Pertumbuhan industri ritel nasional mendorong peritel lokal untuk mengembangkan industri ritel di daerah mereka. Minimarket Berpartisipasi meramaikan industri ritel di Indonesia. Saat ini, industri ritel untuk membangun sebuah pusat perbelanjaan di dekat perumahan. Bagi masyarakat Indonesia, hal ini menjadi fenomena. Seringkali masyarakat melihat pemandangan di mana jika setiap outlet Indomaret maka tidak jauh dari itu ada outlet Alfamart. Jika di suatu tempat telah Berdiri minimarket, kemudian menggoda memiliki potensi untuk tumbuh ke bisnis lain. Penelitian ini menganalisis faktor-faktor yang Mempengaruhi keputusan pembelian konsumen di minimart. Para peneliti menggunakan uji validitas, uji reliabilitas, MO, dan MSA sebagai metode analisis. Responden adalah konsumen yang membeli di pasar ini. Selain itu, peneliti menggunakan accidental sampling sebagai sampling. Hasil penelitian ini adalah 15 faktor yang Mempengaruhi keputusan konsumen dapat dikurangi dengan faktor 5 item item, yaitu: layanan cepat, barang bervariasi, lokasi perumahan terdekat, pengaruh keluarga, dan harganya lebih murah dibandingkan pesaingnya . Kata kunci : Inudstri Ritel; Minimarket; Analisis Faktor; Keputusan Pembelian Konsumen
Pembelajaran konvensional bagi pendidikan anak usia dini belum mampu memberikan hasil yang maksimal karena penyampaiannya hanya berupa ceramah atau cerita. Seorang guru dalam mendeskripsikan sebuah objek kepada siswanya dengan hanya bercerita akan diterima oleh siswa dengan berbagai pandangan. Ketika guru menjelaskan tentang pohon kelapa, tanpa membawa siswa melihat langsung objeknya, maka akan menimbulkan persepsi yang berbeda antara siswa satu dengan siswa lainnya. Gambaran situasi pada mitra yaitu sejauh ini proses pembelajaran di Kelompok bermain dan Taman Kanak-Kanak Hj. Isriati Baiturahman 2 Semarang masih minim pemakaian media pembelajaran. Guru belum mampu membuat media pembelajaran berbasis komputer. Diperlukan pelatihan untuk mencoba menciptakan media pembelajaran display menggunakan sarana komputer. Melalui pelatihan ini diharapkan akan menambah kualitas skill guru dalam menciptakan dan membuat membuat media pembelajaran, dimana kemampuan guru pada Kelompok bermain dan Taman Kanak-Kanak Hj. Isriati Baiturahman 2.
This study aims to examine an integrated model of brand salience, perceived quality, buying decision, brand feeling, and brand resonance to the readers of Suara Merdeka Newspaper in Semarang. The sample of this study was 135 readers of Suara Merdeka Newspaper in Semarang. Exogenous and endogenous measurements have been approved using confirmatory analysis. Furthermore, it is analyzed with the Structural Equation Model to examine the causality relationship between the variables that influence and are measured by brand salience, purchasing decisions, perceived quality, brand feelings and brand resonance. Conclusions from the results of this study indicate that to increase brand resonance can be obtained through brand feelings obtained from the confidence of the purchase results due to brand excellence (Brand Salience).Keywords: : Brand Resonance; Brand Salience; Brand Feeling; buying decision; Perceived Quality 3Penelitian ini bertujuan untuk menguji model terintegrasi brand salience, perpsepsi kualitas, keputusan pembelian, brand feeling, brand resonance kepada para pembaca Surat Kabar Suara Merdeka di Semarang. Sampel penelitian ini adalah 135 pembaca Surat Kabar Suara Merdeka di Semarang. Pengukuran eksogen dan endogen telah diuji dengan menggunakan analisis konfirmatori. Selanjutnya dianalisis dengan Structural Equation Model untuk pengujian hubungan kausalitas antar variabel-variabel yang mempengaruhi dan dipengaruhi oleh brand salience, keputusan pembelian, perceived quality, brand feeling dan brand resonance. Simpulan dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa untuk meningkatkan Brand Resonance dapat dicapai melaui Brand Feeling yang diperoleh dari keyakinan keputusan pembelian karena kemenonjolan merek (Brand Salience).Kata Kunci: Brand Resonance; Brand Salience; Brand Feeling; Keputusan Pembelian; Perceived Quality
Kemajuan teknologi tidak diikuti kemajuan moral, etika dan spiritual. Atas dasar pemaparan fenomena di latar belakang, diperlukan sebuah program yakni pengenalan dan pelatihan pentingnya mengenal Virtual Reality dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam strategi marketing untuk meningkatkan kesejahteraan massyarakat sekitar. Atas dasar informasi yang tersaji dalam sub bab analisis situasi dapat disimpulkan bahwa permasalahan mendasar yang ada di kelompok “Komunitas Tinthir Nusantara” adalah kurangnya pengetahuan dan pemahaman pada para peserta dan pengelola festival jajanan tradisional dalam memasarkan produknya sehingga sering terjadi kegagalan pada saat pelaksanaan festival tersebur Desa Wisata Demping. Kompetensi dan pengetahuan yang dimiliki oleh Perangkat Desa, Pengelola mapupun masyarakat sekitar serta sulitnya sinyal internet sangat menghambat masuknya keterbaruan teknologi pemasaran di desa tersebut. Oleh karena itu, perlu dilakukannya pelatihan serta pendampingan dalam pengelolaan kegiatan tersebut. Berdasarkan situasi dan kondisi yang dihadapi tersebut sebagai salah satu upaya agar bisa meningkatkan produktifitas dan keberhasilan pelaksanaan Festival jajanan tradisional tersebut adalah dengan memberikan pelatihan dan pendampingan strategi pemasaran. Pelatihan strategi pemasaran yang digunakan dapat digunakan untuk mengelola manajemen pelaksana maupun mempromosikan kegiatan tersebut supaya dapat menarik sehingga mampu mengundang minat masyarakat dari luar daerah untuk dapat hadir dalam festival tersebut. Dengan Teknologi ini diharapkan Manajemen dapat meningkatkan kemampuan managerial maupun melakukan promosi hingga ke luar daerah. Selain itu Strategi pemasaran ini berfungsi menjadi sarana informasi Desa Wisata Demping serta berfungsi demi bahan evaluasi kegiatan oleh pengelola Desa Wisata Demping untuk pelaksanaan berikutnya
Advances in science, technology and science are developing so rapidly. But unfortunately technological progress is not followed by moral, ethical and spiritual progress. Based on the information presented, it can be concluded that the basic problem in the "Community of Tinthir Nusantara" group is the lack of knowledge and understanding of the participants and managers of the traditional snacks festival in making an attractive proposal that will be submitted to the sponsor. Therefore, a program namely the introduction and training of the importance of recognizing Virtual Reality in everyday life as well as in marketing strategies to improve the welfare of the surrounding Community is needed. The training can be used to manage the implementing management as well as promote the activity in order to attract sponsors, so people from other region will interest to join the festival. With this technology, management is expected to be able to improve managerial skills and carry out promotions outside the region. In addition, this training serves as a means of information for the Demping Tourism Village and serves as material for evaluating activities by the manager of the Demping Tourism Village for the next implementation.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.