The polyphenol plant extracts have previously been demonstrated to act as chemopreventive and anticancer agents. Ficus carica is a rich source of polyphenols, yet its antioxidant and anticancer activities remain poorly characterized. This study aimed to determine the anticancer activity of F carica leaf and fruit extracts by investigating their impact on proliferation, apoptosis, and Huh7it cell necrosis. Leaves and fruits were extracted using methanol, and the phytochemical contents were analyzed using Fourier-transform infrared spectroscopy. The antioxidant activity was measured using the 2,2-diphenyl-1-picrylhydrazyl method. Anticancer activities were examined through MTT (3-(4,5-dimethylthiazol-2yl)-5-(3-carboxymethoxyphenyl)-2-(4-sulfophenyl)-2H-tetrazolium) assay on Huh7it liver cancer cells. The apoptosis and necrosis conditions were examined using Annexin biomarkers V-PI and later analyzed in flow cytometry. F carica leaves and fruit examined were found to have strong antioxidant activities with IC 50 values of 7.9875 µg/mL and 13.402 µg/mL, respectively. MTT assay results indicated F carica leaves and fruit had IC 50 values >653 μg/mL and >2000 μg/mL, respectively. The flow cytometry analysis indicated a higher percentage of Huh7it apoptosis and necrosis in leaf extracts compared with fruit extracts. The difference in anticancer activity was attributed to differing compounds present in each extract.
AbstrakSenyawa radikal dalam tubuh sangat reaktif terhadap sel-sel, sehingga dapat menyebabkan berbagai penyakit. Senyawa yang mampu menangkal radikal bebas disebut antioksidan. Bawang hitam diketahui mengandung senyawa aktif fenolik dan turunannya sehingga dapat digunakan sebagai antioksidan. Penelitian tentang penggunaan bawang hitam sebagai antioksidan ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan waktu pemanasan (15, 25, dan 35 hari) terhadap aktivitas antioksidan pada ekstrak bawang hitam. Bawang hitam diperoleh dengan cara memanaskan bawang putih selama 15, 25, dan 35 hari. Bawang hitam selanjutnya diekstraksi dengan pelarut metanol dengan metode maserasi. Filtrat hasil ekstraksi dipekatkan dengan rotary evaporator untuk mendapatkan ekstrak bawang hitam. Ekstrak bawang hitam diuji fitokimia untuk mengetahui kandungan senyawa aktif. Aktivitas antioksidan ekstrak bawang hitam ditentukan dengan metode penangkalan radikal 2,2-diphenyl-1-picrylhydrazyl (DPPH). Hasilnya menunjukkan ekstrak bawang hitam memiliki aktivitas antioksidan yang sangat kuat dengan nilai IC50 masing-masing 15 hari yaitu 2,41 µg/mL; 25 hari yaitu 2,93 µg/mL; 35 hari yaitu 2,27 µg/mL. Nilai IC50 <10 μg/mL menunjukkan bahwa ekstrak bawang hitam dengan waktu pemanasan 15, 25, dan 35 hari memiliki potensi antioksidan yang sangat kuat. Waktu pemanasan yang paling optimum dalam penangkalan radikal bebas adalah ekstrak bawang hitam dalam waktu pemanasan 35 hari, karena banyak terdapat kandungan senyawa flavonoid, tanin, sterol, dan saponin.Abstract Radical compounds in the body are very reactive to cells that can cause various diseases. Compounds that are able to ward off free radicals are called antioxidants. Black garlic are known to contain phenolic active compounds and their derivatives so that they can be used as antioxidants. Research on the use of black garlic as an antioxidant aims to determine the difference in heating time (15, 25, and 35 days) on the antioxidant activity of black garlic extract. Black garlic are obtained by heating the garlic for 15, 25, and 35 days. The black garlic is then extracted with methanol solvent by maceration method. The extracted filtrate was concentrated with a rotary evaporator to obtain the black garlic extract. Black garlic extract was tested for phytochemistry to determine the content of active compounds. The antioxidant activity of black garlic extract was determined by the radical deterrence method 2,2-diphenyl-1-picrylhydrazyl (DPPH). The results showed that the onion extract had a very strong antioxidant activity with an IC50 value of 15 days each of 2.41 µg/mL; 25 days which is 2.93 μg/mL; 35 days which is 2.27 µg/mL. IC50 values <10 μg/mL indicate that the black garlic extract with a heating time of 15, 25, and 35 days has a very strong antioxidant potential. The most optimum heating time in deterring free radicals is black garlic extract within 35 days of heating because there are many compounds containing flavonoids, tannins, sterols, and saponins.
