Jenis pengikat silang pada penyempurnaan anti kusut berpengaruh signifikan terhadap ketahanan kusut kain dan sifat fisik kain. Pemakaian Melamin Formaldehid (MF) memberikan ketahanan kusut yang lebih baik namun menghasilkan sifat kaku yang lebih tinggi pada kain, sementara Dimetiloldihidroksietilena Urea (DMDHEU) tidak memberikan sifat kaku berlebihan pada kain namun sifat ketahanan kusut yang dihasilkan tidak sebaik MF.Penelitian ketahanan kusut dan sifat fisik kain poliester-rayon (65%-35%) dengan kombinasi MF dan DMDHEU 2 : 5, 3 : 4, 4 : 3, 5 : 2, 6 : 1 dan 7 : 0 terhadap konsentrasi resin total sebesar 70 g/L menunjukkan pengaruh signifikan terhadap sudut kembali dan kekakuan kain sebelum dan setelah 5 kali pencucian berulang serta kekuatan tarik kain. Makin tinggi konsentrasi resin MF, sudut kembali kain dan kekakuan sebelum pencucian makin besar. Perbandingan variasi konsentrasi resin MF dan DMDHEU optimum adalah perbandingan variasi 4 : 3 dengan nilai sudut kembali sebelum pencucian 136 o arah lusi dan 135,4 o arah pakan, sudut kembali setelah 5 kali pencucian sebesar 131 o arah lusi dan 130,4 o arah pakan, nilai kekakuan kain sebelum pencucian 180,36mg.cm arah lusi dan 169,33 mg.cm arah pakan, nilai kekakuan kain setelah 5 kali pencucian arah lusi 103,22 mg.cm dan arah pakan 100,76 mg.cm. Kekuatan tarik kain arah lusi 39,00 kg dan 38,40 kg arah pakan dengan kadar formaldehid bebas sebesar 292,85 ppm.
Kain rajut campuran modals/spandex (97%/3%) dapat dicelup dengan zat warna reaktif bifungsional. Penelitian ini membahas tentang waktu difusi pada pencelupan modals/spandex dan penambahan elektrolit (garam) untuk mendapatkan ketuaan dan kerataan warna yang baik. Laju difusi zat warna dan kerataan warna dipengaruhi oleh waktu difusi dan konsentrasi elektrolit. Karakterisasi yang dilakukan terhadap hasil pencelupan dianalisa dengan pengujian K/S dan kerataan warna menggunakan spektrofotometer dan ketahanan luntur warna setelah pencucian. Hasil penelitian menunjukkan waktu difusi dan konsentrasi elektrolit berpengaruh terhadap hasil pencelupan. Waktu difusi yang optimum pada proses pencelupan kain modals/spandex adalah 40 menit dan konsentrasi garam sebanyak 50 g/L dengan nilai ketuaan warna (K/S) 17.77, kerataan warna 0.47 dan ketahanan luntur warna rata-rata 4 – 5.
Bio-fabric merupakan material yang berasal dari hasil metabolit makhluk hidup, seperti jamur dan bakteri. Karakteristik bio-fabric bergantung pada biomassa pembentuknya. Bio-fabric yang berasal dari bakteri genus Acetobacter memberikan kenampakan seperti kulit hewan, sehingga dapat dimanfaatkan sebagai material pengganti kulit hewan. Kulit hewan merupakan material yang masih digemari penikmat fashion untuk dijadikan sebagai bahan pelengkap busana (garniture), tetapi penggunaannya memberikan dampak negatif bagi lingkungan dan pelestarian hewan. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan imitasi material kulit yang ramah lingkungan dengan memanfaatkan selulosa bakterial yang ditumbuhkan dengan bakteri Acetobacter. Penggunaan substrat yang berbeda sebagai medium tumbuh memberikan karakteristik selulosa bakterial yang berbeda, maka pada penelitian ini digunakan campuran limbah agrikultur (buah nanas dan mangga) dengan teh pada variasi perbandingan 1:1, 1:5, 1:10, 5:1, dan 10:1 (w/w) untuk mendapatkan selulosa bakterial dengan karakteristik terbaik. Dari hasil penelitian, didapatkan bahwa kultur media yang memberikan yield paling baik pada medium limbah mangga adalah pada perbandingan limbah mangga : teh 1:5 dengan yield 1,35 g/g, sementara untuk medium dari limbah nanas adalah pada perbandingan limbah nanas : teh 1:10 dengan yield 1,194 g/g. Berdasarkan hasil uji karakteristik, selulosa bakterial yang ditumbuhkan dengan limbah nanas : teh 1:10 memberikan nilai ketebalan dan kekuatan tarik terbaik, yakni masing-masing sebesar 0,52 mm dan 6890 g. Selulosa bakterial ini kemudian dijahit menjadi garniture pada busana ready to wear.
