Abstract:Monsoon Asia is characterized by its diversity of natural and social environments. These environments range from humid tropics to arid regions and there exist associated various hydrological phenomena. This paper attempts to characterize the hydrological regions of monsoon Asia based on the water budget calculated using grid-based global datasets. A map of hydrological regions is created by ranking the value of water surplus and deficit. A humid zone with large water surplus extending from Southeast Asia to the Japanese archipelago, rapid transition from humid to arid environments in eastern China, and an arid region surrounded by a humid region in continental Southeast Asia are the most remarkable features in monsoon Asia. The map reveals that an essential characteristic of monsoon Asia is the proximity of the arid and humid environments. Many water problems and water management practices in a region can be easily understood by plotting them on a map. The boundaries of several large river basins are superimposed on the map, and examined for the water budget and flow regimes. The results are found to explain the regional characteristics of the seasonal runoff regimes satisfactorily. The importance of using a spatial framework for the comparative hydrological study in Monsoon Asia is highlighted.
Salah satu implikasi dari perubahan iklim adalah pergeseran waktu tanam yang tentunya mempengaruhi pola tanam dan produktifitas, terutama tanaman pangan. Untuk memandu petani menyesuaikan pola dan waktu tanam, maka analisis kalender tanam sangat diperlukan. Tujuan study ini adalah untuk mengembangka n peta kalender tanam tanaman padi di Jawa berdasarkan keragaman iklim (tahun basah, tahun normal dan tahun kering). Peta kalender tanam dikembangkan beberapa tahap, yaitu: (a) analisis waktu tanam eksisting, (b) analisis waktu tanam potensial, and (c) pembuatan peta kalender tanam. Analisis dilakukan dengan menggunakan data curah hujan harian dari tahun 1983 sampai dengan 2006, dan data realisasi tanam padi bulanan dari tahun 2003 sampai dengan 2005 untuk seluruh pulau Jawa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan waktu tanam pada kondisi basah, normal dan kering. Waktu tanam tertinggi untuk musim tanam pertama (MT I) pada tahun basah hampir sama dengan kondisi normal yaitu pada Okt 2/Okt 3, sedangkan pada tahun kering terjadi pada Des 2/Des 3. Intensitas tanam juga bervariasi antar provinsi. Kondisi ini mengakibatkan distribusi input pertanian seperti benih dan pupuk harus dijadwalkan sesuai kondisi setempat. Agar perencanaan waktu tanam dapat dilakukan dengan mudah, informasi peta kalender tanam telah dipetakan dalam skala 1:250.000 pada skala kecamatan. Peta kalender tanam selanjutnya dikompilasi menjadi satu atlas yang dapat digunakan sebagai pedoman bagi penyuluh dan petani di dalam penentuan kalender tanam.
ABSTRAK Reklamasi gambut untuk pertanian memerlukan jaringan drainase makro yang dapat mengendalikan tata air dalam satu wilayah dan drainase mikro untuk mengendalikan tata air di tingkat lahan. Elevasi muka air harus dipertahankan secara optimal. Tidak terlalu dalam agar tanaman tidak mengalami kekeringan dan tidak terlalu dangkal agar tanaman tidak tergenang. Untuk itu diperlukan bangunan pengendali berupa pintu air di setiap saluran. Pintu air berfungsi untuk mengatur muka air tanah supaya tidak terlalu dangkal dan tidak terlalu dalam, sehingga kelestarian gambut dapat terjaga. Pemasangan pintu air baik letak maupun jumlahnya perlu diawali dengan mengetahui fluktuasi air di saluran dan lahan.
Ilmu pengetahuan dan teknologi hasil penelitian akan bermanfaat jika sesuai dengan kebutuhan pengguna dan disampaikan secara cepat dan tepat waktu. Salah satu pendekatan yang sering digunakan masa kini adalah pengembangan sistem teknologi informasi yang telah diaplikasikan di berbagai bidang. Makalah ini memaparkan pengemasan informasi kalender tanam tanaman padi dalam bentuk Sistem Teknologi Informasi Kalender Tanam Terpadu Berbasis Web. Pengembangan sistem dilaksanakan dalam bentuk desk study, yang terdiri atas lima tahap, yaitu 1) Inventarisasi data, 2) Penyusunan algoritme analisis, 3) Penyusunan desain sistem, 4) Pemrograman, dan 5) Pengujian dan operasi sistem teknologi informasi kalender tanam terpadu. Produk ini dapat diakses melalui http://katam.litbang.deptan.go.id/ dan menjadi pedoman bagi pengguna sebelum memasuki musim tanam ke depan. Informasi kalender tanam terpadu yang tersedia sampai tingkat kecamatan dan meliputi prediksi awal waktu tanam, estimasi luas tanam, potensi wilayah rawan banjir dan kekeringan, potensi serangan organisme pengganggu tanaman, rekomendasi varietas, serta rekomendasi dosis dan kebutuhan pupuk. Sistem teknologi informasi kalender tanam terpadu bersifat dinamis. Oleh karena itu, baik substansi maupun sistem perlu dievaluasi, diperbarui, dan diperbaiki melalui kegiatan verifikasi dan validasi. Hal ini perlu pemeliharaan (maintenance) terus menerus, agar kebutuhan pengguna mengenai waktu tanam, dan informasi rekomendasi teknologi dapat dipenuhi lebih akurat.
Kemajuan teknologi informasi dewasa ini sangat pesat. Mulai dengan penggunaan telepon selular yang hanya digunakan untuk mengirimkan pesan singkat atau berkomunikasi biasa sampai dengan telepon pintar (smart phone).Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian dalam usaha penyebaran informasi pertanian, berusaha menggunakan teknologi informasi tersebut semaksimal mungkin. Salah satu contoh adalah penyebaran informasi kalender tanam terpadu, yang bukan hanya berbasis website saja, tetapi juga berbasis SMS dan Android. Makalah ini bertujuan ntuk memaparkan pengembangan aplikasi yang dapat digunakan untuk diseminasi informasi tanam terpadu menggunakan aplikasi mobile berbasis Android. Materi yang digunakan dalam penyusunan aplikasi ini tentunya terkait dengankalender tanam, yaitu standing crop yang diekstrak dari citra satelit MODIS, data hasil monitoring CCTV, estimasi waktu dan luas tanam, status tingkat kerawanan banjir dan kekeringan tingkat kabupaten, status organisme pengganggu tanaman, rekomendasi varietas dan prakiraan kebutuhan benih, rekomendasi dan kebutuhan pupuk, dan mekanisasi pertanian. Metode yang digunakan secara umum adalah pendekatan pengembangan sistem berbasis Android. Hasil akhir dari penelitian ini adalah tersedianya dan terpakainya aplikasi Android pada sistem informasi katam terpadu. Pada intinya pengguna dapat menggunakan smartphone untuk mendapatkan informasi terkini mengenai kalender tanam pertanian secara cepat. Cepatnya mendapatkan informasi pertanian diharapkan membantu petani dan masyarakat pertanian melakukan budidaya pertanian secara lebih akurat agar terhindar dari kegagalan.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.