Kasus kekerasan seksual setiap tahun mengalami peningkatan, korbannya bukan hanya dari kalangan dewasa namun sekarang sudah merambah ke remaja, anak-anak bahkan balita. Tindakan kekerasan seksual pada anak membawa dampak emosional dan fisik kepada korbannya.Untuk memperoleh gambaran tentang faktor- faktor yang mempengaruhi terjadinya kekerasan seksual pada anak perempuan di Kabupaten WonosoboPendekatan kualitatif dengan desain fenomenologi deskriptif. Informan utama adalah anak yang mengalami kekerasan seksual dan informan pendukung orang tua atau wali, orang terdekat yang dipercaya responden dan petugas unit pelayanan informasi perempuan dan anak. Pengambilan data melalui purposive sampling.Hasil penelitian mengungkapkan bahwa faktor- faktor yang mempengaruhi terjadinya kekerasan seksual pada anak adalah faktor keluarga, faktor lingkungan, faktor nilai dan faktor individu.Faktor- faktor yang mempengaruhi terjadinya kekerasan seksual pada anak adalah faktor keluarga, faktor lingkungan, faktor nilai dan faktor individu.
Introduction: Stunting is an abnormal growth of children that occurs in toddlers due to lack of nutrition from the womb until birth. Children who experience stunting have impaired growth and development. The objectives of the study was to measure the relationship between knowledge and attitudes about stunting with the incidence of stunting. Methods: The research approach used a descriptive study with a cross sectional design. The respondents in this study were all mothers that had toddlers. The sample of the study were mothers who had children aged 0–59 months as many as 48 mothers. Analysis of univariate with frequency distribution and bivariate analysis with Chi-Square. Results: Based on the results of the research, knowledge about stunting was good, namely 37 (77.1%), and mother's attitude about stunting was positive at 40 (83.3%) and stunting incidence was 62.5%. The findings with the Chi-Square test analysis revealed a significant effect between knowledge, attitudes about stunting and the incidence of stunting where knowledge with prevalence values and confidence intervals is 7.2 (1.59 – 32, 67) and attitudes with prevalence values and confidence intervals of 7, 0 (1.23 – 39.78). Conclusion: The study declares that mothers with good knowledge effect signifantly toward incidence of stunting. Mothers with positive attitudes effect significantly toward stunting incidences.
Stunting is a chronic nutritional problem which results in very short or stunted children's height. Stunting results in increased morbidity, mortality, poor child development, learning capacity, increased risk of infection, non-communicable diseases in adulthood, decreased productivity and economic capacity. The purpose of the study was to determine the relationship between risk factors and the incidence of stunting in the village of Slukatan, Wonosobo. The study used a cross-sectional design with a population of 161 toddlers and 56 toddlers who were stunted. Data analysis used chi square analysis and logistic regression. The results of the chi square analysis showed low birth weight (OR= 4.89), gender (OR= 2.60), exclusive breastfeeding (OR= 3.11), disease (OR= 3.42), economic status (OR= 2.25), mother's education (OR= 3.97) and mother's height (OR=5.61) are risk factors for stunting. The results of the logistic regression test showed that three independent variables were significantly related, such as economic status (OR= 4.05, 95%CI= 1.40-8.90), mother's education (OR= 4.42, 95%CI= 1.49-7.71) and mother's height (OR= 4.98 , 95% CI = 1.60-12.35). There are four variables that are not significantly related, such as low birth weight (OR= 1.52, 95% CI= 0.42-2.33), gender (OR= 1.73, 95% CI= 0.55-1.79), exclusive breastfeeding (OR= 2.30, 95% CI= 0.83 -3.51) and disease (OR= 2.32, 95% CI= 0.84-2.43). The conclusion of research variables such as low birth weight, gender, exclusive breastfeeding, disease, economic status, mother's education and mother's height are risk factors for stunting. Keywords: Infants, Toddlers, Risk Factors, Stunting ABSTRAK Stunting menjadi permasalah gizi kronik yang mengakibatkan tinggi badan anak sangat pendek atau kerdil. Stunting mengakibatkan morbiditas dan mortalitas meningkat, buruknya perkembangan anak, kapasitas belajar, risiko infeksi meningkat, penyakit tidak menular di masa dewasa, produktivitas dan kemampuan ekonomi menurun. