Jasa laundry memberi dampak yang positif bagi pelaku dan pengguna jasa. Banyaknya jumlah limbah cair laundry yang dihasilkan memiliki efek samping yang kurang baik pada kesehatan manusia karena mengandung bahan kimia dengan konsentrasi yang tinggi antara lain fosfat, surfaktan, ammonia, dan nitrogen serta kadar padatan tersuspensi maupun terlarut, kekeruhan, Biological Oxygen Demand (BOD), dan Chemical Oxygen Demand (COD) yang tinggi. Kelainan kulit timbul akibat kerusakan sel yang disebabkan oleh bahan iritan melalui kerja kimiawi atau fisis. Tujuan penelitian yaitu Untuk mengetahui faktor zat Karakteristik limbah dan Karakteristik individual pekerja laundry yang berpengaruh Terhadap Penyakit Dermatitis Kontak Iritan di tempat Laundry Pakaian Max Express (Coin Laundry) Kota Gorontalo. Jenis penelitian yang digunakan adalah Analisis Deskriptif, dilakukan dengan cara pengambilan sampel limbah sebanyak 2 kali dengan menyediakan dua buah jergen ukuran 1 liter untuk mengambil limbah cair pada industri Laundry Max Express (Coin Laundry), sedangkan untuk pengambilan sampel variabel karakteristik individu yaitu pekerja yang kontak dengan bahan iritan yang berjumlah 18 orang. Berdasarkan hasil laboratorium, Kadar BOD pada air limbah melebihi baku mutu yang ditetapkan adalah sebesar 30 mg/L. Dari kedua sampel air limbah laundry maka angka BOD yang paling tinggi adalah pada sampel 1 yaitu sebesar 881 mg/L. Kadar COD pada air limbah melebihi baku mutu yang ditetapkan adalah sebesar 100 mg/L. Dari kedua sampel air limbah laundry maka angka COD yang paling tinggi adalah pada sampel 2 yaitu sebesar 1029 mg/L. Dan analisis bivariat bahwa faktor- faktor yang berhubungan dengan dermatitis kontak ialah durasi pajanan dengan pvalue 0.007 dan pengetahuan dengan pvalue 0,034. Saran dapat memberikan informasi kepada pembaca terutama kepada Mahasiswa terkait dengan parameter yang mempengaruhi karakteristik Limbah dan Individual terhadap Kejadian Dermatitis Kontak Iritan.
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan salah satu cara masyarakat untuk dapat menjaga kualitas kesehatannya. Program PHBS terdapat beberapa indikator yang dijadikan acuan dalam pelaksanaan PHBS. salah satunya adalah cuci tangan pakai sabun (CTPS). Perilaku CTPS yang baik dapat mencegah kejadian diare dan ISPA yang rentan dialami oleh anak-anak khususnyaanak usia sekolah. Sehingga penting untuk mengajarkan anak sejak dini mengenai CTPS yang baik dan benar. Namun pembelajaran mengenai kesehatan di sekolah sering menggunakan metode dan media yang tidak tepat untuk anak-anak khususnya anak usia sekolah. Kebaruan penelitian ini adalah untuk memberikan edukasi terkait pentingnya menerapkan cuci tangan pakai sabun. Tujuan kegiatan adalah untuk memberikan pemahaman pentingnya pentingnya health edukasi perilaku cuci tangan pakai sabun (CPTS) di SD Negeri 10 Dungaliyo. Metode kegiatan melalui penyuluhan dan pendidikan kesehatan tentang CTPS baik dan benar di sekolah. Hasil: berdasarkan hasil dari kegiatan ini dapat dilihat nanti pada saat PBL 3 setelah 6 bulan dari sekarang, apakah mengalami peningkatan setelah diberikan penyuluhan dan edukasi tentang CTPS yang baik dan benar. Kesimpulan terjadi peningkatan pengetahuan siswa tentang pentingnya CPTS setelah pendidikan kesehatan. Kata kunci: Health Edukasi; Cuci Tangan Pakai Sabun (CPTS) AbstractClean and Healthy Living Behavior (PHBS) is one way for the community to be able to maintain the quality of their health. The PHBS program has several indicators that are used as a reference in the implementation of PHBS. One of them is washing hands with soap (CTPS). Good CTPS behavior can prevent the incidence of diarrhea and ARI which are vulnerable to being experienced by children, especially school-age children. So it is important to teach children from an early age about good and correct CTPS. However, learning about health in schools often uses inappropriate methods and media for children, especially school-age children. The novelty of this research is to provide education regarding the importance of applying hand washing with soap. The purpose of the activity is to provide an understanding of the importance of health education on handwashing with soap (CPTS) at SD Negeri 10 Dungaliyo. The method of activity is through counseling and health education about good and correct CTPS in schools. Results: based on the results of this activity, it can be seen later during PBL 3 after 6 months from now, whether it has increased after being given counseling and education about good and correct CTPS. The conclusion is that there is an increase in students' knowledge about the importance of CPTS after health education.Keywords: Health Education; Hand Washing With Soap (CPTS).
