A person’s physical well-being is one of the indicators of quality of life. Elderly who have good life quality are expected to have good physical well-being. Physical changes occur during aging process. After 30 years old the cardiorespiratory fitness begins to decrease. One measurement that is most used to determine the level of cardiorespiratory fitness is the maximum oxygen consumption (VO2max). This study was aimed to determine the effect of elderly fitness exercise to cardiorespiratory fitness among elderly at Panti Werdha Bethania Lembean (senior housing) withVO2max as the measurement. This was a field experimental study with a pre-post one group test design. There were 15 subjects who met the inclusion criteria consisted of 5 males and 10 females. Subjects were selected by using purposive sampling method. The cardiorespiratory fitness level was measured by using VO2max, with 6- minute walk test. The results showed that the average of VO2max before exercise was 6.73 ml/kg/minute, while the average of VO2max after exercise was 6.78 ml/kg/minute. The data were analyzed by using paired sample t-test (p = 0.035). Conclusion: The elderly fit fitness had a significant effect on cardiorespiratory fitness. Keywords: elderly, exercise, VO2max Abstark: Kesejahteraan fisik seseorang merupakan salah satu indikator kualitas hidup. Lansia yang memiliki kualitas hidup baik secara tidak langsung memiliki kesejahteraan fisik yang baik pula. Pada proses penuaan terjadi perubahan fisik. Setelah mencapai usia 30 tahun terjadi penurunan kebugaran jantung paru sebesar 1% setiap tahun. Salah satu tolak ukur yang paling sering digunakan untuk mengetahui tingkat kebugaran jantung paru ialah konsumsi oksigen maksimum (VO2maks). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh senam bugar lansia terhadap kebugaran jantung paru di Panti Werdha Bethania Lembean dengan tolak ukur VO2max. Jenis penelitian ini ialah eksperimental lapangan dengan desain pre-post one group test. Subyek yang memenuhi kriteria inklusi terdiri dari 15 orang dengan 5 orang laki-laki dan 10 orang perempuan dipilih dengan purposive sampling. Tingkat kebugaran jantung paru dilakukan dengan pengukuran VO2maks, diukur dengan uji jalan 6 menit. Hasil penelitian memperlihatkan rerata VO2maks sebelum program latihan senam bugar lansia 6,73 ml/kg/menit sedangkan setelah program latihan senam bugar lansia didapatkan 6,78 ml/kg/menit. Hasil uji t berpasangan didapatkan p=0,035. Simpulan: Senam bugar lansia memiliki pengaruh bermakna terhadap kebugaran jantung paru.Kata kunci: lansia, senam, VO2 maks
The world is currently heralded with a new outbreak, namely Corona Virus Disease 2019 (Covid-19). In this situation, this online learning system is the right applied to be used in students of the Faculty of Medicine. This study aimed to find out what impacts have the students of the Faculty of Medicine Batch of 2017 Sam Ratulangi Manado University in the application of online learning methods during the Covid-19 pandemic. This research is a qualitative method using the design of observation research and in-depth interviews conducted on 10 students of the Faculty of Medicine, Sam Ratulangi University obtained through purposive sampling techniques. As a results, online learning is always dependent on internet connectivity, if there is problem with the internet connectivity it will have a considerable impact so that students can not attend lectures properly, in addition to the tools and supporting materials in the lab skill module is inadequate, and it is found that students do not have the readiness of psychology and devices in running online learning. In conclusion, online learning has a quite complex impact on the learning process that occurs in students of the Faculty of Medicine, Sam Ratulangi University.Keywords: medical education, Covid-19 pandemic, online learning. Abstrak: Dunia saat ini digemparkan dengan wabah yang baru, yaitu Corona Virus Disease 2019 (Covid-19). Pada situasi ini, sistem pembelajaran daring merupakan terapan yang tepat digunakan termasuk pada mahasiswa Fakultas Kedokteran. