The fragmented model is a curriculum where learning materials are presented in the form of subjects or subjects that are intact without any relation to other subjects. A different teacher teaches each subject and may be a different space. The Fragmented model is an approach to teaching and learning a whole subject without linking with other subjects. It is suitable for use with an independent curriculum in elementary schools where each subject is separate. For example, in learning Indonesian language there are five aspects, namely: Speaking, writing, listening, reading, and literary appreciation. In the implementation of learning Indonesian these five aspects are recommended thoroughly in accordance with the planned curriculum.
In this study it was found that the teacher in the process of learning the independent curriculum still used the lecture method. This is due to the teacher's lack of understanding about the use of differentiated learning models using learning models. The purpose of this study was to determine the increase in learning outcomes and student interest through differentiated learning with problem-based models in social studies class V. The research method used was Classroom Action Research (CAR) with two cycles and each cycle carried out in four stages, namely: 1) planning ; 2) implementation; 3) observation; and 4) reflection. The results of this study showed that the average student learning interest increased by 1 point, the average individual formative assessment results increased by 19 points, and the average group work results increased by 16 points. In conclusion, in this study the teacher succeeded in increasing learning outcomes and student learning interest through differentiated learning with a problem-solving-based learning model in social studies lessons in Class V SDN 12 Padanglua.
Penelitian ini merupakan pengembangan yang dilakukan untuk menghasilkan produk berupa bahan ajar model dengan model PBL muatan IPS kurikulum merdeka untuk siswa di SD. Berdasarkan kajian teori dan studi lapangan yang dilaksanakan, pada awalnya dihasilkan draf paket bahan ajar model dengan model PBL muatan IPS kurikulum merdeka, yang berisikan identifikasi SK dan KD, identifikasi indikator, identifikasi tujuan pembelajaran. Selanjutnya bahan ajar direfleksi dan direvisi sesuai dengan kebutuhan pengguna dan masukan para ahli untuk memperoleh produk akhir. Pengembangan ini dilakukan berdasarkan model plomp yang menekankan pada kebutuhan pengguna sesuai konteks (guru dan peserta didik), artinya paket dan model pengembangan ini dikembangkan secara kolaboratif (pelibatan aktif pengguna) di lingkungan terpilih. Produk direvisi berdasarkan data proses otentik sesuai kebutuhan pengguna (evaluasi proses/formatif), uji ahli dan uji kelompok kecil dilaksanakan untuk menyempurnakan produk (evaluasi sumatif). Hasil validasi bahan ajar model dengan model PBL muatan IPS kurikulum merdeka menunjukkan bahwa bahan ajar yang dikembangan sudah dinyatakan valid dengan rata-rata 3,75 mencapai persentase 93,75% dengan kategori sangat valid, dinyatakan praktis dan efektif.
Dalam usaha meningkatkan prestasi belajar siswa dalam proses belajar mengajar, guru seharusnya menggunakan berbagai model pembelajaran dalam kelas sehingga dapat terciptanya pembalajaran bermakna. Model Sequenced atau model berurutan, adalah salah satu dari sepuluh model pembelajaran terpadu. Pembelajaran terpadu mempunyai sifat realistis dengan menyajikan secara menyeluruh suatu topik atau tema pada kegiatan - kegiatan pembelajaran yang berghubungan satu dengan yang lainnya. Model Sequenced adalah model terpadu yang menenkankan pada urutan karena adanya persamaan –persamaan konsep walaupun mata pelajarannya berbeda. Dalam hal ini model Sequenced membelajarkan beberapa konsep yang hampir sama diajarkan secara bersamaan (konsepnya) sementara salah satu konsep tersebut tetap diajarakan secara terpisah. Hal itu dilakukan dengan cara mengatur ulang beberapa topik dan diurutkan agar dapat serupa satu sama lain. Metode Penelitian ini adalah metode penelitian studi literatur dengan tujuan untuk memberikan pemahaman dan pengetahuan tentang model Sequenced serta cara penerapannya.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat nilai nasionalisme melalui pembelajaran seni tari tradisional dan rasa nasionalisme yang muncul pada diri siswa ketika mengikuti pembelajaran seni tari tradisional di SDN 11 Gadut. Sampel penelitian terdiri dari satu guru seni tari tradisional dan lima siswa yang mengikuti kelas tari seni tari tradisional di SDN 11 Gadut. Penelitian ini didasarkan pada observasi, wawancara dan dokumentasi. Lembar observasi, pedoman wawancara dan dokumen lainnya dalam tarian tradisional siswa menjadi alat untuk pengumpulan data. Analisis data dilakukan dalam tiga langkah, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) transmisi rasa kebangsaan dalam seni tari tradisional di SDN 11 Gadut terjadi pada tiga ranah yaitu ranah kognitif, afektif dan psikomotor,2) sifat nasionalisme yang muncul pada diri siswa dalam bentuk penghargaan kepada budaya bangsa sendiri, pelestarian kekayaan budaya bangsa, cinta tanah air, disiplin, menghormati keragaman budaya, suku dan agama, dan kerja sama. Keenam karakter tersebut dapat diterapkan kepada dengan baik secara kognitif maupun afektif dan psikomotorik.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.