Abstrak -Penelitian ini dilakukan untuk mengukur tingkat keterampilan berpikir kritis pada indikator memberikan penjelasan lebih lanjut yang dimiliki siswa kelas XI MIA tahun ajaran 2018/2019 pada materi hidrokarbon. Rancangan penelitian yang digunakan pada penelitian adalah rancangan penelitian kuantitatif deskriptif. Sumber data yang dianalisis adalah data hasil tes tulis 133 siswa dalam menjawab soal instrumen penilaian keterampilan berpikir kritis yang telah dikembangkan oleh Rodliyah (2018). Aspek keterampilan berpikir kritis pada indikator memberikan penjelasan lebih lanjut terdiri dari lima soal pilihan ganda beralasan. Data yang dianalisis merupakan jawaban siswa yang mendapat skor 1 dalam menjawab soal pilihan ganda beralasan, lalu dikategorikan berdasarkan jumlah persentase menurut Karim (2015). Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa memilliki keterampilan berpikir kritis dengan indikator memberikan penjelasan lebih lanjut pada materi hidrokarbon yaitu a) 57,90% pada pokok bahasan isomer senyawa (kategori rendah), b) 67,67% pada pokok bahasan kegunaan senyawa hidrokarbon (kategori cukup), c) 89,47% pada pokok bahasan sifat fisika dan sifat kimia senyawa hidrokarbon : sifat fisika senyawa hidrokarbon (kategori sangat tinggi), d) 55,64% pada pokok bahasan sifat fisika dan sifat kimia senyawa hidrokarbon : reaksi pembakaran senyawa hidrokarbon (kategori rendah), dan e) 11,28% pada pokok bahasan tata nama senyawa hidrokarbon (kategori sangat rendah).
Miskonsepsi merupakan masalah besar yang telah menjadi pusat perhatian bagi para pendidik dan peneliti pendidikan pada mata pelajaran ilmu pengetahuan alam, khususnya kimia. Salah satu  materi dalam kimia yang dianggap siswa cukup sulit sehingga tinggi kemungkinannya untuk terjadi miskonsepsi adalah materi kesetimbangan kimia. Miskonsepsi pada siswa perlu diidentifikasi dengan cepat supaya dapat segera ditangani sehingga tidak menganggu pembelajaran selanjutnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi miskonsepsi siswa pada materi kesetimbangan kimia menggunakan tes three tier berbasis web. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif. Responden pada penelitian ini adalah 178 siswa SMA kelas 11. Hasil dari penelitian ini menunjukkan persentase rata-rata miskonsepsi yang dialami siswa pada setiap konsep dalam materi kesetimbangan kimia berkisar antara 43,91% - 62,06%. Siswa mengalami miskonsepsi pada konsep kesetimbangan kimia, konsep tetapan kesetimbangan kimia, dan konsep Prinsip Le-Chatelier. Selain itu, penelitian ini juga menunjukkan bahwa tes three tier berbasis web dapat mengefisienkan waktu dalam mengolah data dan identifikasi miskonsepsi
This study aimed to examine the effect of pictorial based learning (PcBL) on conceptual change in the topic of chemical kinetics. The four-tier instrument (FTDICK) previously developed was deployed to map conceptual change within chemical kinetics concepts. First-year chemistry students at an Indonesian university formed an experimental and a control group. The experimental group experienced the PcBL approach while the control one experienced direct instruction (DI). The conceptual changes demonstrated by the two groups are classified into four categories, namely complete, partial, false and random. Complete conceptual change (CCC) had the highest occurrence rate among the four categories. However, generalising that PcBL and DI are influential in promoting conceptual change in the field of chemical kinetics may be too ambitious. Therefore, further research is needed to reach that conclusion. The effectiveness of PcBL and DI in promoting conceptual change in this study was almost equal. However, in answering the FTDICK questions, the PcBL students showed a better performance reflecting more sound scientific understanding than DI students did.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.