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apa saja dampak yang dimiliki Mahasiswa Fakultas Kedokteran Angkatan 2017 Universitas Sam Ratulangi Manado dalam penerapan metode pembelajaran daring di masa pandemi Covid-19. Penelitian ini merupakan suatu penelitian dengan menggunakan metode kualitatif dengan rancangan penelitian observasi dan wawancara mendalam yang dilakukan pada 10 mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi yang diperoleh melalui teknik purposive sampling. Hasil yang didapat, pembelajaran daring ini selalu bergantung pada konektivitas internet, jika konektivitas internet ini bermasalah maka akan memberikan dampak yang cukup besar sehingga mahasiswa tidak bisa mengikuti kuliah dengan baik, selain itu untuk alat dan bahan penunjang dalam modul skill lab tidak memadai, serta didapati mahasiswa tidak memiliki kesiapan psikologi dan device dalam hal mempersiapkan pembelajaran daring. Sebagai simpulan, pembelajaran daring memberikan dampak yang cukup kompleks dalam proses pembelajaran yang terjadi pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi.Kata Kunci: pendidikan kedokteran, pandemi Covid-19, pembelajaran daring
Increase in cases of obese patients in developed and developing countries is a problem that occurs from year to year. Prevalence rates of obesity cases has increased in the last 5 years. Prevalence rate of obesity in Indonesia is 21.8%. North Sulawesi is the province with the highest obesity in Indonesia. Obesity can cause many health problems, therefore it takes effort by doing regular physical exercise, in order to increase the body metabolism for obese patients. Purpose of this study is to determine the effect/benefit of physical exercise in obese patients. Material and method used is a literature review with five databases, namely, Clinical Key, PubMed, Science Direct, and Indonesian Scientific Repository. Keywords used are physical activity OR physical training OR exercise program OR exercise therapy OR obesity. Study selection stage obtained 20 literature consisting of 19 randomized controlled trials, and 1 experimental study. Results of the literature review study show that all physical exercise provides benefits to the body, but aerobic physical exercise is mostly done in obese patients. Conclusion: Physical exercise in the form of aerobic exercise, anaerobic exercise, and regular resistance training can provide weight loss, and reduce body fat in obese patients.Key words: physical exercise, physical activity, obesity. Abstrak: Peningkatan kasus pasien obesitas di negara maju, dan negara berkembang merupakan suatu masalah yang terjadi dari tahun ke tahun. Prevalensi kasus obesitas meningkat pada 5 tahun terakhir. Tingkat prevalensi obesitas di Indonesia adalah 21,8%. Sulawesi Utara merupakan provinsi dengan obesitas tertinggi di Indonesia. Obesitas dapat menyebabkan banyak gangguan kesehatan bagi tubuh, maka diperlukan upaya dengan melakukan latihan fisik yang tepat, agar mampu meningkatkan metabolisme tubuh bagi pasien obesitas. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh atau manfaat latihan fisik pada pasien obesitas. Materi dan metode penelitian yang digunakan literature review dengan lima database yaitu Clinical Key, PubMed, Science Direct, dan Repositori Ilmiah Indonesia. Kata kunci yang digunakan yaitu physical activity OR physical training OR exercise program OR exercise therapy OR obesity. Tahap seleksi studi didapatkan 20 literatur terdiri dari 19 randomized controlled trial, dan 1 penelitian eksperimental. Hasil penelitian literature review menunjukkan semua latihan fisik memberikan manfaat bagi tubuh, tetapi latihan fisik aerobik paling banyak dilakukan pada pasien obesitas. Kesimpulan: Latihan fisik dalam bentuk latihan aerobik, latihan anaerobik, dan latihan daya tahan yang teratur dapat memberikan penurunan berat badan, dan mengurangi lemak tubuh pada pasien obesitas.Kata kunci: Latihan fisik, aktifitas fisik, obesitas
During the covid-19 pandemic, there was a change in the routine of daily activities, including the increasing use of smartphones. Based on previous research, the use of devices can cause musculoskeletal complaints. This study aims to determine the prevalence of musculoskeletal complaints due to the use of devices and to evaluate the relationship between musculoskeletal complaints and the use of smartphones in college students. This study is a cross-sectional study using a demographic questionnaire, modified Nordic Body Map, and Ovako Work Posture Analysis System. Statistical analysis using the Spearman correlation. There were 183 respondents (n=183). Most of the musculoskeletal complaints were in the neck (n=92; 50.3%), shoulders (n=76; 41.5%), upper back (n=63; 34.4%) and lower back (n=63; 34.4%). Most of the pain was categorized as mild pain. The Spearman correlation test showed significant correlations, as follows: between musculoskeletal complaints in the shoulder (p=0.000) and arm (p=0.045) with the duration of learning; between musculoskeletal