(CI 95% = 0,545). Conclusion: there is no effect between ozone sterilization to decrease number of bacteria in the air space at the inpatient unit in PKU Muhammadiyah Bantul 2014. Keywords: ozone sterilizer, air germ rate, inpatient unit AbstrakLatar belakang: Infeksi nosokomial adalah infeksi yang diperoleh dari rumah sakit yaitu infeksi yang didapat ketika pasien sedang dalam proses perawatan setelah ± 72 jam. Untuk meminimal kasus infeksi nosokomial perlu dilakukan pengendalian. Pengendalian infeksi nosokomial di rumah sakit meliputi kegiatan pencegahan dan penanggulangan. Untuk mengurangi terjadinya infeksi nosokomial perlu dilakukan langkah-langkah menghilangkan kuman penyebab penyakit dari sumber infeksi, mencegah kuman tersebut mencapai penderita dan menjauhkan penderita yang rentan. Faktor yang paling penting adalah higiene dan kebersihan perorangan maupun rumah sakit, salah satunya adalah dengan melakukan dekontaminasi dan sterilisasi ruang perawatan. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh sterilisasi ozon terhadap penurunan angka kuman udara di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum PKU Muhammadiyah Bantul. Metode: Penelitian ini dengan menggunakan eksperimen dengan rancangan Ulang (one group pre and post test design), dengan subjek penelitian yaitu angka kuman udara di ruang rawat inap RSU PKU Muhammadiyah Bantul. Analisis data menggunakan uji statistik yaitu paired sample t-test. Hasil: tidak ada pengaruh antara sterilisasi ozon terhadap penurunan angka kuman udara di ruang rawat inap di RSU PKU Muhammadiyah Bantul dengan pvalue 0,051 (CI 95% = 0,101-32,545). Kesimpulan: tidak ada pengaruh antara sterilisasi ozon terhadap penurunan angka kuman udara di ruang rawat inap di RSU PKU Muhammadiyah Bantul 2014.Kata Kunci: sterilisasi ozon, angka kuman udara, ruang rawat inap
Kecamatan Nusa Penida merupakan bagian dari Kabupaten Klungkung yang aksesnya harus ditempuh dengan menyeberangi lautan, infrastruktur yang masih perlu pengembangan, sanitasi yang masih kurang serta status gizi anak sekolah dasar yang belum optimal. Temuan kasus ibu hamil yang muntah cacing di Dusun Dungkap 1 Desa Batukandik pada bulan April 2017 menandakan wilayah tersebut endemis kecacingan dan prevalensi kecacingan di Provinsi Bali sebesar 24%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi kecacingan dan status gizi serta kadar Hemoglobin pada anak sekolah dasar di wilayah kerja Puskesmas Nusa Penida (NP) III, Kabupaten Klungkung, Bali. Penelitian dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Nusa Penida ((NP) III dengan sampel penelitian adalah 44 siswa/siswi anak sekolah dasar negeri di empat desa (Batukandik, Klumpu, Batumadeg dan Sakti), masing-masing desa diambil 11 orang anak dengan menggunakan metoda random sampling. Pengumpulan data diperoleh dengan melakukan pengambilan sampel tinja, pengukuran Berat dan Tinggi Badan serta pengambilan darah. Hasil penelitian diperoleh bahwa tidak ditemukan kejadian kecacingan pada Anak Sekolah Dasar di 4 Desa yang terpilih, hal ini dikarenakan Anak Sekolah Dasar yang berada di Wilayah Kerja Puskesmas Nusa Penida III telah mendapatkan obat pencegahan kecacingan Abendazol 400 mg secara massal sebelum pengumpulan data dilakukan. Status Gizi siswa dengan indikator TB/U kategori pendek/stunting 36,4%, Status Gizi dengan indikator IMT/U kategori “Normal” 93,2% dan terdapat anak dengan status gizi sangat kurus (4,5%) dan obesitas (2,3%). Status Anemia 70,5%. Kata Kunci : Kecacingan, Stunting, Anemia, Bali
Background: Globally, the infant and maternal mortality rate is still a severe problem because it was an indicator of national health – no exceptions for Indonesia. In 2017, the average infant mortality rate was 76 per 1,000 live births, while in Yogyakarta, it was 313 cases. The most common causes of infant and neonatal mortality were low birth weight babies (LBW) and sepsis. In 2018 in Wonosari, Gunungkidul Regional Hospital found 1,421 new-borns were normal, and 298 infants were experiencing LBW. This study aims to determine preeclampsia's relationship with the incidence of low-birth-weight babies (LBW) in Wonosari, Gunungkidul Regional Hospital Year 2018.Methods: This research was conducted in Wonosari, Gunungkidul Regional Hospital, using quantitative analysis with a case-control approach. The case population was 280 and using the Slovin formula. We recruited 170 controls and 170 cases. Inclusion criteria used include (1) Babies born with low birth weight <2,500 grams; (2) a single fetus; and (3) recorded in the medical record at the hospital.Results: There was a significant relationship between preeclampsia with low-birth-weight babies (LBW) in Wonosari, Gunungkidul Regional Hospital 2018 with a p-value of 0.004 (p <0.05) and crude OR 2.114; 95% CI (1.268-3.523).Conclusions: Pregnant women with preeclampsia will be at greater risk of giving birth to a baby with LBW.
Latar belakang: Berdasarkan data World Health Organization(WHO) Tahun 2015 di seluruh dunia lebih dari 585.000 ibu meninggal tiap tahun saat hamil atau bersalin. Prioritas penyebab langsung kematian ibu adalah perdarahan (28%), kehamilan risiko tinggi(24%), infeksi (11%), abortus (5%) dan partus lama (5%). Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan risiko kehamilan pada ibu hamil di Bidan Praktik Mandiri Mitra Mulya Banyuasin Tahun 2019. Metode: Jenis penelitian ini bersifat deskriptif analitik. Adapun variabel dalam penelitian ini adalah variabel dependen (Risiko Kehamilan) dan variabel independen (Umur, Paritas, Jarak Kehamilan dan Status Gizi). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil di BPM Mitra Mulya Banyuasin Tahun 2019 sebanyak 318 responden , dengan sampel penelitian 177 responden yang diambil dengan teknik random sampling. Data diolah secara analisa univariat dan bivariat. Penelitian dilakukan pada bulan November 2020. Analisis data menggunakan uji statitistik parametrik dengan menggunakan korelasi pearson produk moment. Hasil: Terdapat korelasi yang bermakna atau ada hubungan antara risiko kehamilan dengan umur pada ibu hamil di BPM Mitra Mulya Banyuasin tahun 2019 denganp value (0,000) dan terdapat korelasi positif signifikan antara umur dengan risiko tinggi kehamilan sebesar 0,307 kekuatan korelasi sangat lemah. Saran: Disarankan pada petugas kesehatan untuk dapat meningkatkan pengalaman dalam memberikan informasi seperti penyuluhan dan konseling pada ibu usia reproduktif diwilayahnya mengenai risiko kehamilan dan cara pencegahan risiko yang akan terjadi pada kehamilan.Kata Kunci: Risiko Kehamilan, Faktor Predisposisi.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.