Gerakan internasional simultan tersebut tercantum dalam program Global Non-Communicable Disease/NCD Target mengenai komitmen untuk mencapai target bersama untuk menurunkan hipertensi. Penatalaksanaan hipertensi yang merupakan penyakit kronis meliputi pengobatan rutin dan perubahan gaya hidup sehat dan memerlukan self management yang baik. Manajemen diri (self-management) adalah upaya pasien yang secara aktif berpartisipasi dalam rencana perawatan, membuat pilihan gaya hidup yang berbeda, seperti kebiasaan makan, pilihan olahraga, dan kondisi hidup, dan memantau gejala sendiri. Pengetahuan tentang proses penyakit, peran obat dan rencana perawatan mereka sangat penting untuk kemampuan pasien hipertensi untuk berhasil mengelola kemampuan diri sendiri. Pasien hipertensi melaporkan bahwa jika tidak mengetahui alasan dan cara mengelola penyakit hgipertensi yang dialaminya, maka upaya manajemen diri terhambat. Mengetahui faktor yang berpengaruh pada self management pasien hipertensi secara dini bisa membantu pasien mengelola penyakit lebih optimal. Variable yang dinyatakan berhubungan dengan kemampuan self management pasien adalah usia dan durasi lama sakit. Sedangkan kualitas hidup dinyatakan tidak berhubungan secara signifikan (p<0.05). Dengan mengetahui faktor yang mempengaruhi self management maka perawat dirasakan perlu untuk memodifikasi proses perawatan pasien hipertensi dengan memperhatikan faktor yang mendetail dengan tujuan pasien hipertensi dapat mengelola penyakitnya dengan mandiri
Cedera menjadi permasalahan serius yang memberikan dampak pada 4,7 juta orang di dunia. Angka cedera di Indonesia mencapai angka 9,2% dan salah satu kelompok rentan cedera adalah anak usia sekolah. Hal ini berhubungan dengan kondisi lingkungan yang tidak aman dan rendahnya kemampuan untuk melakukan tindakan pertolongan pertama. Untuk dapat melakukan tindakan yang tepat maka diperlukan keyakinan dan kepercayaan diri. Salah satu aspek penting yang berpengaruh pada efikasi diri adalah pengetahuan individu. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa hubungan pengetahuan pertolongan pertama pada anak sekolah terhadap efikasi diri dalam penanganan cedera menggunakan systematic review. Strategi pencarian menggunakan dua database elektronik : PubMed dan Google Scholar dan mengikuti protocol PRISMA (Preffered Reporting Items for Systematic Review and Meta Analyses) dengan rentang publikasi 2010-2020 diperoleh tujuh artikel yang sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Hasil telaah artikel yang telah dilakukan diketahui bahwa efikasi diri dan tingkat pengetahuan anak sekolah tentang pertolongan pertama masih rendah. Hal ini berhubungan dengan usia sekolah yang masih dalam tahap peerkembangan kemampuan kognitif dan emosional dan juga anak sekolah cenderung belum memiliki pengalaman sebelumnya dalam penanganan cedera. Untuk itu diperlukan upaya meningkatkan kepercayaan diri dan pengetahuan pada layperson anak sekolah yang dapat diinisasi oleh tenaga kesehatan sebab informasi yang diperoleh dari tenaga kesehatan terbukti meningkatkan efikasi diri yang lebig baik dibandingkan pihak lainnya. Hal ini harus dilakukan dengan tetap memperhatikan metode dan media yang disesuai dengan daya tanggap usia tersebut sehingga dapat meningkatkan jumlah layperson usia anak sekolah di Indonesia. Keywords : pertolongan pertama, efikasi diri, pengetahuan, anak sekolah, layperson
ABSTRAKCardiac arrest merupakan kondisi yang memerlukan tindakan cepat dan butuh tindakan pemberian RJP yang efektif. Mahasiswa keperawatan merupakan salah satu kelompok yang dapat berperan sebagai bystander, untuk itu perlu memperhatikan hal krusial seperti pengetahuan dan efikasi diri sebagai dasar melakukan RJP. Untuk itu penting mengetahui hubungan keduanya. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan pengetahuan dan efikasi diri mahasiswa keperawatan dalam pemberian RJP. Metode penelitian yang digunakan adalah observasional analitik dengan pendekatan crossectional melibatkan 110 mahasiswa keperawatan Universitas dr Soebandi yang dipilih dengan teknik purposive sampling. Analisa data menggunakan uji Kolmogorov Smirnov. Hasil Hasil uji statistic diperoleh nilai p=0,000 (α 0,05) maka dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan tentang RJP dengan efikasi diri mahasiswa keperawatan di Univesitas dr Soebandi. Kesimpulan: Efikasi diri memerlukan pengetahuan sebagai dasar kemampuan kognitif individu. Maka dari itu mahasiswa perawat perlu senantiasa melakukan berbagai upaya untuk mencapai hal tersebut demi menciptakan bystander yang memiliki kepercayaan diri untuk memberikan RJP yang berkualitas.Kata Kunci : efikasi diri, mahasiswa keperawatan, pengetahuan, RJP .
Cedera dapat dialami siapa saja tanpa melihat usia dan usia anak sekolah menjadi salah satu kelompok rentan cedera. Lingkungan sekolah menjadi lokasi tertinggi kedua tempat terjadinya cedera. Tindakan pemberian pertolongan pertama pada kasus cedera di lingkungan sekolah menjadi hal penting agar siswa dapat menjadi seorang layperson yang ideal diperlukan dasar keyakinan diri. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi efikasi diri anak sekolah menengah pertama sebagai Layperson dalam penanganan kasus cedera. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan crossectional berupa deskriptif analitik. Penelitian ini dilakukan pada bulan September 2022 di sekolah menengah pertama (SMP) yang ada di Kabupaten Jember. Sebanyak 239 siswa yang duduk di kelas VIII menggunakan kuesioner General Efficacy Scale. Mayoritas tingkat efikasi diri siswa sekolah menengah pertama sebagai layperson pemberian pertolongan pertama cedera memiliki tingkat efikasi diri sedang sebanyak 60.1%, baik sebanyak 20,8% dan kurang 19,1%. Dalam pemberian pertolongan pertama yang dilakukan anak usia sekolah perlu memperhatikan karakterikstik usia. Pada anak usia sekolah menunjukkan karakterisitk sehubungan dengan keterampilan kognitifnya sesuai penalaran dan kesadaran akan diri yang terus berkembang. Untuk memaksimalkan peran siswa sebagai layperson salah satu stimulus yang dapat dilakukan adalah dengan memperkuat kognitif yang dimiliki agar selaras dengan perkembangan efikasi diri mereka sehingga anak usia sekolah mampu mempersiapkan diri sebagai salah satu layperson penanganan cedera. Stimulus yang dapat dilakukan salah satunya adalah dengan menginisiasi edukasi pertolongan pertama pada siswa. Diharapkan dengan edukasi sejak dini mampu mempersiapakan efikasi diri siswa dalam pemberian pertolongan pertama cedera.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.