complaints in the elbow and duration of social media (p=0.027); between musculoskeletal complaints in the upper back (p=0.042) dan low back (p=0.023) with the duration of learning. Most of the risk assessment of musculoskeletal complaints based on body posture when using a smartphone is a medium category that needs improvement.Keywords: musculoskeletal complaints, smartphone, duration, frequency, body posture Abstrak: Selama masa pandemi covid-19, terjadi perubahan rutinitas aktivitas sehari-hari diantaranya penggunaan telepon cerdas yang meningkat. Berdasarkan penelitian sebelumnya penggunaan gawai dapat menyebabkan keluhan muskuloskseletal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi keluhan muskuloskeletal akibat penggunaan gawai dan mengevaluasi hubungan antara keluhan muskuloskeletal dengan penggunaan telepon cerdas pada mahasiswa. Penelitian ini merupakan penelitian potong lintang dengan menggunakan kuesioner demografi, modifikasi Nordic Body Map dan Ovako Work Posture Analysis System. Analisa statistik menggunakan korelasi Spearman. Hasil penelitian menggunakan 183 responden (n=183). Keluhan muskuloskeletal yang sering dirasakan yaitu keluhan pada leher (n=92; 50.3%), bahu (n=76; 41.5%), punggung atas (n=63; 34.4%) dan punggung bawah (n=63; 34.4%). Karakteristik nyeri yang sering dialami yaitu nyeri ringan. Uji korelasi Spearman mendapatkan korelasi bermakna antara: keluhan muskuloskeletal pada bahu (p=0.000) dan lengan (p=0.045) dengan durasi pembelajaran; keluhan muskuloskeletal pada siku dengan durasi media sosial (p=0.027); serta keluhan muskuloskeletal pada punggung atas (p=0.042) dan punggung bawah (p=0.023) dengan durasi pembelajaran. Penilaian risiko keluhan muskuloskeletal berdasarkan postur tubuh saat menggunakan telepon cerdas paling sering di alami yaitu kategori medium yang perlu dilakukan perbaikan postur tubuh.Kata kunci: keluhan muskuloskeletal, telepon cerdas, durasi, frekuensi, postur tubuh
: Resistance or resistance training has been recommended as a widely used treatment strategy for dealing with bone loss. Types of exercise that can be done include walking, running, weights bearing, and swimming. According to WHO in 2018, more than 80% of the adult population worldwide has less physical activity. Studies show that resistant exercise can increase bone density. This literature review aims to determine the effect of resistance training on bone density. This study was in the form of a literature review with data searches using four databases, which are ClinicalKey, Pubmed, MedLine, and Google Scholar. Resistance exercise can increase bone density. There are two types of exercise, named aerobic and anaerobic exercises. Research has shown that anaerobic exercise is more effective in increasing bone mass density compared to aerobic exercise because anaerobic exercise provides a bigger mechanical load to the bones, which triggers the bones to regenerate. The conclusion is that resistance exercise can increase bone density.Keywords : Resistance exercise, bone density. Abstrak : Latihan tahanan atau resisten telah direkomendasikan sebagai strategi pengobatan yang banyak digunakan untuk menghadapi hilangnya massa tulang. Jenis latihan yang bisa dilakukan antara lain jalan kaki, berlari, angkat beban, dan berenang. Menurut WHO pada tahun 2018, lebih dari 80% populasi orang dewasa di seluruh dunia memiliki aktivitas fisik yang kurang. Penelitian-penelitian membuktikan bahwa latihan resisten dapat meningkatkan kepadatan tulang. Tinjauan pustaka ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh latihan resisten terhadap kepadatan tulang. Penelitian ini berbentuk literature review dengan pencarian data menggunakan empat database yaitu ClinicalKey, Pubmed, MedLine, dan Google Scholar. Kata kunci yang digunakan yaitu physical exercise ATAU resistance exercise ATAU resistance training ATAU effect of resistance exercise ATAU latihan tahanan ATAU latihan beban DAN bone mass ATAU bone mineral density. Latihan secara resisten dapat meningkatkan kepadatan tulang. Latihan dapat dilakukan dengan dua jenis, yaitu latihan aerobik dan anaerobik. Penelitian membuktikan bahwa latihan anaerobik lebih efektif dalam menungkatkan kepadatan massa tulang dibandingkan dengan latihan aerobik karena latihan anaerobik memberikan beban mekanik yang lebih besar untuk tulang sehingga memicu tulang untuk melakukan regenerasi. Kesimpulannya adalah latihan resisten dapat meningkatkan kepadatan tulang.Kata Kunci : Latihan resisten, kepadatan tulang
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.