This research is motivated by the presence of nyimur traditions in the community life of the native village of Kasepuhan Ciptagelar, South Sukabumi, Indonesia. This tradition is held every year and is believed to be a healing ceremony and refusing bad luck so that the life of a child in the future will be physically and mentally healthy. This study attempts to investigate the procession of nyimur traditional ceremony. This study was conducted using a descriptive-analytical study. The data were collected using interview techniques. The findings showed that nyimur tradition existed in Kasepuhan Ciptagelar and had certain procedures and functions of the tradition. The study also investigated the knowledge of the indigenous people of Kasepuhan Ciptagelar about the tradition of nyimur and its relationship to the healing/refusing bad luck method in the traditional knowledge system of Kasepuhan Ciptagelar Indigenous Peoples since hundreds of years ago. It can be concluded that this tradition is included in the community's knowledge system that should be maintained since it includes human knowledge, especially the community of Kasepuhan Ciptagelar regarding matters or elements used in their lives.
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pentingnya menanamkan nilai-nilai pendidikan karakter pada peserta didik, khususnya yang ada pada buku teks pelajaran bahasa Sunda tingkat SMA/SMK/MA/MAK sederajat. Oleh sebab itu, nilai-nilai pendidikan karakter tersebut penting untuk diteliti lebih lanjut, agar dapat dijadikan suatu model dalam penerapan nilai-nilai pendidikan karakter di kalangan generasi milenial yang berbasis kearifan lokal. Berdasarkan pada latar belakang tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan nilai-nilai pendidikan karakter yang terdapat dalam buku teks Panggelar Basa Sunda untuk siswa SMA/SMK/MA/MAK kelas X. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif. Adapun teknik yang digunakan adalah teknik studi pustaka. Sumber data penelitian yaitu buku teks pelajaran bahasa Sunda yang berjudul Panggelar Basa Sunda pikeun Murid SMA/SMK/MA/MAK Kelas X Kurikulum 2013 Revisi 2017, sedangkan data penelitiannya yaitu 18 nilai-nilai pendidikan karakter yang terdapat dalam isi buku teks tersebut. Setelah dianalisis, dalam buku teks Panggelar Basa Sunda ditemukan 16 nilai-nilai pendidikan karakter pada bagian petunjuk pembelajaran, wacana/teks, dan juga soal/evaluasi. Semua nilai-nilai pendidikan karakter yang ditemukan pada bagian-bagian buku teks tersebut, meliputi: religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab.
This research is motivated by the assumption that the Sundanese leadership is still weak, whereas in history recorded the names of great Sundanese leaders and can be used as example for others, such as Prabu Wangi, Niskala Wastu Kancana, and Sri Baduga Maharaja. Likewise in works of fiction, one of which is the main character in the historical novel Mantri Jero. The theories used in this study are Robert Stanton's structural theory, Sundanese leadership theory based on the ancient Sundanese manuscript Sanghyang Siksa Kandang Karesian, and the etnopedagogy theory of R. Hidayat Suryalaga's delay. This study aims to analyze and describe: 1) the story structure of the historical novel Mantri Jero, 2) the characteristics of Sundanese leadership in the historical novel Mantri Jero, and 3) the value of ethnopedagogy in the historical novel Mantri Jero by R. Memed Sastrahadiprawira. The data source of this research is the historical novel Mantri Jero by R. Memed Sastrahadiprawira. The methods and techniques used in this research are descriptive methods, literature review techniques, and documentary studies, while the way to analyze them is using a qualitative approach. The instrument used was divided into two, namely the instrument for collecting data (checklist of source books) and the instrument for processing data (data cards). The results of this study indicate that the historical novel Mantri Jero has a complete story structure, good Sundanese leadership characteristics, and ethnopedagogic values grouped from the characteristics of good Sundanese leadership. AbstrakPenelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya anggapan yang menyebutkan bahwa kepemimpinan orang Sunda masih lemah, padahal dalam sejarah dicatat nama-nama pemimpin Sunda yang hebat dan bisa dijadikan contoh untuk yang lainnya, seperti Prabu Wangi, Niskala Wastu Kancana, dan Sri Baduga Maharaja. Demikian juga dalam karya fiksi, salah satunya yaitu tokoh utama dalam novel sejarah Mantri Jero. Teori yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu teori struktural Robert Stanton, teori tata krama kepemimpinan Sunda berdasarkan naskah Sunda kuno Sanghyang Siksa Kandang Karesian, dan teori etnopedagogi kesundaan R. Hidayat Suryalaga. