ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh peningkatan serat kasar dengan penggunaan daun murbei terhadap persentase bobot saluran pencernaan broiler. Seratus ekor DOC (day old chick) broiler, daun murbei, cairan rumen dan bahan pakan lainnyadigunakan dalam penelitian dengan rancangan acak lengkap 5 perlakuan yaitu T0 (kontol), T1 (penggunaan 10% daun murbei), T2 (10% daun murbei fermentasi), T3 (20% daun murbei) dan T4 (20% daun murbei fermentasi) serta 4 ulangan. Parameter yang diamati berupa persentase bobot saluran pencernaan (tembolok, proventrikulus, gizzard, hati, pangkreas, usus halus, sekum). Hasil penelitian menunjukan peningkatan serat kasar dengan 10% dan 20% daun murbei (fermentasi dan tidak fermentasi) tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap bobot tembolok, proventiculus, hati dan pangkreas. Tetapi berpengaruh nyata (P<0,05) meningkatkan bobot gizzard pada taraf 20% murbei dibanding kontrol, perlakuan 10% dan 20% berpengaruh nyata (P<0,05) meningkatkan bobot usus halus (doudenum, jejenum, ileum) dan sekum dibanding kontrol. Perlakuan fermentasi dan tanpa fermentasi tidak menunjukan perbedaan untuk semua parameter. Peningkatan serat kasar ransum dapat mempengaruhi bobot saluran pencernaan terutama gizzard, usus halus dan sekum. Kata kunci: Serat Kasar, Daun Murbei, Saluran Pencernaan
ABSTRAK Ketersediaan hijauan pakan ternak haruslah memenuhi aspek kuantitas, kualitas dan kontinyuitas. Teknologi pengawetan pakan dengan membuat silase berbahan tanaman pakan yang sesuai diharapkan dapat memenuhi kebutuhan pakan tersebut. Sorgum memiliki potensi sebagai bahan silase yang baik namun perlu ditingkatkan kualitasnya dengan menambahkan hijauan yang tinggi kandungan protein kasarnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kualitas dan karakteristik fermentasi silase kombinasi sorgum dan leguminosa. Penelitian ini dilakukan dengan mengkombinasikan Stay green dan Indigofera zolingeriana (100:0, 60:40, 50:50, dan 40:60%) sebagai bahan silase untuk dievaluasi pH, kandungan bahan kering (BK), bahan organik(BO), protein kasar (PK) dan Nilai Fleigh. Silase dibuat dalam silo ukuran 1 liter yang difermentasi selama 21 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa meningkatnya persentase Indigofera zolingerianadalam silase meningkatkan pH silase, BK, dan PK silase. Peningkatan pH tersebut berakibat pada terjadinya proteolisis pada PK silase. Penggunaan Indigofera zolingeriana dalam silase kombinasi dengan sorgum Stay green pada persentase 40% masih memungkinkan untuk memperoleh silase kombinasi yang berkualitas baik (Nilai Fleigh 70,13) dan kandungan protein kasar mencapai 15,68%. Kualitas tersebut selanjutnya akan menurun apabila persentase Indigofera zolingeriana dinaikkan walaupun kandungan protein kasar meningkat.Kata Kunci: Silase, Kombinasi, Kualitas, Evaluasi, Nilai Fleigh.ABSTRACTFeed availability has to meet quantity, quality and continuity aspect. Feed preservation technology by making silage from suitable forage plants is expected to meet these needs. Sorghum has the potential as a good silage material but needs to be improved in quality by adding other forage which have high crude protein content. This study was aimed to evaluate the quality and characteristics fermentation of sorghum and legumecombination silage. This research was conducted by combining Stay greensorghum and Indigofera zolingeriana (100: 0, 60:40, 50:50, and 40: 60% combination) as silage material to be evaluated for pH, dry matter content (DM), organic matter (OM), crude protein (CP) and Fleighpoint. Silage was made in 1 liter size silos which are fermented for 21 days. The results showed that the increasing percentage of Indigofera zolingeriana in silage could increase silage, pH, DM, and CP silage. The increase in pH resulted in proteolysis of silage protein. The added of Indigofera zolingeriana in silage combination at 40% was still possible to obtain good quality silage (Fleighpoint 70.13) and reaching 15.68% of silage CP content. The silage quality was decrease if the percentage of Indigofera zolingeriana increased, even though the silage CP content could increasesafterward.Keywords: Silage, Combination, Quality, Evaluation, Fleigh point
Indigofera leaves is one of alternative feed that can be used in quail rations. This study aims to determine the effectiveness of Indigofera leaves a substitute for soybean meal in quail rations. The material used were 100 female quails aged 56 weeks, yellow corn, rice bran, laying hens concentrate, soybean meal, and Indigofera leaves. This research used a completely randomized design with four treatments and five replications. The treatments applied were T0 (control), T1 (rations containing 4% Indigofera leaves), T2 (rations containing 6% Indigofera leaves), and T3 (rations containing 8% indigofera leaves). The variables observed were feed consumption, egg production, egg weight, feed conversion ratio (FCR) and yolk color score. The data obtained were analyzed using analysis of variance and continued using Duncan Multiple Range Test through SPSS program. The results showed that the use of Indigofera leaves significantly affect (P <0.05) the FCR and egg yolk color score, but did not affect feed consumption, egg production and egg weight. Indigofera zollingeriana leaves meal could be used in laying quail (Cortunix cortunix Japonica) ration up to 8% as a substitute for soybean meal and did not gave a negative effect on its performance. Moreover, Indigofera leaves meal increased egg yolk color value.
Tujuan penelitian untuk mengkaji produksi karkas, non karkas, edible portion dan non edible portion dari non karkas kambing lokal lepas sapih yang diberi asam lemak terproteksi. Materi penelitian terdiri dari kambing jantan lokal umur 4-6 bulan sebanyak 16 ekor dengan kisaran bobot badan 10-12 kg, pakan hijauan dan ALT. Pakan yang digunakan terdiri dari hijauan dan campuran asam lemak terproteksi. Rancangan penelitian adalah rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 4 ulangan, dengan perlakuan P1= 0 g ALT, P2 = 200 g ALT, P3 = 250 g ALT dan P4 = 300 g ALT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan berpengaruh sangat nyata (P<0,05) terhadap bobot potong, potongan karkas, edible portion dan non edible portion terkecuali pada limfa dan ginjal. Dapat disimpulkan bahwa pemberian asam lemak terproteksi sebanyak 200-300 g/ekor/hari mampu meningkatkan bobot badan, bobot akhir atau bobot potong serta bobot karkas dan bobot non karkas baik edible portion maupun non edible portion, terkecuali bobot limpa pada kambing jantan lokal dalam fase pertumbuhan. Kata Kunci: Asam lemak terproteksi, pertumbuhan, kambing lokal jantan, karkas, non karkas
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruhp emberian sari daun kelormelalui air minum terhadap bobot potong, persentase karkas, persentase giblet danpersentase lemak abdominal ayam broiler umur 5 minggu. Penelitian ini menggunakanRancangan Acak Lengkap (RAL) 4 perlakuan dan 3 ulangan, setiap unit perlakuanterdiridari 5 ekor ayam. Variabel dalam penelitian ini yaitu bobot potong, persentase karkas,persentase giblet dan persentase lemak abdominal. Data penelitian yang diperolehkemudian dianalisis secara sidik ragam dari RAL yang menunjukan bahwa pemberian saridaun kelor melalui air minum ayam broiler umur 5 minggu tidak memberikan pengaruh(P>0,05) terhadap bobot potong, persentas
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.