AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan learning obstacle, mendesain bahan ajar yang valid, dan mendeskripsikan learning obstacle setelah implementasi bahan ajar. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kualitatif dan kuantitatif. Metode kualitatif untuk analisis learning obstacle dan bahan ajar, sedangkan metode kuantitatif untuk mengetahui keseragaman pendapat. Subjek dalam penelitian ini adalah 31 siswa kelas VIII C SMP Negeri 1 Plered untuk identifikasi learning obstacle awal dan 32 siswa kelas IX A SMP Negeri 1 Plered untuk identifikasi learning obstacle dan kemampuan pemahaman matematis siswa. Desain penelitian yang digunakan berupa desain didaktis (Didactical Design Research). Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat 8 learning obstacle siswa terkait materi operasi bentuk aljabar. Validasi bahan ajar modul matematika dilakukan oleh 5 validator (3 dosen FKIP Universitas Swadaya Gunung Jati dan 2 guru matematika). Berdasarkan hasil validasi tersebut dapat disimpulkan bahwa bahan ajar modul operasi bentuk aljabar berbasis kemampuan pemahaman matematis siswa dengan model discovery learning diperoleh bahan ajar siswa layak digunakan dalam proses pembelajaran, serta bahan ajar pedoman guru layak digunakan pula.Kata Kunci: Learning obstacle, aljabar, kemampuan pemahaman matematis, desain didaktis. Designing Module Based on Discovery Learning Models for Students' Mathematical Understanding AbilityAbstractThis study aims to describe learning obstacle students, designing instructional materials, and describing learning obstacle students after the implementation of teaching materials. The method used in this study is qualitative and quantitative methods. Qualitative methods for the analysis of obstacle learning and teaching materials, while the quantitative method to find out the uniformity of opinion. The subjects in this study were 31 students of class VIII C of SMP 1 Plered to identify the initial obstacle learning and 32 students of class IX-A of SMP 1 Plered to identify obstacle learning and students' mathematical understanding skills. The research design used is in the form of didactic design (Didactical Design Research). The results of this study indicate that there are 8 learning obstacle students related to algebraic form operating material. Validation of mathematics module teaching materials was carried out by 5 validators (3 lecturers of FKIP Swadaya Gunung Jati University and 2 mathematics teachers). Based on the results of the validation, it can be concluded that the algebraic form operating module teaching materials based on students' mathematical understanding ability with discovery learning models obtained that they are suitable for learning, and the teacher's guideline teaching material also.Keywords: Learning obstacle, algebraic, mathematical understanding ability, Didactical Design Research.
AbstrakKemampuan representasi matematis berkontribusi terhadap prestasi belajar matematika. Di lapangan kemampuan representasi matematis masih rendah. Penelitian ini dilakukan untuk mengembangkan bahan ajar berupa modul dengan pendekatan induktif pada materi persamaan linear satu variabel untuk siswa kelas VII SMP/MTs, mengetahui learning obstacle (hambatan belajar) pada materi persamaan linear satu variabel, mengetahui kevalidan dari modul dan pedoman pembelajaran guru, serta apakah terdapat peningkatan sesudah menggunakan modul ini. Penelitian ini menggunakan model pengembangan ADDIE (Analysis, Design, Development, Implementation, and Evaluation), tetapi dibatasi hanya sampai tahap ADD dan diujicobakan secara terbatas pada kelas VII SMP Negeri 1 Tengahtani. Instrumennya adalah soal tes kemampuan representasi matematis, lembar pedoman wawancara, lembar validasi modul dan lembar validasi pedoman pembelajaran guru. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat learning obstacle saat dilakukan uji coba soal. Kemampuan representasi matematis siswa mengalami peningkatan dengan rata-rata sebesar 0,37 yang berarti nilai tersebut memiliki interpretasi sedang. Development of Teaching Materials with an Inductive Approach to Enhance the Capability of Mathematical Representation of Middle School StudentsAbstractThe ability of mathematical representation contributes to mathematics learning achievement. In the field, the ability of mathematical representation is still low. This research was conducted to develop teaching materials in the form of modules with an inductive approach to one variable linear equation material for class VII SMP / MTs students, to know the learning obstacle in one variable linear equation material, to know the validity of teacher learning modules and guidelines, and is there an increase after using this module. This study uses the ADDIE development model (Analysis, Design, Development, Implementation, and Evaluation), but is limited only to the ADD stage and is tested on a limited basis in class VII Tengahtani 1 Public Middle School. The instruments are test questions of mathematical representation abilities, interview guideline sheets, module validation sheets, and teacher learning guideline validation sheets. The results showed that there was a learning obstacle when testing the problem. The ability of mathematical representation of students has increased with an average of 0.37 which means that the value has a moderate interpretation.
