ABSTRAK Obesitas pada remaja memiliki implikasi penting terhadap kesehatan dan kesejahteraan individu dan masyarakat. Hal ini berdampak negatif dalam meningkatkan kerentanan terhadap sejumlah penyakit, gangguan kesehatan kronis, gangguan psikologis, peningkatan biaya perawatan setiap tahun hingga kematian dini. Sebesar 2,8 juta orang meninggal tiap tahun, akibat obesitas. Meningkatnya prevalensi obesitas pada remaja diduga berkaitan dengan perubahan gaya hidup meliputi menurunnya aktifitas fisik dan meningkatnya konsumsi camilan. Penelitian ini untuk mengetahui adanya perbedaan aktivitas fisik dan konsumsi camilan pada remaja obesitas di daerah pedesaan dan perkotaan di Kabupaten Bantul. Metode penelitian case control, dengan populasi remaja SMA baik negeri maupun swasta. Kasus adalah remaja yang didiagnosa obesitas pada tahap skrining, sedangkan kontrol adalah remaja tidak obesitas. Analisis data meliputi univariabel yang menyajikan distribusi frekuensi, bivariabel dengan uji chi-square, dan uji-t. Remaja dengan aktivitas fisik ringan memiliki peluang 4 kali lebih besar mengalami obesitas dibandingkan remaja dengan aktivitas fisik sedang (OR 4,26 (CI 95%:1,61- 12,06). Hubungan antara jenis camilan dan obesitas juga memiliki hubungan yang bermakna secara statistik dan praktis, yaitu obesitas banyak di temukan sebanyak 2 kali lebih besar pada remaja dengan konsumsi camilan goreng dibandingkan dengan remaja yang mengkonsumsi camilan non goreng. Terdapat perbedaan rerata berat dan asupan camilan pada remaja obesitas dan non obesitas.Aktifitas fisik ringan, frekuensi camilan tinggi, jenis camilan gorengan, berat camilan dan asupan camilan tinggi berpeluang lebih besar meningkatkan obesitas remaja. Kata kunci: Aktivitas fisik, konsumsi camilan, obesitas, remaja ABSTRACT Adolescents obesity has important implications for the health and well-being of individuals and society. It has negative impact in increasing susceptibility of diseases, chronic health problems, psychological disorders, and maintenance costs up to early death each year. 2.8 million people die each year due to obesity. The increasing of prevalence of obesity in adolescents allegedly associated with lifestyle changes include the decline in physical activity and increase consumption of snacks. To determine the difference of physical activity and snack consumption in adolescent obesity in urban and rural areas in the district of Bantul. This study used a case control study design, with a population of high school teenagers both public and private. Cases are obese adolescents who were diagnosed at screening, while the control is not obese adolescents. Data analysis included univariable consist of frequency distribution, bivariable consist of chi-square and t-test and also logistic regression test for mulitivariabel analysis. Adolescents who do light physical activities are more likely have obesity 4 times than those who do physical activity in normal. Kind of snack and obesity have correlation in statistic and practical, which is many research prove that obesity found 2 times than adolescents who consume fried foods. There are differences of mean in snack weight and snack intake in obese adolescents. The low physical activity, high snack frequency, type of fried foods, snack weight, and snack intake are most likely to increase the incidence of obesity Keywords: physical activity, consumption of snacks, obesity, teenagers