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mendeskripsikan: 1) struktur cerita novel sejarah Mantri Jero, 2) karakteristik kepemimpinan Sunda dalam novel sejarah Mantri Jero, dan 3) nilai etnopedagogi dalam novel sejarah Mantri Jero karya R. Memed Sastrahadiprawira. Sumber data penelitian ini, yaitu novel sejarah Mantri Jero karya R. Memed Sastrahadiprawira. Metode dan teknik yang dipakai dalam penelitian ini, yaitu metode deskriptif, teknik telaah pustaka, dan studi dokumentasi, sedangkan cara menganalisisnya menggunakan pendekatan kualitatif. Instrumen yang digunakan terbagi dua, yaitu instrumen untuk mengumpulkan data (ceklis buku sumber) dan instrumen untuk mengolah data (kartu data). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam novel sejarah Mantri Jero terdapat karakteristik kepemimpinan Sunda yang ada pada diri Yogaswara selaku tokoh utamanya. Karakter-karakter tersebut yaitu parigeuing, dasa pasanta, pangimbuhning twah, dan opat panyaraman. Dengan begitu dapat disimpulkan bahwa novel sejarah Mantri Jero mempunyai struktur cerita yang lengkap, karakteristik kepemimpinan Sunda yang baik, dan nilai-nilai etnopedagogi yang dikelompokkan dari karakteristik kepemimpinan Sunda yang bagus.
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh ditemukannya jejak kolonial pada<strong> </strong>wawacan Regen Boncel bupati Caringin yang merupakan karya sastra Sunda klasik. Dalam wawacan ini diceritakan seorang tokoh bernama Boncel yang asalnya hidup sengsara, tetapi karena dipercaya dan diangkat anak oleh Tuan Asisten Residen, akhirnya dia bisa menjadi seorang bupati di Caringin. Namun, karena durhaka pada ibunya, di akhir kisah hidupnya, Si Boncel menjadi celaka dan sengsara. Secara deksriptif-kualitatif, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan struktur formal, struktur naratif, dan unsur poskolonial (mimikri, hipokritas, hibriditas, dan ambivalensi) yang terdapat dalam wawacan Regen Boncel Bupati Caringin karya H.S. Ranggawaluja. Hasilnya dapat disimpulkan bahwa struktur yang terdapat dalam wawacan tersebut sudah lengkap, yang meliputi struktur formal (guru lagu dan guru wilangan, watak pupuh, dan sasmita pupuh), struktur naratif (alur, motif cerita, pelaku, latar, dan tema). Selanjutnya, dalam wawacan ini juga ditemukan adanya unsur poskolonial yang meliputi mimikri, hipokritas, hibriditas, dan ambivalensi.
Latar belakang penelitian ini adalah masih lemahnya keterampilan berbicara mahasiswa dalam bahasa Sunda. Untuk meningkatkan keterampilan berbicara dalam bahasa Sunda dapat dipelajari secara khusus dalam perkuliahan Monolog. Salah satu teknik dalam pembelajaran berbicara yang digunakan dalam perkuliahan Monolog adalah teknik berpidato. Sekaitan dengan latar belakang tersebut tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan mahasiswa dalam berbicara setelah menggunakan teknik berpidato. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kuantitatif. Metode penelitiannya menggunakan metode deskriptif analitik. Teknik pengumpulan datanya menggunakan teknik tes. Data yang diolah adalah skor tes kemampuan berbicara responden sebelum dan sesudah menggunakan teknik berpidato. Aspek-aspek kemampuan berbicara yang dinilai meliputi 1) struktur isi pembicaraan, 2) ekspresi, 3) bahasa yang digunakan, dan 4) kesesuaian antara topik dengan isi pembicaraan. Adapun yang menjadi respondennya adalah mahasiswa Departemen Pendidikan Bahasa Sunda FPBS UPI Semester IV Angkatan 2018 yang sedang mengikuti perkuliahan Monolog. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan bahwa kemampuan berbicara mahasiswa sebelum menggunakan teknik berpidato (pre-test) masih rendah rata-rata 3.03 dan sesudah menggunakan teknik berpidato (post-test) meningkat rata-rata 3,45. Diperoleh peningkatan kemampuan berbicara sebelum dan sesudah menggunakan teknik berpidato sebesar 0,42.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.