Penelitian ini bertujuan mengetahui bentuk internalisasi nilai-nilai pendidikan karakter anak usia dini melalui pembiasaan dan keteladanan. Pendidikan karakter bagi anak usia dini dimaksudkan untuk menanamkan nilai-nilai kebaikan sebagai dasar untuk pengembangan pribadi selanjutnya. Pendidikan karakter bagi anak usia dini adalah membentuk mental dan karakter bangsa di masa yang akan datang. Rendahnya kesadaran dan kompetensi tenaga pengajar anak usia dini terhadap pendidikan karakter menjadi permasalahan yang harus diselesaikan dalam kaitannya membentuk karakter bangsa di masa depan. Implementasi Pendidikan karakter pada anak usia dini khususnya taman kanak-kanak dimulai dengan penyusunan silabus/ RPPH yang mencakup implementasi pendidikan karakter terhadap anak usia dini. Penelitian ini mengidentifikasi implementasi nilai-nilai pendidikan karakter, dengan menggunakan siklus tahapan R&D dari Borg dan Gall. Model akan diuji secara teoritik maupun secara empirik di lapangan melalui penelitian pendahuluan, pendalaman penanaman nilai-nilai pendidikan karakter dan implementasinya melalui keteladanan dan pembiasaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses implementasi pendidikan karakter di lembaga PAUD se-Kecamatan Ngemplak dapat dilihat dari penekanan 4 karakter dalam proses pembelajaran. Empat karakter dalam pendidikan karakter meliputi karakter: religius, jujur, toleransi, dan disiplin. Setiap indikator pendidikan karakter ditunjukkan dengan strategi maupun metode pembelajaran yang mencerminkan nilai nilai setiap karakter. Metode pembelajaran yang dimaksud dapat berupa wujud penugasan maupun praktik pembelajaran serta pembiasaan sehingga nilai-nilai pendidikan karakter dapat terimplementasikan. Kata kunci : Karakter, Pendidikan Anak Usia Dini
Pengenalan berlalu lintas yang baik sebaiknya ditanamkan sejak usia dini, sehingga lambat laun kegiatan tersebut kan menjadi budaya yang melekat sampai dewasa. Kajian ini dilakukan untuk mengembangkan buku panduan lalu lintas yang akan digunakan untuk pembelajaran di Taman Kanak-kanak. Metode penelitian yang digunakan adalah Research & Development. Pengumpulan data menggunakan tes, observasi dan dokumentasi, yang dianalisas secara kuantitatif dan kualitatif. Responden kajian ini berjumlah 10 sekolah. Hasil penelitian kuantitatif menunujukan hasil: 1) Kualitas Penyajian 86%, 2) Narasi Bahasa 96%, 3) Kejelasan Buku Panduan 90%, dan 4) Materi 90%. Sementara hasil kualitatif menujukkan bahwa perlu perbaikan dalam hal: (1) Ukuran buku (2) Jumlah Gambar, (3) Tata Lay Out (5) Penulisan kata, (6) Penyesuaian RPP sesuai model Lalu lintas Indonesia, (7)Materi disesuaikan Kurikulum K13, dan (8) Alur Skenario. Buku Panduan ini layak diterapkan di sekolah agar penamaman disiplin melalui taman lalu lintas dapat dibiasakan sejak dini.
