Penelitian ini dilakukan untuk menghasilkan produk berupa Video Animasi Terhadap Pengetahuan Konsep Pola Anak Usia 5-6 Tahun. Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (Research and Development).Hasil dari penelitian dan pengembangan ini mengacu pada langkah yang dikemukakan oleh Sugiyono (2016); 1) potensi dan masalah. 2) pengumpulan data dan informasi. 3) desain produk. 4) validasi produk; (a) uji ahli materi; (b) uji ahli media. 5) revisi produk; (a) teknik pengumpulan data; (b) observasi; (c) angket; (d) dokumentasi. Kelayakan video animasi Rata-rata penilaian validator ahli materi mendapatkan presentase kelayakan sebesar 82,2% sehingga penilaian yang dicapai validator ahli materi mendapatkan kategori “Sangat Layak”. Sedangkan rata-rata penilaian validator ahli media mendapatkan presentase kelayakan sebesar 79%, sehingga penilaian yang dicapai dari validator ahli media mendapatkan kategori “Layak”. Kemudian hasil rata-rata penilaian dari 5 guru masing-masing mendapat presentase kelayakan sebesar 88,4%, 85,6%, 82,8%, 85,6%, dan 82,8% dengan rata-rata keseluruhan dari 5 guru keteria presentase kelayakan 85,04% dari persentase penilaian ke 5 guru mendapatkan kategori “Sangat Layak”.Berdasarkan hasil uji validasi yang diperoleh maka video animasi layak digunakan dalam kegiatan pembelajaran konsep pola anak usia 5-6 tahun.
Aspek perilaku kemandirian pada anak tidak hanya untuk kehidupan anak usia dini pada saat ini saja, tetapi juga berdampak bagi masa depan anak ketika sudah dewasa. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengukuran tingkat kemandirian anak sejak usia dini agar guru dapat mengetahui tingkat perkembangan kemandirian anak didiknya dan dapat melakukan kegiatan pembelajaran yang dapat memperbaiki dan meningkatkan kemandirian anak di sekolah. Jenis penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif kuantitatif untuk memperoleh gambaran kemandirian anak usia 5-6 tahun di TK Pertiwi Provinsi Riau dengan jumlah 7 indikator kemandirian anak usia dini. Subjek dalam penelitian ini adalah anak usia 5-6 tahun sebanyak 36 anak. Data yang diperoleh lalu dianalisis dengan menggunakan rumus persentase deskriptif. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan, peneliti dapat menyimpulkan bahwa secara umum kemandirian anak usia 5-6 tahun di TK Pertiwi Provinsi Riau berada dalam kategori mulai berkembang. Secara khusus, dilihat dari masing-masing indikator, diketahui bahwa kemandirian anak usia 5-6 tahun di TK Pertiwi Provinsi Riau diperoleh hasil sebagai berikut: 1) kemampuan fisik berada pada kriteria berkembang sesuai harapan, 2) percaya diri berada pada kriteria mulai berkembang, 3) bertanggung jawab berada pada kriteria mulai berkembang, 4) disiplin berada pada kriteria mulai berkembang, 5) pandai bergaul berada pada kriteria mulai berkembang, 6) saling berbagi berada pada kriteria mulai berkembang, 7) mengendalikan emosi berada pada kriteria mulai berkembang.
Asesmen perkembangan anak usia dini merupakan kegiatan yang penting dilakukan untuk mengumpulkan dan menganalisis data mengenai perkembangan anak yang selanjutnya akan digunakan untuk kebutuhan pembelajaran di PAUD. Pendidik PAUD yang berlatar belakang pendidikan S1 wajib memiliki kompetensi pedagogis dalam melaksanakan kegiatan asesmen ini.Namun pada kenyataannya masih terdapat kelemahan dari segi pengetahuan dan pelaksanaan asesmen dari pihak pendidik maupun lembaga PAUD. Untuk itu penelitian ini dilaksanakan dengan tujuanmemetakan permasalahan-permasalahan dalam pelaksanaan asesmen perkembangan anak usia dini di Kota Pekanbaru, dan kemudian diperoleh hasil sebagai berikut: 1) kemampuan pendidik PAUD dalam mencatat kejadian di kelas atau perilaku anak secara rinci tergolong rendah (56,6%), 2) dukungan lembaga PAUD terhadap pelaksanaan asesmen perkembangan anak usia dini tergolong rendah bila dibandingkan dengan aspek lainnya (60,3%), terutama dalam menyediakan format khusus asesmen dan memberi arahan mengenai cara melakukan penilaian perkembangan anak bagi pendidik, 3) masih ada pengelola PAUD yang tidak memahami pelaksanaan asesmen perkembangan anak usia dini sehingga tidak mendorong dan mengevaluasi kinerja pendidik dalam mengases anak di lembaga PAUD. Berdasarkan hasil pemetaan tersebut perlu dilakukan pelatihan asesmen bagi para pendidik PAUD, juga monitoring dan evaluasi oleh pengelola PAUD untuk meningkatkan kualitas asesmen perkembangan anak usia dini.
