Arabic teaching has the aim in the mastery of four skills; listening, speaking, reading, and writing. Considering to the languages teaching nowadays, educative games are commonly used as inseparable method from their curriculum. This method also had been practiced in Arabic teaching by some teachers. For this context, some rules need to be curricularly formulated. This critical point had not been elaborated curricularly. In this research, Library research model highlighted several studies of Arabic learning practices through game methods; then analyzed it with analytical and descriptive critical discourse methods to formulating the good, proper, and ideal ‘educative game’ in Arabic teaching. This study concluded the language game which emphasized some aspects such as 1) teacher competency, 2) facilities and infrastructure, 3) environmental conditions and situations. These three prerequisites are important in carrying out language teaching through ’curricular’ language games. Thus, educative language games can be formulated curricularly, which can be a simply contribution for practicing Arabic teaching through ‘educative games’.
Menyusun bahan ajar adalah salah proses penting dalam penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran. Khususnya, pembelajaran bahasa asing menggunakan metode langsung (direct method). Bahan ajar yang tepat akan mempermudah pengajar dan peserta didik dalam menguasai dasar-dasar bahasa asing. Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat ini dilakukan dengan metode pelatihan dan pendampingan menyusun bahan ajar bahasa Arab berbasis mufradÄt yawmiyah (kosakata harian) terhadap 6 guru penanggungjawab program bahasa di Ponpes Al Hikmah Karangmojo. Dilanjutkan dengan uji coba bahan ajar kepada 42 calon pengajar bahasa dari pengurus organisasi santri. Penelitian ini menghasilkan, bahwa dalam proses penyusunan bahan ajar, perlu memetakan sarana penunjang. Di antaranya adalah 1) indeks percakapan yang sering digunakan di pondok. 2) pemetaan kompetensi santri dalam berbahasa. 3) pembuatan materi secara berjenjang; dari sederhana hingga cukup.
Sebagai sekolah menengah yang turut mengajarkan bahasa Arab dengan metode langsung kepada santrinya, metode dan bahan ajar bahasa Arab di pesantren sangat perlu dimutakhirkan. Hal ini dapat dilakukan melalui pemanfaatan MoU kerjasama antar perguruan tinggi yang ada di pesantren tersebut. Kerjasama kegiatan ini diwujudkan dalam bentuk Praktek Pengayaan Lapangan dengan fokus desain pembelajaran bahasa Arab. Pondok pesantren yang dituju, memiliki beberapa kesamaan fokus dengan visi dan misi program studi. Khususnya dalam hal desain bahan ajar. Kegiatan ini berlangsung selama 1 pekan. Hasilnya, realisasi kegiatan ini menghasilkan rekomendasi bahwa: 1) penyusunan bahan ajar harus mempertimbangkan aspek geografis dan jadwal keseharian pesantren. 2) bahan ajar harus mengandung terjemah dalam 2 bahasa: Indonesia dan Inggris. 3) pengajaran lebih efektif jika melibatkan pengurus pondok dari santri.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.