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan faktor risiko terhadap kejadian stunting di desa Slukatan, Wonosobo. Peneltian menggunakan desain cross-sectional dengan populasi 161 bayi balita dan 56 bayi balita yang mengalami stunting. Analisis data menggunakan analisis chi square dan regresi logistik. Hasil analisis chi square menunjukkan BBLR (OR= 4.89), jenis kelamin (OR= 2.60), ASI eksklusif (OR= 3.11), penyakit (OR= 3.42), status ekonomi (OR= 2.25), pendidikan ibu (OR= 3.97) dan tinggi badan ibu (OR=5.61) menjadi faktor risiko stunting. Hasil uji regresi logistik menunjukkan tiga variabel bebas berhubungan signifikan seperti status ekonomi (OR= 4.05, 95%CI= 1.40-8.90), pendidikan ibu (OR= 4.42, 95%CI= 1.49-7.71) dan tinggi badan ibu (OR= 4.98, 95%CI= 1.60-12.35). Terdapat empat variabel tidak berhubungan signifikan seperti BBLR (OR= 1.52, 95%CI= 0.42-2.33), jenis kelamin (OR= 1.73, 95%CI= 0.55-1.79), ASI eksklusif (OR= 2.30, 95%CI= 0.83-3.51) dan penyakit (OR= 2.32, 95%CI= 0.84-2.43). Kesimpulan variabel penelitian seperti BBLR, jenis kelamin, ASI eksklusif, penyakit, status ekonomi, pendidikan ibu dan tinggi badan ibu menjadi faktor risiko stunting. Kata Kunci: Bayi, Balita, Faktor Risiko, Stunting
Pemanfaatan teknologi informasi saat ini sudah merambah ke bidang digital marketing bagi para pelaku usaha. Salah satu alat digital marketing adalah media sosial. Media sosial inilah yang dapat membantu bagi para pelaku usaha dalam melakukan promosi dan penjualan produk, salah satunya adalah pelaku UMKM. Permasalahan yang dihadapi para pelaku UMKM khususnya UMKM yang ada di Desa Jonggolsari, Kecamatan leksono adalah pemasaran yang dilakukan masih menggunakan cara konvensional. Hal ini yang menyebabkan jangkauan daerah pemasaran dan penjualan produk ruang lingkupnya kecil. Sehingga perkembangan bisnis para pelaku UMKM tidak berkembang dengan cepat. Berdasarkan hasil observasi, pelaku usaha tersebut mengaku masih kesulitan dalam memanfaatkan kemajuan teknologi informasi saat ini, sehingga sasaran pasar mereka masih sangat terbatas. Kegiatan ini menggunakan metode pendekatan yaitu dengan melakukan observasi kepada pelaku usaha untuk melihat kendala yang mereka hadapi secara langsung. Kemudian dengan metode pengarahan dengan memaparkan materi melalui sosialisasi guna memberikan edukasi mengenai strategi-strategi yang dapat pelaku UMKM lakukan untuk lebih memperluas pasar. Hasil dari sosialisasi ini menunjukkan bahwa untuk memperluas pasar produksi sebaiknya memanfaatkan perkembangan teknologi seperti halnya digital marketing berupa media sosial sehingga dapat meningkatkan income. Selain itu, dalam strategi pemasaran hendaklah menonjolkan suatu hal yang menjadi ciri khas dari produk yang diciptakan sehingga mampu bersaing dengan pasar luas.
Semakin meningkatnya kasus COVID-19 di Indonesia memiliki dampak kesehatan yang cukup besar bagi masyarakat. Pertumbuhan virus COVID-19 menempel pada tangan setiap harinya melalui kontak fisik dengan lingkungan, dan diantaranya dapat menyebabkan atau menimbulkan berbagai penyakit. Untuk itu mikroorganisme ini perlu dimusnahkan atau dicegah penyebarannya, salah satu cara yang paling mudah dan tepat adalah dengan 3 M yaitu mencuci tangan menggunakan sabun dan air bersih yang mengalir, memakai masker dan menjaga jarak.Tujuan jangka panjang dari program PKM ini adalah siswa, pendidik, dan tenaga kependidikan disiplin menggunakan masker, menjaga jarak hindari kerumunan, mencuci tangan pakai sabun dengan air mengalir (3M) untuk mencegah dan mengendalikan penyebaran COVID-19. Metode pengabdian ini dilakukan dengan cara penyuluhan berupa ceramah dan tanya jawab, pelatihan serta simulasi dan praktek tentang cara penggunaan masker yang benar dan cara mencuci tangan yang benar. Berdasarkan wawancara, tanya jawab dan pengalaman langsung selama kegiatan, kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini memberikan hasil yaitu meningkatnya pengetahuan masyarakat tentang 3M (memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak) meningkatkan keterampilan masyarakat dalam melakukan cuci tangan. Kesimpulan pengabdian ini tentang upaya pengendalian penyebaran COVID-19 dengan 3M telah terlaksana dengan baik dan lancar. Pengetahuan dan motivasi masyarakat dalam melakukan 3M meningkat.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.