Limbah sering dikenal dengan sampah yang merupakan suatu bahan buangan hasil proses produksi industry dan rumah tangga dimana kehadirannya tidak diinginkan. Salah satu limbah yang adalah limbah kaca. Limbah kaca banyak terdapat ditemukan di tempat-tempat industri kaca seperti akuarium, pabrik botol minuman, pengolahan lemari kaca dan lain sebagainya. Desa jalin adalah salah satu kawasan di kota jantho aceh besar yang memiliki potensi kunjungan wisata alam yang ramah bagi seluruh kalangan. Oleh karena itu alangkah baiknya Kawasan ini dapat sekaligus dijadikan sebagai tempat pengolahan benda seni sebagai penambah daya tarik, salah satunya pengolahan limbah kaca. limbah kaca tersebut diolah dan dimanfaatkan agar menjadi suatu barang yang bernilai ekonomis. Salah satu cara mengolah limbah kaca menjadi produk seni kaligrafi yang bernilai ekonomis bagi masyarakat di kota jalin Jantho, Aceh Besar. Langkah dalam melakukan pengabdian masyarakat ini terdiri dari dua tahap, tahap pertama identifikasi masalah dan tahap kedua penyusunan program. Dalam penyusunan program terdiri dari beberapa tahapan antara lain : Persiapan kepada masyarakat, Pengenalan souvenir-souvenir yang menghasilkan produk yang kita inginkan dan cara pembuatannya, Mengajarkan kepada masyarakat cara mengolah bahan dan membuat produk di kampung Jalin. Cesspit is often known as rubbish which is a cesspit material produced by industrial and home industry production processes where its presence is undesirable. One cesspit that is glass cesspit. Glass cesspit is found in many places in the glass industry such as aquariums, beverage bottle factories, glass cabinet processing and so on. The jalin vilage is one of the regions in the Aceh Besar jantho city that has the potential for friendly natural tourist visits for all walks of life. Therefore it would be nice this area can also be used as a place of processing of art objects as an addition to attraction, one of which is the treatment of glass cesspit. The glass cesspit is processed and utilized to become an economically valuable item. One way to process glass cesspit into calligraphy art products that are of economic value to people in the intertwined city of Jantho, Aceh Besar. This step in conducting community service consists of two stages, the first stage is the identification of problems and the second stage is the preparation of the program. In the preparation of the program consists of several stages, among others: Preparation to the community, introduction of souvenirs that produce the products we want and how to make them, teach the community how to process ingredients and make products in the village of Jalin
AbstrakLukisan yang diberi judul “Kawan-kawan Revolusi” karya S.Sudjojono menggambarkan beberapa orang yang dapat diasumsikan berjasa dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Meski sebagian besar karakter tidak secara jelas menggambarkan suatu tokoh, namun karakter dalam gambar tersebut sekiranya cukup jelas menggambarkan sosok pejuang dari kaum laki-laki. Oleh karena itu, gambar tersebut memancing sejumlah pertanyaan yang cukup menggelitik. Di samping itu, dapat secara jelas dilihat sebagian besar karakter menoleh ke arah kanan, tidak satupun ke keiri. Sekilas hal tersebut mungkin dipandang biasa, namun jika ditinjau dari latar belakang hidup Sudjojono, terutama ideologinya, gestur karakter pada lukisannya itu menyiratkan suatu makna atau bahkan beragam makna. Pendek kata, bentuk dan makna nan ambigu menjadi sasaran dalam penelitian ini lebih jauh. Penelitian dilakukan dengan metode studi pustaka dengan berlandaskan pada teori semiotika Ferdinand de Saussure. Pembacaan dengan menggunakan kerangka semiotik dapat dilakukan tentu menghubungkan gambar dengan semangat zaman pada masa Sudjojono membuat karya tersebut.Kata Kunci: kawan-kawan revolusi, bentuk, makna.AbstractThe painting entitled "Friends of the Revolution" by S. Sudjojono assesses some people who can be assumed to be instrumental in fighting for Indonesian independence. Although most of the characters do not clearly depict characters, but the characters in the picture are quite clearly depicting male warriors. Therefore, the picture supports a number of questions that are quite intriguing. In addition, it can be displayed that most characters turn to the right, not according to the left. This overview may look ordinary, but when viewed from the background of Sudjojono's life, especially his ideology, the characters in his paintings imply a meaning or even a variety of meanings. Short words, forms, and meanings, ambiguous, are subject to further research. The study was conducted using the literature study method with Ferdinand de Saussure's semiotic theory based. Reading using semiotics can, of course, connect the images with the spirit of the times when Sudjojono made the work. Keywords: comrades of the revolution, form, meaning.