Abstrak. Hipertensi merupakan kondisi dimana tekanan darah seseorang melebihi batas normal yang ditetapkan, dimana kondisi tersebut dapat menimbulkan komplikasi berupa penyakit pada organ-organ tubuh lainnya. Pengobatan hipertensi terdiri dari pengobatan farmakologi dan nonfarmakologi. Salah satu pengobatan non farmakologi adalah hidroterapi yaitu rendam kaki air hangat. Penggunaan zat kompelementer dalam hidroterapi misalnya rendam kaki rebusan air jahe merah. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh rendam kaki rebusan air jahe merah terhadap penurunan tekanan darah penderita hipertensi di Posyandu Ngudi Rahayu RT 01/ RW 14, Bolon, Colomadu Karanganyar. Penelitian ini merupakan quasi eksperiman dengan rancangan One Group Pretest – Posttest Design. Populasi penelitian adalah lansia yang memiliki penyakit hipertensi primer di Posyandu Ngudi Rahayu RT 01/ RW 14, Bolon, Colomadu Karanganyar. Sampel penelitian sebanyak 42 responden yang ditentukan dengan teknik Purposive Sampling. Analisa data menggunanakan uji Wilxocon karena setelah dilakukan normalitas data hasilnya tidak normal. Hasil penelitian didapatkan rata-rata tekanan darah responden sebelum dan sesudah diberikan rendam kaki rebusan air jahe merah tekanan darah sistolik 149,05 mmHg menjadi 135,83 mmHg dan diastolik 78,69 mmHg menjadi 75,95 mmHg. Hasil analisa uji korelasi menunjukkan ada pengaruh pemberian rendam kaki rebusan air jahe merah terhadap tekanan darah penderita hipertensi, ditunjukkan dengan nilai p-value = 0.0001 (p-value < 0,05). Kata kunci: Hipertensi, Tekanan darah, Rendam kaki rebusan air jahe merah Soak the foot with red ginger water, it has an effect on reducing blood pressure in hypertensive patients Abstract. Hypertension is a condition in which a person's blood pressure exceeds the established normal limits, where this condition can cause complications in the form of diseases in other organs of the body. Hypertension treatment consists of pharmacological and non-pharmacological treatments. One of the non-pharmacological treatments is hydrotherapy, which is soaking your feet in warm water. The use of complementary substances in hydrotherapy, for example, soak the foot of red ginger water. The research objective was to determine the effect of foot soaking with red ginger water on blood pressure reduction in hypertensive patients at Posyandu Ngudi Rahayu RT 01 / RW 14, Bolon, Colomadu Karanganyar. This research is a quasi experiment with One Group Pretest - Posttest Design. The study population was the elderly who had primary hypertension at Posyandu Ngudi Rahayu RT 01 / RW 14, Bolon, Colomadu Karanganyar. The research sample consisted of 42 respondents who were determined by purposive sampling technique. Data analysis used the Wilxocon test because after the normality of the data the results were not normal. The results showed that the average blood pressure of the respondents before and after being given the foot soak of boiled red ginger water, the systolic blood pressure of 149.05 mmHg became 135.83 mmHg and the diastolic 78.69 mmHg became 75.95 mmHg. The results of the correlation test analysis showed that there was an effect of giving foot soaking in red ginger water on the blood pressure of hypertensive patients, indicated by the p-value = 0.0001 (p-value <0.05). Keyword : Hypertension, Blood pressure, Soak the foot of red ginger water
Distribusi keracunan dan kematian akibat gigitan ular di dunia bevariasi. Dalam kasus berat, akan luka gigitan akan berkembang menjadi bula dan jaringan nekrotik, serta muncul gejala sistemik berupa mual, muntah dan kelemahan otot atau kejang. Tingginya angka kejadian snake bite di Indonesia belum diimbangi dengan penanganan yang optimal di prehospital. Fenomena yang muncul, Masyarakat cenderung melakukan pertolongan pertama menggunakan cara-cara tradisional, sedangkan WHO sejak tahun 2016 tidak lagi merekomendasikan bentuk pertolongan tersebut.Metode penelitian ini yaitu deskriptif kuantitatif. Penelitian ini menggunakan teknik total sampling dengan jumlah 35 responden, waktu pengambilan data Januari – September 2019 (9 bulan) dengan kriteria eksklusi: Pasien dengan gigitan ular yang meninggal saat datang ke IGD RSUD Gemolong. Teknik pengumpulan data dengan kuesioner meliputi pertolongan pertama prehospital dan tanda dan gejala klinis yang muncul pada pasien saat tiba di rumah sakit utnuk menentukan derajat keparahan envenomasi. Analisa data univariat digunakan untuk menggambarkan deskriptif masing-masing variabel.Gambaran Pertolongan pertama prehospital yang dilakukan yaitu: 40,3% mengikat luka