AbstrakDewasa ini, produk fashion berkonsep ramah lingkungan, seperti eco fashion, menjadi salah satu daya tarik tersendiri bagi masyarakat. Filosofi eco fashion berkesinambungan dengan konsep produk yang berkelanjutan (sustainable product). Salah satu metoda pewarnaan yang dapat digunakan untuk memenuhi konsep eco fashion dan sustainable product adalah teknik eco printing. Pada penelitian ini digunakan teknik ecoprinting metoda pukul pada kain kapas yang telah dicelup dengan warna dasar menggunakan pewarna alami, kulit kayu tegeran. Proses pre-mordanting menggunakan zat kapur dan tawas dilakukan sebagai upaya untuk mencegah terjadinya kelunturan warna akibat penggunaan zat warna alam. Kain yang telah diproses ecoprinting kemudian di produksi menjadi 2 buah busana Ready-to-wear dengan tema neo medieval subtema dystopian fortress pada trend forecasting singularity 2019-2020. Survey kelayakan harga dilakukan berdasarkan uji kuantitatif sehingga didapatkan data bahwa sebanyak 55% - 80% responden menyatakan tertarik dengan model produk yang ditawarkan, 75 -77% responden merasa bahwa produk pertama dan kedua yang ditawarkan layak dihargai Rp 1.000.000 – Rp 1.500.000.
ABSTRAKPemanfaatan enzim selulase telah banyak diaplikasikan ke bidang tekstil khususnya untuk proses biowashing. Enzim selulase dapat diperoleh dari mikroorganisme seperti Aspergillus niger melalui substrat kaya selulosa seperti jerami dan sekam padi. Pada penelitian ini, enzim selulase yang dihasilkan oleh Aspergillus niger melalui substrat jerami dan sekam padi diaplikasikan untuk proses biowashing dengan variasi konsentrasi enzim (1%;2%;3%) owf pada pH 7, temperatur 60 o C, vlot 1:20 dan waktu selama 30 menit. Berdasarkan hasil pengamatan SEM, diperoleh perubahan morfologi serat kapas yang telah diproses biowashing, dan berdasarkan hasil pengujian terjadi penurunan kekuatan tarik serta kekakuan kain sebagai bentuk perubahan fisik kain kapas. Nilai penurunan kekuatan tarik dan kekakuan kain kapas tertinggi diperoleh dari enzim selulase hasil substrat jerami dengan konsentrasi 3 % owf. ABSTRACTCellulose enzymes are widely use for biowashing process. It was derived from Aspergillus niger fermentation using rice straw and husk as inoculum medium. In this research, cellulose enzyme was applicated on denim fabric with various enzyme concentration 1%, 2%, 3% owf at 60 o C and pH 7, liquor ratio 1: 20 for 30 minutes. Characterization of fabric are analized using Scanning Electrone Microscope shows morphological transformation indicate the decrease fabric tensile strenght and stiffness. Denim fabric treatment by 3% cellulose enzyme using rice straw substrate gives morphological and fabric properties characterization similiar with denim fabric treatment by commecial cellulose enzyme.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.