ABSTRACT Parents and early childhood educators still find it difficult to find ways to self-identify children's motor development, there needs to be innovation that measures motoric development can be easily used by parents The purpose of this study is to identify indicators of motor development in early childhood, make measuring instruments, and create a web-based measurement application. This Research and Development methodology uses mix method data analysis. This research is located in Indonesia with a sample of 590 participants. The results of the study show that valid and reliable measurement instruments for motoric development from the results of testing as many as 97 indicators are considered high value. Applications made by Information Technology experts to produce a systematic performance measurement system, making it easier for users, teachers / parents who are famous to get the results of the examination quickly and accurately. The implications of research are expected to be able to build a measuring device with the application of technology that is more developed in aspects of child development in addition to motor development, to become a facility for assessing early childhood development that makes it easier for educators to use it. Keywords: Early Childhood, Motoric Development, Web Based Application Instrument. REFERENCES Ali, A. (2012). Persepsi guru terhadap penggunaan kurikulum berasaskan bermain bagi aspek perkembangan bahasa dan literasi murid prasekolah. Malay Language Education Journal (MyLEJ), 2(1). Retrieved from https://www.researchgate.net/publication/327953978 Azwar, S. (2014). Reliabilitas dan Validitas Edisi 4. yogyakarta: Pustaka Pelajar. Barnett, L. M., Stodden, D., Miller, A. D., Cohen, K. E., Smith, J. J., Dudley, D., … Morgan, P. J. (2016). Fundamental Movement Skills : An Important Focus Only Leads to a Limited Number, 219–225. Cairney, J., Clark, H. J., James, M. E., Mitchell, D., Dudley, D. A., & Kriellaars, D. (2018). The Preschool Physical Literacy Assessment Tool : Testing a New Physical Literacy Tool for the Early Years, 6(June), 1–9. https://doi.org/10.3389/fped.2018.00138 Carson, H. J., Collins, D., & Carson, H. J. (2016). The fourth dimension : A motoric perspective on the anxiety – performance relationship The fourth dimension : A motoric perspective on the anxiety – performance relationship, 9858(February), 0–21. https://doi.org/10.1080/1750984X.2015.1072231 Griffiths, A., Toovey, R., Morgan, P. E., Spittle, A. J., & Pe, M. (2018). Psychometric properties of gross motor assessment tools for children : a systematic review, 1–14. https://doi.org/10.1136/bmjopen-2018-021734 Hasnida. (2014). Analisis Kebutuhan Anak Usia Dini. Jakarta: Luxima. Helmawati. (2015). Mengenal dan Memahami PAUD. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Hiryanto. (2013). Pemetaan Tingkat Pencapaian Mutu Program Pendidikan Anak Usia Dini (Paud) Di Propinsi DIY. Yogyakarta. Retrieved from https://www.google.com/url? Hurlock, E. B. (1999). Perkembangan Anak Jilid I. (Erlangga, Ed.). jakarta. Loprinzi, P. D., Davis, R. E., & Fu, Y. (2015). Early motor skill competence as a mediator of child and adult physical activity Early / Middle Childhood. PMEDR, 2, 833–838. https://doi.org/10.1016/j.pmedr.2015.09.015 Malina, R. M. (2003). Motor Development during Infancy and Early Childhood : Overview and Suggested Directions for Research. International Journal of Sport and Health Science, 2(5), 50–66. Retrieved from http://www.soc.nii.ac.jp/jspe3/index.htm Monnas, L. B. (2018). Insight stories : Looking into teacher support in enhancing scientific thinking skills among pre-school students. Journal of Educational Sciences., 2(1), 19–25. Retrieved from https://www.google.com/url? Pendidikan, M., Kebudayaan, D. A. N., & Indonesia, R. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 137 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (2014). Purna, R. & Kinasih, A. S. (2015). Psikologi Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: PT. Indeks. Rao, N., Sun, J., Richards, B., Weber, A. M., Sincovich, A., Darmstadt, G. L., & Ip, P. (2018). Assessing Diversity in Early Childhood Development in the East Asia-Pacific. Richard, D. (2013). Aplikasi Teori Pembelajaran Motorik di Sekolah. yogyakarta: Diva Press. Rolina, N., & Muhyidin. (2015). Metode & Media Pembelajaran (jilid 4). In Ensiklopedia Pendidikan Anak Usia Dini. yogyakarta: Pustaka Insan Madani. Sani, N. A., & Yunus, F. (2018). Amalan Perancangan , Pelaksanaan dan Pentaksiran dalam Proses Pengajaran dan Pembelajaran Pranumerasi di Tadika Swasta. Jurnal Pendidikan Malaysia, 43(2), 101–110. https://doi.org/http://dx.doi.org/10.17576/JPEN-2018-43.02-10 Amalan Santioso, L. . (2016). Tes Minat dan Bakat Anak. Jakarta: Penebar Swadaya Group. Suyadi. (2014). Manajemen PAUD (TPA-KB-TK/RA). yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Indonesia is a country that is experiencing a crisis of child abuse and sexual violence. Data from 2015 to 2019 shows a significant increase in this problem. KPAI data states that the culprit is the closest person to the child such as stepfather and biological, closest family, and colleague. When our children ask about their sexuality, we will be moved quickly. This attitudes like that mean wrong, because children have a curiosity about many things, if we as parents cannot direct properly, cannot provide clear information they tend to look for information from others and their friends, the information is not necessarily good. Very few people, especially parents who care about sex education and place sex as something important. Even many parents who do not provide sex education to children, with the reason the child will know it by itself. During this time, the idea of sex is belonging to adults only, so discussing the problem of sex in children is not easy. However, teaching sex education to children must be given so that children do not go wrong in their lives. The purpose of sex education in early childhood is to provide an adequate understanding of physical, mental, and emotional maturity processes, reducing fear and anxiety related to sexual adjustment and development. Sex education is given starting from the age of five, age 1-5 years, age 5-10 years, age before adolescence, adolescence. How to educate young children about sex through family, environment, and education at school.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.