Abstrak Latar belakang pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat ini adalah begitu banyak cerita-cerita rakyat yang diwariskan memiliki nilai-nilai luhur untuk membentuk karakter anak yang sudah semakin hilang dan tidak dikenal. Pendidik lebih memilih cerita-cerita yang diterjemahkan dari luar negeri untuk bercerita Tujuan dari kegiatan ini adalah meningkatkan pemahaman pendidik dalam pengenalan karakter untuk anak usia dini melalui cerita rakyat serta meningkatkan ketrampilan bercerita. Sasaran adalah Pendidik di KB, TPA dan SPS Se Kecamatan Sleman berjumlah 42 pendidik. Pelatihan ini menggunakan metode ceramah, demonstrasi, micro teaching, praktek lapangan dan diskusi. Langkah kegiatan yang dilakukan meliputi persiapan, pelatihan dan workshop. Peserta dikatakan berhasil dalam pemahaman materi minimal 75% dan dalam praktek minimal 70%. Hasil yang dicapai dalam kegiatan ini Pelaksanaan berjalan lancar, peserta 100% lebih dari sasaran yang seharusmya. Adanya peningkatan skor pemahaman peserta tentang materi karakter anak Usia Dini dan materi tentang teknik-teknik bercerita sebesar 31,64 atau 84%. Peningkatan skor ketrampilan bercerita sebesar 82%. Hasil dari Pengamatan terhadap Anak menunjukkan dari 3 kali tampil dihadapan anak anak 98% minta diceritakan kembali untuk esok harinya, dan 90% anak-anak usia KB 3-5 tahun memahami isi cerita rakyat (Kelip Kunang, Kedung Bolong, Kijang dan Lintah, Rusa Bertanduk, asal Mula Kali Gajah Wong, Mbok rondo dan Lurah Cokrojoyo, serta Gedung Bolong). Dengan demikian pelatihan ini efektif dalam peningkatkan pemahaman dan ketrampilan bercerita bagi Pendidik PAUD. Kata Kunci: pemahaman karakter, keterampilan bercerita bagi pendidik PAUD
Kepemimpinan lembaga pendidikan merupakan elemen dasar dalam pengembangan lembaga secara keseluruhan. Tanpa adanya kepemimpinan yang baik akan berakibat pada lemahnya pencapaian tujuan organisasi pendidikan. Berbicara mengenai kepemimpinan pada lembaga pendidikan sangat terkait dengan kesiapan sumber daya manusia yang ada di dalamnya. Elemen pokok kemajuan lembaga pendidikan khususnya pada Pendidikan Anak Usia Dini terletak pada kesiapan seluruh komponen yang meliputi figur kultur, dan struktur dalam organisasi tersebut. Upaya mengembangkan kreativitas kepemimpinan dalam pengelolaan di lembaga pendidikan anak usia dini sangat tergantung pada komitmen setiap unsur di dalamnya. Pencapaian tujuan organisasi lembaga pendidikan anak usia dini teritegrasi dalam visi organisasi dan melalui pemimpin yang kreatif mampu membawa perubahan kea rah kemajuan. Pada sisi yang lain kualitas dukungan seluruh stake holder berpengaruh dalam membantu usaha-usaha lembaga pendidikan. Kata kunci: Kreativitas, Kepemimpinan, Pendidikan Anak Usia Dini
Sekolah adalah lembaga yang bersifat kompleks dan unik. Karena sifat inilah sekolah sebagai organisasi memerlukan tingkat koordinasi yang tinggi. Di mana keberhasilan kepala sekolah adalah keberhasilan kepala sekolah. Kepala sekolah yang berhasil apabila mereka memahami keberadaan sekolah serta mampu melaksanakan peranannya sebagai orang yang diberi tanggungjawab untuk memimpin sekolah. Studi keberhasilan kepala sekolah menunjukkan bahwa kepala sekolah adalah seseorang yang menentukan titik pusat dan irama suatu sekolah (Wahjosumidjo, 2008: 82). Tiap sekolah memiliki karakteristik yang berbeda sehingga menuntut adanya variasi dalam pengelolaannya. Sekolah harus dilihat sebagai organisasi yang bersifat kompleks dan unik, tugas dan fungsi kepala sekolah seharusnya dilihat dari berbagai sudut pandang. Tantangan lembaga pendidikan anak usia dini (PAUD) semakin berat karena adanya tuntutan kualitas dari masyarakat sekaligus persaingan ekstemal yang semakin ketat pula. Paradigma baru manajemen pendidikan, kepala sekolah sedikitnya harus mampu berfungsi sebagai educator, manajer, administrator, supervisor, leader, inovator dan motivator (EMASLIM). Kepala sekolah sebagai manajer memiliki peran dan fungsi strategis karena keberhasilan lembaga yang dipimpinnya tergantung kepada pemilihan metode, strategi, dan pelaksanaan kebijakan yang telah ditetapkan terkait dengan penataan, pengelolaan berbagai sumber daya yang dimiliki oleh lembaga PAUD. Kata kunci: kepala sekolah, manajer pendidikan
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.