Seluruh potensi dan keterampilan olahraga yang ada pada peserta didik seharusnya dapat dikembangkan dan dibina melalui proses pembelajaran penjas yang ada disekolah agar nantinya mereka dapat menggunakan potensi yang miliki sebaik mungkin baik di secara pribadi dan berguna untuk masyarakat serta lingkungan. Seorang yang bergelut didalam dunia olahraga khususnya bidang pendidikan olahraga memahami setiap aspek yang mempengaruhi perkembangannya sehingga nanti dapat berguna dalam proses pembelajaran itu sendiri. Mengetahui kemampuan belajar gerak (motor educability) peserta didik sangatlah penting agar seorang pendidik dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan seorang peserta didiknya, sehingga nantinya dapat menyesuaikan dengan gaya mengajar melatih ataupun mengajar, program serta perencanaan, fasilitas yang dibutuhkan. Sebaliknya olahraga juga dapat membantu perkembangan kognitif peserta didik dengan berbagai latihan didalam pendidikan jasmani.
Latihan fisik menyebabkan atlet beresiko mengalami cedera. Salah satu cedera otot yang paling sering dijumpai adalah Delayed Onset Muscle Soreness (DOMS). DOMS adalah nyeri yang dirasakan seseorang dalam waktu 24-72 jam setelah melakukan aktivitas olahraga. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat tingkat nyeri yang terjadi akibat DOMS setelah latihan fisik. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Sampel merupakan Mahasiswa Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Padang terdiri dari 15 orang mahasiswa dipilih secara random yang memenuhi kriteria inklusi diantaranya jenis kelamin laki-laki berumur 18-20 tahun, tidak mengalami cidera pada bagian tungkai ke bawah. Setiap Sampel akan melakukan latihan fisik eksentrik dengan jalan jongkok sebanyak 10 set (1set :20 langkah) dengan istirahat selama 30 detik setiap set. Setelah 48 jam, dilakukan pengukuran DOMS dengan menggunakan Visual Analog Scale (VAS). Data hasil penelitian ditabulasi dan dianalisis dengan uji statistik deskriptif. Kesimpulan penelitian setelah melakukan latihan fisik 26,7% sampel mengalami DOMS skala sedang dan 73,3% sampel menderita DOMS skala berat terkontrol.
A B S T R A C TPhysical exercise causes athletes to be at risk of injury. One of the most common muscle injuries is Delayed Onset Muscle Soreness (DOMS). DOMS is a pain felt by a person within 24-72 hours after sports activities. Active recovery is a physical activity that do in low intensity. Passive recovery means stop activity and not doing anything or total rest. This research is expected to find the type effective and efficient recovery in reducing DOMS symptoms. The type of this research is quasi experiment with the three group post-control group design. The sample is a student of Faculty of Sport Science State University of Padang which is divided into 3 groups. Each group consists of 15 students. Each Sample will perform an eccentric physical exercise by squatting 10 sets (1set: 20 steps) with a break for 30 seconds each set. After exercie group 1 didn’t do recovery, group 2 did a passive recovery and group 3 did active recovery. After 48 hours, DOMS measurements were made using Visual Analog Scale (VAS). Research data is tabulated and analyzed with descriptive statistic test, distribution normality test, homogeneity test, different test. Result of data analysis concluded there is effect of active recovery to DOMS symptom with p 0,005. There is no effect of passive recovery of DOMS symptoms with p 0, 180. Conclusion active recovery research can reduce DOMS symptoms.
Latihan fisik submaksimal merupakan aktivitas dengan pembebanan berat yang berpengaruh pada sistem kardiovaskuler, kadar lemak tubuh, peningkatan kekuatan otot. Rangkaian gerakan yang terus meningkat pada latihan fisik memerlukan enegi yang besar. Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan penggunaan glukosa sebagai energi selama latihan fisik submasimal. Glukosa merupakan senyawa yang menjadi sumber energi utama bagi tubuh. Glukosa dapat menjadi energi dengan jalur secara aerobik maupun anaerobik. Jenis penelitian ini adalah deskriptif. Sampel penelitian adalah mahasiswa Fakultas Ilmu Keolahragaan UNP yang memenuhi kriteria inkuisi dengan jumlah 30 orang. Setiap sampel melakukan latihan fisik berupa lari intesitas submaksimal dengan 80% dari Heart Rate Maxmimal. Glukosa darah pada sampel diambil pada saat sebelum latihan, setelah latihan dan setelah fase pemulihan (10 menit setelah latihan dihentikan). Kadar glukosa ditentukan berdasarkan strip test monitoring menggunakan darah kapiler dengan menggunakan Autocheck glucose meter. Hasil penelitian menyimpulkan kadar glukosa mengamali penurunan setelah latihan dan kembali meningkat setelah fase pemulihan.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.