Basil leaves (Ocimum basilicum L) was one of the plants that thrive in Indonesia. This plant could be used as an antipyretic, antifungal, analgesic, antiseptic, antibacterial, hepatoprotector, immunomodulator, antireppelent and antiexpectorant. The chemical content found in this plant has a role in providing pharmacological activities so that this research was conducted to develop the use of basil leaves as natural medicine. Phytochemical screening aims to provide an overview of the classes of compounds contained in basil leaves which include flavonoids, alkaloids, saponins and tannins. The samples were determined and identified in the Integrated Laboratory of Sunan Ampel UIN Surabaya. The extract was made by extracting basil leaf simplicia with ethanol solvent by maceration method and doing phytochemical tests by adding solvents by observing changes in colour and shape of the solution. Phytochemical test results show that the positive basil leaves contain flavonoid compounds (marked by the appearance of black), alkaloids (characterized by the presence of a brownish yellow colour and precipitate), saponins (marked by the stable foam), and tannins (marked by the green colour black).
AbstrakSenyawa radikal dalam tubuh sangat reaktif terhadap sel-sel, sehingga dapat menyebabkan berbagai penyakit. Senyawa yang mampu menangkal radikal bebas disebut antioksidan. Bawang hitam diketahui mengandung senyawa aktif fenolik dan turunannya sehingga dapat digunakan sebagai antioksidan. Penelitian tentang penggunaan bawang hitam sebagai antioksidan ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan waktu pemanasan (15, 25, dan 35 hari) terhadap aktivitas antioksidan pada ekstrak bawang hitam. Bawang hitam diperoleh dengan cara memanaskan bawang putih selama 15, 25, dan 35 hari. Bawang hitam selanjutnya diekstraksi dengan pelarut metanol dengan metode maserasi. Filtrat hasil ekstraksi dipekatkan dengan rotary evaporator untuk mendapatkan ekstrak bawang hitam. Ekstrak bawang hitam diuji fitokimia untuk mengetahui kandungan senyawa aktif. Aktivitas antioksidan ekstrak bawang hitam ditentukan dengan metode penangkalan radikal 2,2-diphenyl-1-picrylhydrazyl (DPPH). Hasilnya menunjukkan ekstrak bawang hitam memiliki aktivitas antioksidan yang sangat kuat dengan nilai IC50 masing-masing 15 hari yaitu 2,41 µg/mL; 25 hari yaitu 2,93 µg/mL; 35 hari yaitu 2,27 µg/mL. Nilai IC50 <10 μg/mL menunjukkan bahwa ekstrak bawang hitam dengan waktu pemanasan 15, 25, dan 35 hari memiliki potensi antioksidan yang sangat kuat. Waktu pemanasan yang paling optimum dalam penangkalan radikal bebas adalah ekstrak bawang hitam dalam waktu pemanasan 35 hari, karena banyak terdapat kandungan senyawa flavonoid, tanin, sterol, dan saponin.Abstract Radical compounds in the body are very reactive to cells that can cause various diseases. Compounds that are able to ward off free radicals are called antioxidants. Black garlic are known to contain phenolic active compounds and their derivatives so that they can be used as antioxidants. Research on the use of black garlic as an antioxidant aims to determine the difference in heating time (15, 25, and 35 days) on the antioxidant activity of black garlic extract. Black garlic are obtained by heating the garlic for 15, 25, and 35 days. The black garlic is then extracted with methanol solvent by maceration method. The extracted filtrate was concentrated with a rotary evaporator to obtain the black garlic extract. Black garlic extract was tested for phytochemistry to determine the content of active compounds. The antioxidant activity of black garlic extract was determined by the radical deterrence method 2,2-diphenyl-1-picrylhydrazyl (DPPH). The results showed that the onion extract had a very strong antioxidant activity with an IC50 value of 15 days each of 2.41 µg/mL; 25 days which is 2.93 μg/mL; 35 days which is 2.27 µg/mL. IC50 values <10 μg/mL indicate that the black garlic extract with a heating time of 15, 25, and 35 days has a very strong antioxidant potential. The most optimum heating time in deterring free radicals is black garlic extract within 35 days of heating because there are many compounds containing flavonoids, tannins, sterols, and saponins.
Daun jambu air (Syzygium aqueum) dikenal sebagai salah satu obat tradisional, untuk menyembuhkan beberapa infeksi akibat antigen berupa bakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan senyawa aktif yang terdapat dalam daun jambu air dengan beberapa pelarut pada proses maserasi. Metode ekstraksi yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekstraksi dingin berupa maserasi dengan pemilihan pelarut yakni metanol (CH3OH), etil asetat dan n-heksana. Uji fitokimia yang dilakukan adalah uji saponin, flavonoid, alkaloid dan triterpenoid/steroid. Dari uji yang dilakukan diketahui sampel ekstrak daun jambu air dengan pelarut metanol positif mengandung beberapa senyawa aktif berupa flavonoid, saponin, alkaloid dan triterpenoid. Ekstrak daun jambu air dengan pelarut etil asetat dan n-heksana positif mengandung beberapa senyawa aktif berupa flavonoid, alkaloid dan triterpenoid. Pelarut yang paling bagus untuk mendapatkan banyak senyawa aktif adalah metanol. Kata kunci : Jambu air (Syzygium aqueum), maserasi, senyawa aktif
Bertambahnya usia seseorang akan berhubungan dengan kejadian penyakit degenerative. Presentase penyakit ini terus meningkat dalam menyebabkan kematian dan penurunan kualitas hidup. Penyakit degeneratif antara lain obesitas, hipertensi, Diabetes Mellitus dan hiperkolesterolemia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara usia dengan indeks massa tubuh, tekanan darah sistol-diastol, kadar glukosa, kolesterol dan asam urat. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional pada tenaga pendidik dan kependidikan FPK UINSA sebanyak 28 orang. Analisis menggunakan Korelasi Pearson. Hasil penelitian terdapat korelasi usia dengan kadar glukosa dengan P = 0,005 dan R=0.514 dan tidak terdapat korelasi usia dengan indeks massa tubuh, tekanan darah, kadar kolesterol dan asam urat. Usia merupakan faktor risiko terjadinya peningkatan kadar glukosa.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.