This article aims to investigate the art of Sidalupa Buraq Lam Tapa in Bubon-West Aceh from various perspectives using the perspective of performance studies. The method applied is qualitative with literature study or document data collection, observation, interviews, and audio-video recording. The results obtained are that the community (the audience) is also a determinant of the existence and sustainability of Sidalupa art, because this art always fills every event organized by the community. In other words, this art is held based on requests or invitations from the community. The high level of public interest in Sidalupa is due to the fact that this art can entertain guests or spectators at every event that is held, whether the apostle's circumcision, akikah, weddings, and other traditional events, even in campaign events, parades and the like. However, the Sidalupa performance does not only fill the stage or space that is oriented towards entertainment alone, but also exists in spaces that are oriented to aesthetic and artistic values, such as special arts events and the like, both at local and national levels. Furthermore, departing from the appreciation of the community, while it can be concluded that the Sidalupa art performance is an event that is carried out by every line of society. Because Sidalupa is not only limited to art, but also the identity of the community that owns it. Keywords: sidalupa, audience, performance studies. AbstrakArtikel ini bertujuan menyelisik kesenian Sidalupa Buraq Lam Tapa di Bubon-Aceh Barat dari berbagai sisi menggunakan kacamata performance studies. Metode yang diterapkan yakni kualitatif dengan teknik studi pustaka atau pengumpulan data dokumen, observasi, wawancara, dan perekaman audio-video. Hasil yang diperoleh ialah masyarakat (penonton) juga menjadi penentu keberadaan dan keberlangsungan kesenian Sidalupa, karena kesenian ini selalu mengisi setiap acara yang diselenggarakan oleh masyarakat. Dalam arti kata lain, kesenian ini digelar berdasarkan permintaan atau undangan dari masyarakat. Cukup tingginya minat masyarakat terhadap Sidalupa disebabkan karena kesenian ini dapat menghibur tamu atau penonton di setiap acara yang diselenggarakan, baik acara sunat rasul, akikah, pernikahan, serta acara adat lainnya, bahkan dalam acara kampanye, pawai dan semacamnya. Namun, pergelaran Sidalupa tidak hanya mengisi panggung atau ruang yang berorientasi pada hiburan semata, melainkan juga hadir pada ruang yang beroirentasi pada nilai estetik dan artistik, seperti acara khusus kesenian dan semacamnya, baik di tingkat lokal maupun nasional. Lebih jauh, beranjak dari apresiasi masyarakat yang demikian, sementara dapat ditarik kesimpulan bahwa pertunjukan kesenian Sidalupa merupakan perhelatan yang dilakoni oleh setiap lini masyarakat. Karena Sidalupa tidak hanya sebatas kesenian, tetapi juga identitas masyarakat pemiliknya. Kata Kunci:sidalupa, penonton, kajian performance. Authors:Susandro : Institut Seni Budaya Indonesia AcehHatmi Negria Taruan : Institut Seni Budaya Indonesia Aceh References:Dadek, Teuku. (2015). Asal-usul Aceh Barat. Aceh Bar at: Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah.Jaeni. (2014). Kajian Seni Pertunjukan dalam Perspektif Komunikasi Seni. Bogor: IPB Press.Moleong, Lexy, J. (2021). Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.Pramayoza, Dede. (2013). Strategi Membaca ‘Pergelaran’, Seorang Antropolog, dan Sebuah Mozaik Penelitian, dalam Pergelaran: Sebuah Mozaik Penelitian Seni-Budaya. Yogyakarta: Jalasutra.RN, Herman. (2016). Dalupa: Teater Tradisional Pantai Barat. Buletin Tuhoe edisi VII Banda Aceh: JKMA Aceh.Rohidi, Tjetjep Rohendi. (2011). Metodologi Penelitian Seni. Semarang: Cipta Prima Nusantara Semarang.Susandro. (2021). Geliat Kesenian Tradisional Dalupa di Aceh Barat. Banda Aceh: Balai Pelestarian Nilai Budaya Aceh. https://bulletinhaba.kemdikbud.go.id/index.php/haba/issue/view/4/36Susandro. (2021). “Wawancara Syekh Din dan Rahmat Saputra”. Hasil Dokumentasi Pribadi: 11 Juli 2021, Aceh Barat.Susandro, Wirandi, Rika., & Taruan, Hatmi Negria. (2021). Dramaturgi Kesenian Tradisional Dalupa Produksi Sanggar Seni Datok Rimba di Woyla Aceh Barat. Gorga: Jurnal Seni Rupa, 10 (1), 15-23. https://doi.org/10.24114/gr.v10i1.22730
