Penelitian bertujuan untuk mengembangkan aplikasi kesehatan berbasis mobile untuk pemantauan deteksi dini tumbuh kembang (DDTK) anak usia 4-6 tahun. Rancangan penelitian mengacu pada modifikasi model pengembangan Borg and Gall. Penelitian ini dilakukan di Taman Kanak-Kanak. Subjek penelitian merupakan anak TK usia 4-6 tahun dan guru. Data dikumpulkan melalui pengisian kuisioner untuk guru TK. Analisis data dilakukan secara deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian membuktikan bahwa aplikasi kesehatan berbasis mobile untuk pemantauan deteksi dini tumbuh kembang (DDTK) anak usia 4-6 tahun yang dikembangkan efektif digunakan.
Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengevaluasi contexs, input, process dan product program pemberian makanan sehat di TK Negeri Pembina Tanggamus. Penelitian ini adalah jenis penelitian evaluatif dengan pendekatan kualitatif deskriptif, pada penelitian ini menggunakan model evaluasi teori Stufflebeam yaitu CIPP (Context, Input, Process, Product). Data didapat dengan cara wawancara, observasi, dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini dengan cara mereduksi data, setelah itu disajikan dalam bentuk deskripsi, dan diverifikasi dengan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: hasil evaluasi dari Context program pemberian makanan sehat menunjukkan bahwa program memiliki tujuan dan perencanaan yang jelas. Hasil evaluasi input program pemberian makanan sehat diketahui bahwa sekolah dan pemerintah memiliki peran yang baik dalam berjalannya program ini. Hasil evaluasi process program pemberian makanan sehat menunjukkan bahwa proses pelaksanaan pemberian makanan berjalan sesuai dengan proser yang telah disediakan oleh puskesmas dan yang menjadi kendala adalah kurangnya kerja sama orang tua dalam memberikan makanan sehat kepada anak pada saat anak dirumah. Hasil evaluasi product /hasil program pemberian makanan sehat menunjukan bahwa pencapaian target berat badan anak sesuai dengan usia nya dan anak tidak ada yang mengalami gizi buruk atau stunting.
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan menghasilkan bahan ajar,yaitu media pembelajaran kartu domino untuk meningkatkan kemampuan kognitif anak usia dini yang layak untuk digunakan sebagai penunjang bahan ajar. Penelitian ini menggunakan Research and Development menggunakan prosedur ADDIE. Penelitian ini meliputi: Analisis (Analisysis), Desain (Design), Pengembangan (Development), Implementasi (Implementation), dan Evaluasi (Evaluation). Uji coba pada penelitian ini terbagi menjadi dua yakni uji coba ahli yang meliputi ahli media dan ahli materi, serta uji coba produk di RA Perwanida 2 Bandar Lampung dan TK IT Mutia Rossa. Metode pengumpulan data yang dilakukan yakni menggunakan observasi dan dokumentasi sedangkan teknik analisis data menggunakan deskriptif kuantitatif dan deskriptif kualitatif. Hasil penilaian terhadap kelayakan media yang dilakukan oleh ahli media menunjukkan skor 3,8 dengan kriteria “Sangat Baik”, penilaian oleh ahli mater imenunjukkan skor 3,3 dengan kriteria “Baik”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa menghasilkan produk berupa media kartu domino yang dihasilkan dalam penelitian pengembangan ini dinyatakan layakdigunakan sebagai bahan ajar menghaslkan produk berupa media kartu domino untuk meningkatkan kemampuan kognitif anak usia dini.
This study aimed to look at the level of physics problem-solving ability achieved by students and identify the level of metacognition based on the ability to solve physics problems at each level. The research method used was a mixed method with a sequential explanatory strategy. The populations in this study were all eleventh-grade science students of Kebumen Islamic High School, Tanggamus District. The sampling technique used was a balanced sample with a participant selection model. The instruments used in this study were the physics tests, interviews, and documentation. The data analysis process included two stages of analysis, namely quantitative data analysis and qualitative data analysis. The results of this study indicated that 12.12% of students belong to the high problem-solving group, 66.67% of students belong to the moderate problem-solving group, and 21.21% of students belong to the low problem-solving group. The high problem-solving group had a high level of metacognition, namely Semi-reflective use with a percentage of 10% and Strategic use with a percentage of 10%. The moderate problem-solving group had Semi-strategic use level with a percentage of 40% and Aware use with a percentage of 20%. The low problem-solving group had the lowest metacognition level, namely Tacit use with a percentage of 20% of the total sample taken. so, the levels of metacognition ability of students in learning physics identified in this study were: tacit use, aware use, semi strategic use, strategic use, and semi-reflective use.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.