<p>Antioxidants can ward off free radicals in the body to resist oxidative damage caused by free radicals. The aim of this research is to know the influence of water solvent, methanol and methanol-water mixture to antioxidant activity. The extraction is done by maceration method. The extraction results in the phytochemical test and functional group analysis to determine the compounds contained in Pig leaf extract. Further testing of antioxidant activity with DPPH method. Pig leaf extract with methanol solvent has antioxidant activity with IC50 3,3005 μg / ml value, Pig leaf extract with water solvent has antioxidant activity 3,6976 μg / ml and Pig leaf extract with methanol solvent: water has antioxidant activity 13,6140 μg / ml. The IC50 <50 μg / ml value indicates that the Pig leaf extract with some solvents has potent antioxidant potential. Pig leaf extract with methanol solvent has the best antioxidant activity with IC50 3,3005 μg / ml value because according to phytochemical test and functional group analysis that methanol solvent is able to extract more active compound such as flavonoid, Triterpenoid and Sterol, Alkaloid and Saponin followed by Pig leaf extract with water solvent and methanol mixture: water.</p>
Daun jambu air (Syzygium aqueum) dikenal sebagai salah satu obat tradisional, untuk menyembuhkan beberapa infeksi akibat antigen berupa bakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan senyawa aktif yang terdapat dalam daun jambu air dengan beberapa pelarut pada proses maserasi. Metode ekstraksi yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekstraksi dingin berupa maserasi dengan pemilihan pelarut yakni metanol (CH3OH), etil asetat dan n-heksana. Uji fitokimia yang dilakukan adalah uji saponin, flavonoid, alkaloid dan triterpenoid/steroid. Dari uji yang dilakukan diketahui sampel ekstrak daun jambu air dengan pelarut metanol positif mengandung beberapa senyawa aktif berupa flavonoid, saponin, alkaloid dan triterpenoid. Ekstrak daun jambu air dengan pelarut etil asetat dan n-heksana positif mengandung beberapa senyawa aktif berupa flavonoid, alkaloid dan triterpenoid. Pelarut yang paling bagus untuk mendapatkan banyak senyawa aktif adalah metanol. Kata kunci : Jambu air (Syzygium aqueum), maserasi, senyawa aktif
Stroberi (Vragaria ananassa Dutch) Var. Dorit merupakan buah yang populer di masyarakat dunia dengan ciri khas rasa buahnya yang asam manis dan segar. Penyediaan benih stroberi selama ini dilakukan secara konvensional dengan menggunakan stolon, sehingga volume perbanyakan relatif lebih sedikit dan tidak bebas penyakit. Oleh karena itu diperlukan metode kultur jaringan untuk budidaya stroberi. Kultur jaringan tanaman merupakan suatu teknik pengisolasian dan pemeliharaan sel atau potongan jaringan tanaman yang ditumbuhkan pada media buatan yang sesuai dan dalam keadaan aseptik. Medium yang dipergunakan pada kultur in vitro tumbuhan ada bermacam-macam. Medium yang digunakan dalam percobaan ini yaitu media MP yang merupakan kombinasi dari larutan MS (Murashige and skoog) dan pupuk cair. Dalam hal ini pupuk yang digunakan merupakan produk dari Balitjestro yang tentunya mengandung beberapa nutrisi dengan konsentrasi yang tepat untuk petumbuhan tanaman. Percobaan ini dilakukan untuk mengidentifikasi pengaruh berbagai modifikasi media MP serta mengidentifikasi konsentrasi kombinasi media MP yang sesuai terhadap pertumbuhan stroberi varietas dorit. Percobaan ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan perlakuan MP1: MS 25% + pupuk 75%, MP2: MS 50% + pupuk 50%, MP3: MS 75% + pupuk 25%, MP4: pupuk 100%, Percobaan di ulang 5x, sehingga diperlukan 20 unit percobaan. Setiap unit percobaan ditanam 5 planlet. Pertumbuhan tanaman stroberi varietas dorit yang ditanam pada media MP1, MP2, MP3 dan MP4 menunjukkan pengaruh perbedaan yang signifikan terhadap pertumbuhan akar, pertumbuhan tunas dan pertambahan jumlah daun. Tanaman tersebut menunjukkan respon pertumbuhan yang paling cepat pada media MP3 karena mengandung konsentrasi larutan MS lebih banyak sehingga jumlah nitrogen yang dibutuhkan untuk pertumbuhan lebih tercukupi
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.