gigitan ular dengan tali, 31% responden menghisap ara luka, 14,3% responden merobek luka dengan pisau, 8,5% responden mencuci luka dengan sabun, 2,9% responden membakar luka dan memberikan jahe bakar pada area luka. Gambaran tingkat keparahan envenomasi responden yaitu: 57,2% responden menglami envenomasi derajat 2, sejumlah 22,8% responden mengalami envenomasi derajat 3, dan 20% responden mengalami envenomasi derajat 1. Tidak ada responden yang mengalami envenomasi derajat 4.Tindakan tradisional yang dilakukan dapat meningkatkan keparahan luka dan juga mempercepat penyebaran bisa. Prinsipn utama yang direkomendasikan untuk penanganan pertama gigitan ular adalah mecegah kecemasan yang berlebihan, melakukan imobilisasi area dengan balut tekan (pressure immobilitation tehnik) dan segera rujuk ke rumah sakit. The distribution of poisoning and mortality caused by snake bites in the world is increasing. In severe cases, the bite wound will develop into bullae and necrotic tissue, as well as systemic symptoms such as nausea, vomiting and muscle weakness or spasms. The high incidence of snake bite in Indonesia has not been matched by optimal handling at prehospital. The phenomenon that arises, the community tends to do first aid using traditional methods, WHO since 2016 no longer recommends this form of help. Design of this study is quantitative descriptive with cross sectional approach. This study used a total sampling technique with a total of 35 respondents, data collection time was January - September 2019 (9 months) with exclusion criteria: Patients with snake bites who died when they came to the Emergency Room. Data collection techniques using questionnaires included prehospital first aid and clinical signs and symptoms that appeared in patients when they arrived at the hospital to determine the severity of envenomation. Univariate data analysis is used to describe the descriptive of each variable. Result of this study showed the Prehospital First Aid overview: 40.3% respondent used a tourniquet technique, 31% of respondents sucking wound, 14.3% of respondents give an incission of the bite wound, 8.5% of respondents washed wounds with soap, 2.9% of respondents burn wounds and give burnt ginger to the injured area. The description of the severity of envenomation is: 57.2% of respondents in grade 2, 22.8% of respondents in grade 3, and 20% of respondents in grade 1. No one respondents experienced grade 4 envenomation.The traditional actions taken by the lay persone can increase the severity of the wound and also accelerate the spread of bacteria. The main principles recommended for the first treatment of snake bites are preventing excessive anxiety, immobilizing the area with pressure immobilization technique and immediately referring to the hospital.
Latar Belakang: Usia anak yang mengalami infeksi pada saluran pernapasan menyebabkan produksi mukus berlebih. Dahak yang menumpuk sampai kental akan sulit dikeluarkan. Dengan adanya keadaan tersebut menyebabkan pasien mengalami sesak nafas, supaya tidak sampai ke komplikasi dibutuhkan penanganan salah satunya adalah pengeluaran dahak dengan cara fisioterapi dada. Tujuan : Penelitian ini untuk mengatahui pengaruh fisioterapi dada terhadap bersihan jalan nafas. Metode : Penelitian ini merupakan Quasi Eksperiment jenis One Group Pretest Postest design, penelitian dianalisis menggunakan uji wilcoxon, pengambilan sampel sebanyak 18 responden dengan teknik purposive sampling. Berdasarkan analisa data hasil statistik didapatkan nilai p value < 0,05 yaitu p value = 0,001 yang berarti dapat diambil kesimpulan terdapat pengaruh fisiterapi dada terhadap penurunan frekuesi pernapasan dan nilai p value = 0,02 yang berarti terdapat perbedaan hasil bersihan jalan nafas sebelum dan sesudah dilakukan fisioterapi dada. Kesimpulan setelah dilakukan fisioterapi dada dapat bermanfaat untuk mengeluarkan dahak pada anak yang sedang mengalami ketidakefektifan bersihan jalan nafas.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.