<p>3D-Shapes Geometry is one of the subjects material that must be taught to students in Mathematics Education Program, which later after graduation will become a math teacher. Learning 3D-Shapes Geometry has relevance to the mathematics critical thinking ability. Students who have the ability to think critically can think rationally by collecting information as completely as possible. Learning that can stimulate the ability of critical thinking should be learning in which there are activities that are student-centered learning. One of the lessons in 3D-Shapes Geometry that can be used is learning using <em>Geogebra Software</em> . Learning 3D-Shapes Geometry using <em>GeoGebra</em> aided is very possible to make students practice independently spatial capabilities that will foster self regulated learning. The existence of self-regulated learning in the student's learning will make the students able to interpret, analyze, evaluate, and infer in learning. These capabilities will form the mathematics critical thinking ability. The purpose of this research is to determine whether or not there is a relationship between self regulated learning and mathematics critical thinking ability and to find out coefficient of correlation of them. This research is a quantitative research. Before the research begins, the researchers took the value of the task as the preliminary data and it is tested normality. Data collection techniques in this research is the scale of self regulated learning and tests in the form of mathematics critical thinking ability. The scale of self regulated learning and mathematics critical thinking ability tests are validated first. Data test of mathematics critical thinking ability of is tested normality, then data of scale self regulated learning and test of mathematics critical thinking ability are tested regression. The result of this research is there is influence of self regulated learning to the mathematics critical thinking ability of 45 , 7 %.</p>
One of the geometry materials at the high school level is a parabolic. The ability to prove parabolic formulas is needed by students majoring in Mathematics Education who will become mathematics teachers after graduating. Having an understanding of proof of the formula will make learning more meaningful. The purpose of this research is to find out a description of the proof of parabolic formula based on high, medium, and low resilience levels, so that various obstacles can be overcome early. This research is qualitative research. Data collection techniques used resilience questionnaires, test questions to prove the parabola formula, and interviews. The data analysis technique used data triangulation. The results showed that (1) there are three indicators in mathematical proof of parabolic mastered by students at high, medium, and low resilience levels, namely drawing the vertex, fixed point, and directrix line, determining the length of the two points, determining the results of the equation squared, (2) determining the coordinates of the vertex, fixed point, and the equations of the directrix mastered by students with a high level of resilience, but not yet mastered by students at moderate and low resilience levels, (3) determining two lines of the same length in the image according to the definition parabolic and determining the results of the multiplication distribution on addition and subtraction have been mastered by students at high and medium resilience levels, but not yet mastered by students at low resilience levels,
Abstrak. Kemampuan pemecahan masalah tidak hanya digunakan untuk menyelesaikan konsep matematis tetapi juga digunakan untuk bekal mahasiswa dalam menyelesaikan kehidupan sehari-hari. Sementara mahasiswa masih kesulitan untuk menyelesaikan soal-soal kemampuan pemecahan masalah pada tingkat perguruan tinggi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan kemampuan pemecahan masalah menggunakan bahan ajar geometri analitik berbasis geogebra dan pengaruh kreativitas belajar terhadap kemampuan pemecahan masalah. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan dengan subjek sebanyak 11 mahasiswa. Hasil menunjukan bahwa nilai gain sebesar 0,8 masuk dalam kategori peningkatan tinggi dengan rata-rata kemampuan pemecahan masalah lebih dari 70 dan terdapat pengaruh antara kreativitas belajar terhadap kemampuan pemecahan masalah. Rata-rata kevalidan bahan ajar yang dikembangkan adalah 3,5 (valid). Hasil observasi kemampuan dosen dalam mengelola pembelajaran adalah 4,17 dengan kategori baik. Respon positif diberikan oleh 80,3% mahasiswa terhadap pembelajaran. Jadi, bahan ajar ini dapat digunakan sebagai salah satu sumber belajar sehingga kemampuan pemecahan masalah mahasiswa meningkat.
Abstrak. Pemecahan masalah merupakan hal yang tidak bisa dilepaskan dari matematika. Mahasiswa yang sedang memecahkan masalah matematika secara tidak langsung melakukan metakognisi. Metakognisi merupakan kegiatan berpikir mengenai. Metakognitif merupakan bentuk sifat dari metakognisi. Metakognitif berkaitan dengan pemikiran seseorang yang berbeda satu sama lain. Metakognitif juga berkaitan dengan kesadaran. Metacognitive awareness adalah kesadaran dalam melakukan kegiatan metakognitif. Penelitian ini bertujuan untuk mendiagnosa atau mengidentifikasi kesulitan metacognitive awareness mahasiswa dalam memecahkan masalah. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Subjek penelitian terdiri dari tiga mahasiswa yang masing-masing berada di kelompok rendah, sedang, atas. Instrumen dalam penelitian ini adalah soal tes pemecahan masalah matematika dan pedoman wawancara. Hasil penelitian ini yaitu posisi pengetahuan mahasiswa pada saat proses penyelesaian masalah, strategi pemecahan masalah untuk menyelesaikan masalah, dan hubungan pengetahuan tertentu untuk menyelesaikan masalah pada kelompok rendah, sedang, dan atas menunjukkan deskripsi yang berbeda.
Proses pembelajaran merupakan salah satu faktor yang akan mempengaruhi ketercapaian tujuan pendidikan. Pelaksanaan proses pembelajaran akan lebih efektif dengan menggunakan media pembelajaran. Salah satu bentuk media pembelajaran adalah video pembelajaran. Video pembelajaran yang menarik dan interaktif tidak dapat langsung jadi secara langsung, sehingga dibutuhkan proses editing. Hal ini yang menjadi alasan bahwa pelatihan editing video pada guru sangat dperlukan. Tujuan dari video ini adalah seluruh guru di SMK Al Bisyri dapat mengembangkan kompetensi dalam melakukan editing video. Metode berbentuk pelatihan keterampilan melalui diskusi/tanya jawab, dan praktek melakukan editing video. Simpulan dari pelatihan ini yaitu pelatihan editing video ini terbukti dapat meningkatkan kemampuan guru, hal ini dapat dilihat dari ada penambahan 17 guru yang berhasil praktik mengupload video pembelajaran dan mengupload di youtube.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.