AbstrakKarya seni mural berkemungkinan dapat mendorong meningkatkan kepariwisataan, hingga sejalan dengan meningkatnya perekonomian suatu masyarakat atau perihal lainnya. Namun, persoalannya ialah karya seni mural bertentangan dengan suatu ketentuan, khususnya sebagaimana yang terdapat dalam syariat Islam. Secara jelas dinyatakan dalam syariat Islam, dilarang membuat gambar yang menyerupai makhluk yang bernyawa atau memiliki ruh, seperti gambar manusia dan hewan. Akan tetapi, gambar tersebut dapat ditemui di pagar dan dinding-dinding rumah warga di bantaran Krueng Dho dan Krueng Daroy, Kota Banda Aceh. Faktanya, Aceh merupakan satu-satunya provinsi di Indonesia yang menjadikan syariat Islam sebagai landasan hukum Peraturan Daerah. Tujuan penelitian ini tidak bermaksud ‘memperuncing’ kontradiktif tersebut, melainkan ingin mengetahui pandangan masyarakat terhadap karya seni mural dari perspektif Islami dan berbagai kemungkinan dampak lainnya. Guna mencapai tujuan tersebut, penelitian dilaksanakan dengan metode deskriptif kualitatif. Data dikumpulkan dengan cara observasi, melakukan wawancara – terencana maupun tidak terencana – kepada masyarakat yang dianggap relevan, serta studi pustaka. Kemudian hasil penelitian dibangun berdasarkan analisis terhadap data, paparan bagaimana resepsi masyarakat terhadap karya seni mural dari sudut pandang syariat Islam.Kata Kunci: syariat Islam, mural, kontradiktif, resepsi.AbstractMural art is most likely to be able to encourage increased tourism, so that it is in line with plans to increase people's income or other matters. However, the question is the mural art which is opposed to the provisions, especially those relating to Islamic law. Clearly stated in Islamic Shari'a, released images are released that have life or spirit, such as pictures of humans and animals. However, the picture can be found on the fence and walls of the houses of the residents on the banks of Krueng Dho and Krueng Daroy, Banda Aceh City. In fact, Aceh is the only province in Indonesia that makes Islamic Sharia a legal basis for Regional Regulations. The purpose of this study is not to discuss 'trusting' these contradictions, discussing the public about mural works from an Islamic perspective and various other perspective changes. In order to achieve this goal, the study was conducted using descriptive qualitative methods. Data is collected by observation, conducting interviews - unplanned - for the community considered relevant, as well as literature study. Then the research results are built based on an analysis of the data, a presentation about the community of mural art from the perspective of Islamic law. Keywords: Islamic sharia, murals, contradictions, receptions.
Kampung jalin merupakan daerah yang berdekatan dengan kota Jantho. Jarak jalin dengan kota jantho dapat diakses dengan kendaraan roda empat maupun roda dua selama ±30 menit perjalanan. Secara geografis jalin dikelilingi lahan subur sehingga sebagian besar masyarakat jalin kondisi tersebut mengindikasikan bahwa jalin didominasi oleh sektor pertanian dan perkebunan, sedangkan potensi kesenian masih sangat minim terutama di bidang seni rupa. hal tersebut menimbulkan pemikiran bahwa peluang seni rupa untuk berkembang masih sangat terbuka. Minimnya pengetahuan masyarakat akan keterampilan seni membutuhkan bimbingan dan pelatihan oleh tenaga ahli sehingga keterampilan seni ini sendiri dapat di konversi menjadi peluang usaha dan memiliki nilai ekonomis, salah satunya dengan memanfaatkan limbah kertas menjadi kaligrafi hias sebagai cendra mata. Kaligrafi hias merupakan cara sederhana mengolah bahan-bahan kertas tidak terpakai menjadi hiasan dengan memanfaatkan benda-benda sederhana yang diolah sedemikian rupa sehingga menjadi benda yang memiliki nilai seni dan memiliki nilai jual. Keutamaan kaligrafi hias ini sendiri yakni dari bahan-bahan baku yang mudah didapatkan dengan harga yang tergolong cukup murah dan memiliki nilai jual yang tinggi.Interlace village is an area adjacent to the city of Jantho. Distance intertwined with the city of Jakarta can be accessed by four-wheeled vehicles or two-wheeled vehicles for ± 30 minutes. Geographically intertwined surrounded by fertile land so that most people intertwine these conditions indicate that interbreeding is dominated by the agricultural and plantation sectors, while the potential of art is still very minimal, especially in the field of art. this raises the idea that the opportunities for art to develop are still very open. The lack of public knowledge of art skills requires guidance and training by experts so that the art skills themselves can be converted into business opportunities and have economic value, one of which is by utilizing paper waste into decorative calligraphy as eye cendra. Decorative calligraphy is a simple way to process unused paper materials into decorations by utilizing simple objects that are processed in such a way that they become objects that have artistic value and have selling points. The virtue of this decorative calligraphy is that it is from raw materials that are easily obtained with prices that are quite cheap and have a high selling value.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.