Era ini merupakan era yang mengharuskan kita untuk menggantikan semua sistem manual menjadi sistem digital, tidak terkecuali dengan media pembelajaran. Media pembelajaran merupakan sarana pendidikan bagi guru dalam menyediakan bahan ajar, juga meningkatkan kreativitas siswa, dan membangkitkan perhatian siswa dalam proses pembelajaran yang diadakan. Selain itu media juga dapat digunakan untuk memotivasi siswa belajar dengan menulis, berbicara, serta membayangkan apa yang mereka inspirasi. Penelitian ini kami lakukan dengan menggunakan studi kepustakaan, dimana kami mengumpulkan literatur-literatur yang kemudian membuat sebuah kajian yang mendalam mengenai penerapan media dalam bentuk teknologi diera seperti sekarang ini. dengan demikian itu ditemukan bahwa, Saat ini dengan berkembangnya teknologi informasi, metode pembelajaran juga mengalami perubahan. Saat ini berbagai informasi dengan mudah diakses oleh siswa. Berbeda dengan zaman sebelumnya yang para siswa mendapatkan informasi pelajaran dari media cetak dan televisi saja, namun saat ini segala informasi dengan mudah diakses melalui internet. Diantara media pembelajaran yang ada ialah seperti tape recorder, buku, film, dan komputer, dll, yang digunakan untuk menyampaikan isi bahan ajar secara fisik.

<p>Terlepas dari berbagai pendapat terhadap asal usul pesantren, persantren sejak pertama kali didirikan oleh seorang ulama yang bernama Syech Maulana Malik Ibrahim tepatnya pada tahun 1399 M, pesantren tersebut mampu terus berpartisipasi hingga saat ini. Penelitian ini kami lakukan untuk mengkaji secara mendalam seputar perkembangan Lembaga pendidikan pesantren dan bagaimana usahanya dalam melahirkan tokoh-tokoh terbaik bangsa. Penelitian ini menggunakan penelitian kajian literatur, yaitu dengan mengumpulkan literatur-literatur yang memiliki keterkaitan denga napa yang kami kaji, darinya kami menarik sebuah pembahasan dari persepktif lain yang bagi kami menarik untuk dibahas, atau dalam hal ini yaitu mengenai merangkai perkembangan Lembaga pendidikan pesantren dan usaha dalam melahirkan tokoh-tokoh terbaik bangsa. Dan hasil penelitian kami menunjukan bahwasanya memang sejak dahulu pesantren telah banyak berperan dalam kemerdekaan dan perkembangan bangsa dan negara sehingga bisa sampai pada kita saat ini. Selain sekedar mengembangkan pembelajaran didalam Lembaga pendidikannya, pesantren juga melahirkan tokoh-tokoh besar yang ikut dalam perjuangan secara langsung</p>

Dari masa kemasa kita sering menemukan berbagai perkembangan dalam pendidikan Islam. Oleh karena itu, untuk menghadapi situasi yang terus berubah-ubah dibutuhkan pengembangan-pengembangan yang jelas yang berlandaskan atas berbagai pertimbangan yang matang sehingga apa yang diupayakan bisa tepat pada sasaran yang dituju. Artikel ini bertujuan untuk memahami bagaimana prinsip-prinsip pengembangan kurikulum diterapkan dalam pengembangan pendidikan agama Islampenelitian ini menggunakan studi kepustakaan yang dimana penelitian dilakukan dengan mengumpulkan literature-literatur yang berkaitan dengan poin yang akan dibahas. Dengan demikian hasil kajian yang kami lakukan ditemukan bahwasanya, ada beberapa asas dalam pengembangan kurikulum PAI diantaranya adalah asas teologi dan filsafat. Asas teologi adalah asas yang merujuk pada Al-Qur'an dan Hadits, sedangkan asas filsafat adalah asas yang berdasarkan filosofi. Dengan menggunakan landasan-landaran ini diharapkan mampu menghasilkan kurikulum yang mudah untuk dipahami, mudah pula untuk dijalankan, serta sesuai dengan kondisi para siswa diberbagai penjuru di Indonesia, tidak hanya berpegang atau berpatokan pada kondisi siswa di daerah-daerah tertentu.

Guru adalah sosok yang sangat berarti didalam lingkup kehidupan manusia. Sebagai seseorang yang dikaruniai ilmu oleh Allah SWT yang mana ilmu tersebut digunakan untuk memperoleh dan menuju kebaikan baik dunia dan akhirat. Artikel ini membahas tentang bagaimana tanggapan guru terhadap perannya dalam melaksanakan pembelajaran. Yang darinya kami menemukan bahwa para guru sepakat bahwasanya setiap guru harus maksimal dalam memenuhi perannya tersebut, sehingga bisa menghasilkan hasil belajar yang maksimal pula. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan paradigma naturalistik, dan juga jenis penelitian kualitatif, dan dengan pendekatan studi kasus. Penelitian dilakukan di SDIT Al-Qalam Kelurahan Tinggede, Kecamatan Marawola, Kabupaten Sigi. Yang sebagai mana hasil penelitian kami bahwa memang dengan guru-guru yang telah menyadari peran pentingnya disekolah tersebut, sehingga saat ini pengetahuan atau wawasan para siswa SDIT Al-Qalam terus dibanding dengan siswa di sekolah-sekolah lain. Hal ini bisa diketahui dari berbagai prestasi yang mereka dapatkan keilmuan seperti cerdas cermat, dll. Dan juga saat ini SDIT Al-Qalam berhasil menjadi sekolah incaran orang tua siswa karena mereka meliha lulusan-lulusan yang dihasilkan oleh SD tersebut.

Substantially, Islamic education contains meaning and purpose. According to Muljono Damopolii, the purpose of Islamic education has a significant contribution in giving birth to various types of education, such as military education, teacher education, Islamic education, and so on. Paradigms are oriented to basic meanings, perspectives on things, and the ability to create descriptions that drive change. This research was conducted with a library approach. Researchers collect articles related to various paradigms in Islamic education thinking. With that, it was found that the discussion about the Islamic education paradigm means linking it to the present context. Before discussing further the paradigm of Islamic education, the author should describe the meaning of the paradigm. The paradigm means (1) Cases used as samples or examples, (2) an Outline of basic concepts and postulations that become references in the research process, (3) Models in scientific theory, (4) Groups of thought systems, thinking frameworks, a link lists all the formations of a word showing the word's conjugation and declension. According to Mahmud, the paradigm is (1) a way of looking at something, (2) a model, pattern, or ideal. From these models, various phenomena are viewed and explained, (3) Total theoretical and methodological premises that define and describe a concrete scientific study.