ABSTRAK Ketersediaan air bersih sejak dahulu sudah menjadi salah satu ciri kesejahteraan masyarakat. Betapa tidak tanpa ada air bersih tidak mungkin terwujud masyarakat sejahtera, masyarakat yang sehat jasmani dan rohani.Sebagai praktisi kesehatan dalam rangka mendukung visi misi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, sebagai wujud partisipasi dalam mengembangan kesehatan masyarakat, maka dilaksanakan Pengabdian Kolaboratif judul : Pelatihan Pembuatan Penyaringan Air Sederhana Untuk Memenuhi Kebutuhan Air Bersih Masyarakat yang berlokasi di Desa Bulotalangi Timur, Kec. Bulango Timur, Kabupaten Bone Bolango, yang dilaksanakan selama 1 bulan. Tujuan Kegiatan ini untuk dapat memberikan informasi dan pengetahuan kepada masyarakat tentang cara pembuatan penyaringan air sederhana dengan memanfaatkan bahan-bahan alami yang mudah diperoleh disekitarnya agar dapat menjamin ketersediaan air bersih di daerah yang biasanya mengalami kesulitan air bersih akibat bencana banjir mauun pada musim kemarau.Kegiatan ini melibatkan 30 orang peserta. Metode pelaksanaan kegiatan adalah pelatihan bagaimana cara pembuatan penyaringan air sederhana yang bisa digunakan sebagai sumber air bersih bagi keluarga. Hasil Kegiatan pelatihan ini didapatkan dua unit penyaringan air sebagai percontohan, kemudian secara teknis penyaringan air dapat diterima masyarakat karena materialnya mudah didapatkan dan dapat diterima masyarakat. Kata Kunci ; Pelatihan, Penyaringan, air bersih,Kebutuhan Masyarakat ABSTRACT The availability of clean water has always been one of the characteristics of community welfare. How not without clean water it is impossible to create a prosperous society, a society that is physically and mentally healthy. As a health practitioner in order to support the vision and mission of the Ministry of Health of the Republic of Indonesia, as a form of participation in developing public health, a Collaborative Service will be carried out entitled: Training for Making Screening Simple Water to Meet the Clean Water Needs of the Community located in East Bulotalangi Village, Kec. Bulango Timur, Bone Bolango Regency, which was held for 1 month. The purpose of this activity is to be able to provide information and knowledge to the public about how to make simple water filtration by utilizing natural materials that are easily obtained around it in order to ensure the availability of clean water in areas that usually experience water shortages due to floods and dry seasons. It involves 30 participants. The method of implementing the activity is training on how to make a simple water filter that can be used as a source of clean water for families. The results of this training activity resulted in two water filtration units as pilots, then technically the water filtration was acceptable to the community because the materials were easy to obtain and acceptable to the community. Keywords ; Training, Filtering, Clean water, Community Needs
The rapidly increasing flight activity affects the health of the population living, traveling, and working around or at airports. Noise generated by aircraft causes physiological and psychological disturbances. This study aims to assess the effect of noise on increasing blood pressure. The research was conducted in Tolotio Village, Gorontalo Regency in 2019. Respondents were selected using a purposive sampling technique. The Noise was collected using a Sound Level Meter, and blood pressure was collected using a sphygmomanometer. Data were analyzed using One Way Anova statistical test. The results of the analysis showed that there was a significant difference in the systolic blood pressure of the respondents who lived in the three sampling locations with p-value = 0.016 = 0.05. However, for diastolic blood pressure, there was no significant difference between respondents who lived in the three sampling locations p-Value = 0.670 = 0.05. It is recommended to provide education about the dangers of airport noise for public health.
Reproductive health is a state of complete physical, mental and social well-being all aspects related to the reproductive system, its functions and processes. This study aims of the study to determine the relationship between the use of information sources and the attitudes of women of childbearing age about reproductive health. This study was conducted in the Working Area of the East City Health Center in 2020. This study is a quantitative analytic with a cross sectional study design. Samples was selected used purposive sampling. Sample sizes is 67 woman. Data analysis used Fisher's Exact Test. The results showed that out of 67 respondents, those who did not utilize health information sources had the highest distribution of 74.1%. Unfavorable attitudes towards reproductive health have the highest distribution of 46.3%. The results of the bivariate analysis showed that there was a significant relationship between the use of health information sources and the attitudes of women of childbearing age about reproductive health (p-Value = 0.000). Utilization of health information sources should be maximized to increase positive attitudes towards reproductive health.Kesehatan Reproduksi merupakan keadaan kesejahteraan fisik, mental, dan sosial yang utuh dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi, serta prosesnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pemanfaatan sumber informasi dengan sikap wanita usia subur tentang kesehatan reproduksi. Penelitian ini dilaksanakan di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Timur pada tahun 2020. Penelitian ini merupakan penelitian analitik kuantitatif dengan rancangan cross sectional study. Sampel penelitian dipilih dengan menggunakan purposive sampling. Jumlah sampel sebanyak 67 orang. Analisis data menggunakan Fishert Exact Test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 67 orang responden bahwa yang tidak memanfaatkan sumber informasi kesehatan memiliki distribusi tertinggi yaitu sebesar 74,1%. Sikap kurang baik terhadap kesehatan reproduksi memiliki distribusi tertinggi yaitu sebesar 46,3%. Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan anatar pemanfaatan sumber informasi kesehatan dengan sikap wanita usia subur tentang kesehatan reproduksi (p-Value = 0,000). Pemanfaatkan sumber informasi kesehatan harus dimaksimalkan untuk meningkatkan sikap positif terhadap kesehatan reproduksi.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.