam penelitian ini adalah pengguna Instagram yang melakukan aktivitas posting meme menggunakan foto selfie dirinya. Hasil penelitian menunjukkan ada lima motif yang melatarbelakangi pengguna Instagram dalam melakukan aktivitas posting meme, yakni motif ingin tahu, motif menghibur, motif cinta, motif ekspresi, dan motif harga diri. Selain itu, dalam memaknai aktivitas posting meme yang dilakukan oleh pengguna Instagram, peneliti menemukan tiga poin utama, yaitu merasa diperhatikan followers, merasa memberikan informasi pada followers, serta mendapatkan pengalaman baru. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa meme merupakan salah satu fenomena penyampaian pesan dalam bentuk baru dengan menggabungkan bahasa verbal dengan komunikasi nonverbal (ekspresi). PENDAHULUANEra perkembangan teknologi informasi ternyata memiliki dampak terhadap kehidupan manusia. Perkem bangan teknologi informasi semakin mempermudah khalayak dalam men cari dan mendapatkan informasi menggunakan perangkat elektronik yang dimiliki, seperti komputer atau mobile phone. Akan tetapi, dari perkembangan teknologi ini ada dampak yang ditim bulkan. Dampak perkembangan tek no logi informasi dan komunikasi ini membentuk sebuah era digital. Informasi dan pesan semakin mudah diakses karena tersedia dalam bentuk
ABSTRAKPenelitian yang berjudul 'Penggunaan Akun Instagram sebagai Media Informasi Wisata Kuliner' bertujuan untuk mengetahui penggunaan akun Instagram @Kulinerbandung oleh followers-nya dalam menjadikan akun tersebut sebagai informasi kuliner berdasarkan respons kognitif, afektif dan behavioral menurut Steven M. Chaffee. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode yang dilakukan adalah virtual etnografi. Kajian virtual etnografi ini adalah sebuah pola pendekatan penelitian terhadap Internet yang dilakukan tergantung bagaimana individu itu menanggapinya. Budaya yang terdapat di dalam sebuah Internet bisa diperluas dengan menggunakan perspektif etnografi melalui konstusi teknologi dalam konteks fenomena sosial budaya yang terkandung didalamnya. Fokus penelitian ini adalah untuk melihat bagaimana hasil atau perubahan respons kognitif, afektif dan behavioral dalam penggunaan akun Instagram @Kulinerbandung oleh followers-nya. Teknik pengumpulan data yang digunakan ialah wawancara offline dan online secara mendalam, observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian ini adalah adanya perubahan dalam respons kognitif yaitu followers mendapatkan informasi dan manfaat yang didapatkan dari akun @Kulinerbandung. Setelah mendapatkan informasi dan manfaat, followers juga mengalami respons afektif yaitu adanya perubahan emosi atau perasaan setelah melihat postingan akun @Kulinerbandung, setelah merasakan respons afektif, munculah sebuah respons behavioral yaitu adanya tindakan berwisata kuliner dan memberikan informasi kembali setelah melihat postingan akun @Kulinerbandung. ABSTRACTThe study, entitled 'The Uses Of Instagram As Informative Media For Culinary Tour have a purpose to ascertain the uses of Instagram account @Kulinerbandung by his followers in making these accounts as culinary information based on the responsse of cognitive, affective and behavioral according Steven M. Chaffee. This study, use a qualitative approach with methods that do are virtual ethnography. This study is a pattern of research approaches to the Internet that is done depending on how the individual individual responds. Culture that exists in an internet can be used by using ethnography perspective through technological constancy in context of social culture phenomenon contained in it. The focus of this study is to see how the results or changes in responsse to cognitive, affective and behavioral in the uses of Instagram account @Kulinerbandung by his followers. The data collected by using the offline and online in depth interviews, observation and documentation. Results of this study was the change in cognitive responsses that followers get information and benefits of @Kulinerbandung account. After getting the information and benefits, followers are also experiencing affective responsses are the change in emotions or feelings after viewing messages of @Kulinerbandung account, after feeling affective responsses, there are apear a behavioral responsse that is the act of a culinary tour, and provide information back after seeing the post...
This study aims to determine and analyze the effect of social media marketing on brand equity Jenius. This study uses independent variables is social media marketing and dependent variable is brand equity. This study uses a quantitative method with a type of quasi-experimental research. In this study the authors determined the sample using probability sampling techniques, with respondents as many as 100 people. The data analysis technique used by the writer is descriptive data analysis, normality test, simple linear regression test, determination coefficient and hypothesis test.Based on the results of hypothesis testing using the t-test, the results show that social media marketing has an influence on Jenius brand equity. This is evidenced by tcount (6,728)> ttable (1,660). Based on the coefficient of determination, it is found that social media marketing has an influence of 31.6% on Jenius brand equity.
Apabila positioning suatu partai politik telah dianggap tepat sasaran, tentu target pasar yang dibidik oleh partai politik tersebut merasa mengenal atau sadar akan hadirnya partai politik tersebut, terlebih apabila partai politik tersebut baru berdiri sehingga memunculkan brand awareness terhadap partai politik tersebut. Salah satu partai politik baru yang bersaing pada Pemilihan Umum 2019 yaitu Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Sebagai partai peserta baru pada Pemilihan Umum 2019, PSI berusaha untuk membentuk positioning pada benak khalayak sebagai partai milenial. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui positioning PSI yang diukur dari dimensi-dimensi positioning, yaitu dari points of difference dan points of parity yang memiliki pengaruh terhadap brand awareness yang diukur dari tingkatannya, yaitu brand unaware, brand recognition, brand recall, serta top of mind pada pemilih pemula di Jawa Barat. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian inferensial. Data dari penelitian ini disebar melalui koesioner online. Teknik sampling dari penelitian ini adalah probability sampling dengan metode simple random sampling. Data dianalisis menggunakan uji regresi linier sederhana melalui SPSS IBM versi22. Dari hasil analisis data yang telah dilakukan menunjukan bahwa positioning PSI (X) berpengaruh secara signifikan terhadap brand awareness sebesar 0,44 atau 44% sedangkan 56% faktor lainnya tidak dijelaskan dalam penelitian ini.
Instagram is a place and place that is widely used by young people to adults. There is a rapid increase in Instagram followers since the grand opening, the authors are interested in seeing whether there is an impact of electronic word of mouth on Instagram social media on brand awareness of shoppers at the West Side Cafe, and how much influence electronic word of mouth on Instagram has on consumer brand awareness. West Side Cafe to find out and how big the "Effect of electronic word of mouth on the West Side Cafe Account on Instagram on Consumer Brand Awareness" is a quantitative research strategy. This test uses quantitative research so that it can be seen the relationship between the two elements, namely specific electronic word of mouth on brand awareness. The result of the simple linear regression test obtained from processing information with the help of SPSS 25 is 1.109. So the results of this information can explain if the variable electronic word of mouth is considered constant (0), brand awareness is 1.109. While the regression coefficient on the electronic word of mouth variable is 1.216. The results obtained in processing information the coefficient of determination is 66%. After being assisted by SPSS 25, it can be said that there is an effect of electronic word of mouth on coffee brand awareness on the west side because the t count value is 26,892 and this result is more prominent than the t table worth 1,966 with an importance level of 0.000 < 0.05 then H0 is rejected and Ha is accepted. . So, the final result of the study describes that electronic word of mouth has a significant effect on brand awareness of the West Side Cafe.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.