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pentingnya pemahaman matematis siswa di masa pandemi. Pelaksanaan pembelajaran dilakukan secara daring yang merupakan hal baru bagi siswa. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis kemampuan pemahaman matematis siswa SMK kelas XI pada materi vektor. Subjek penelitian adalah siswa kelas XI salah satu SMK di kota Cirebon yang berjumlah dua orang laki-laki. Metodologi penelitian yang digunakan adalah kualitatif jenis studi kasus dengan menganalisis jawaban siswa dan hasil wawancara. Instrumen yang digunakan adalah tes kemampuan pemahaman matematis dan lembar wawancara. Tes digunakan untuk memberikan penjelasan yang lebih mendalam tentang kemampuan pemahaman matematis siswa, sedangkan wawancara digunakan untuk mengecek jawaban terhadap soal yang telah dikerjakan oleh siswa. Hasil yang diperoleh adalah siswa yang berkemampuan tinggi memiliki kemampuan pemahaman matematis tinggi dengan persentase 90%, sedangkan siswa berkemampuan sedang memiliki kemampuan pemahaman matematis sedang dengan persentase 56,7%. Dengan kata lain, siswa yang berkemampuan tinggi memiliki kemampuan pemahaman matematis tinggi sedangkan siswa berkemampuan sedang memiliki kemampuan pemahaman matematis sedang.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) aktivitas siswa pada saat menggunakan model pembelajaran missouri mathematics project, 2) pengaruh model pembelajaran missouri mathematics project terhadap kemampuan koneksi matematis siswa, 3) perbedaan kemampuan koneksi matematis kelas eksperiman yang menggunakan model pembelajaran missouri mathematics project dengan kelas kontrol yang menggunakan pembelajaran konvensional, 4) kemandirian belajar siswa pada model pembelajaran missouri mathematics project. Penelitian dilaksanakan di SMPN 2 Cilimus, sampel yang diteliti sebanyak 68 orang dengan menggunakan desain penelitian quasi experimental. Hasil analisis data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah: 1) terdapat pengaruh model pembelajaran misssouri mathematics project yang signifikan sebesar 71,1% terhadap kemampuan koneksi matematis siswa, 2) terdapat perbedaan kemampuan koneksi matematis antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol, 3) kemandirian belajar siswa setelah mendapatkan pengajaran menggunakan model pembelajaran missouri mathematics project berada dalam kriteria yang baik.
Penyusunan soal berpikir tingkat tinggi (HOTS) masih belum dipahami dan dikuasai dengan baik oleh guru di SDN Sadagori 1 Kota Cirebon. Padahal kemampuan ini sangat penting untuk dimiliki setiap pendidik dalam rangka mempersiapkan siswa untuk menghadapi kompetisi pada abad 21. Soal HOTS tidak serta merta dapat dikuasai oleh siswa tanpa adanya stimulus yang diberikan. Oleh karena itu tujuan pelatihan ini adalah untuk memberikan pemahaman tentang ciri-ciri soal HOTS dari C4 – C6, strategi membuat pengecoh yang efektif/berfungsi, mengubah soal LOTS menjadi HOTS serta memberikan pengalaman langsung dalam membuat soal HOTS dan pengecohnya. Metode pelaksanaan PKM terdiri dari tiga tahap, yakni pendahuluan, solusi mitra, dan evaluasi. Pengabdian ini melibatkan 19 guru, 3 observer dan 2 pemateri. Pada saat pelatihan berlangsung, semua guru aktif dalam bertanya saat pemaparan materi maupun diskusi kelompok dalam membuat soal HOTS dan pengecohnya. Berdasarkan hasil observasi setiap opictor pencapaian berhasil dikuasai oleh guru. Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) ini disambut baik oleh seluruh guru dan kepala sekolah. Harapannya kegiatan ini dapat berkesinambungan dengan mengambil opic-topik atau isu yang sedang hangat dibidang Pendidikan.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.