Halusinasi merupakan persepsi dimana individu tidak mampu membedakan antara persepsi nyata dengan tidak nyata, menyebabkan individu akan kehilangan kontrol akan dirinya. Keluarga memiliki pengaruh dalam kesembuhan atau kekambuhan pasien apabila keluarga belum memiliki pengetahuan yang baik mengenai perawatan halusinasi dan dukungannya pada pasien saat mengontrol halusinasi. Tujuan penelitian ini untuk menjelaskan hubungan pengetahuan keluarga tentang perawatan halusinasi dan dukungan keluarga terhadap kemampuan pasien mengontrol halusinasi. Metode yang digunakan yaitu menyeleksi artikel dari berbagai sumber dengan menggunakan Teknik PICO lalu di sesuaikan dengan kriteria inklusi dan ekslusi yang telah di tentukan yaitu artikel terpublikasi maksimal 5 tahun (2016 – 2021), artikel full teks, menggunakan Bahasa Indonesia dan Bahasa inggris, tema artikel pengetahuan keluarga tentang merawat halusinasi dan dukungan keluarga terhadap kemampuan mengontrol halusinasi. Berdasarkan analisis artikel disimpulkan bahwa kemampuan pasien mengontrol halusinasi di pengeruhi oleh pengetahuan keluarga tentang merawat anggota keluarganya yang mengalami halusinasi dan adanya pemberian dukungan keluarga yang baik untuk pasien. Saran : keluarga secara mandiri merawat pasien dengan halusinasi, di rekomendasikan masuk dalam intervensi asuhan keperawatan.
Hipertensi merupakan komorbid Covid-19 yang meningkatkan resiko kematian dan 2,7 kali berpeluang mengalami resiko pemburukan. Komorbid tertinggi di Indonesia adalah hipertensi (50,4%), dimana 11,8 % diantaranya meninggal dunia. Hasil kunjungan yang dilakukan di tempat pengungsian gunung merapi di Desa Ngrajek Kabupaten Magelang ditemukan dari 24 pengungsi 19 diantaranya lansia dan 16 pengungsi menderita hipertensi. Mayoritas pengungsi tidak mengetahui tentang hipertensi dan perawatan hipertensi, serta masih banyak pengungsi yang tidak menggunkan masker, tidak menjaga jarak serta tidak menjaga kebersihan tangan. Hal tersebut menyebabkan penderita hipertensi rawan tertular Covid-19 yang bahkan bisa menyebabkan kematian. Studi ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan klien tentang hipertensi dan cara perawatanya. Desain studi kasus ini menggunakan deskriptif dengan pendekatan proses asuhan keperawatan, klien berjumlah dua orang. Pendidikan kesehatan dilakukan dengan menggunakan metode ceramah dan media leaflet selama 60 menit yang sebelumnya sudah dilakukan oleh Istichomah (2020). Tingkat pengetahuan diukur menggunakan kuesioner yang berisi 15 pernyataan benar dan salah. Tingkat pengetahuan klien I dan II sebelum dilakukan pendidikan kesehatan termasuk dalam kategori kurang, dan setelah dilakukan pendidikan kesehatan tingkat pengetahuan klien I berubah menjadi cukup, klien II menjadi baik. Pemberian pendidikan kesehatan pada klien hipertensi efektif untuk meningkatkan pengetahuan tentang hipertensi dan cara perawatannya.
Gagal jantung meningkatkan resiko kematian mendadak sehingga membutuhkan penanganan sesuai dengan tingkat keparahannya. Pada pasien penyakit kardiovaskuler lazim merasakan kecemasan dan stress. Kecemasan pada pasien dengan penyakit kardiovaskuler dapat dibantu salah satunya dengan tindakan non farmakologi. Pada studi kasus ini penanganan kecemasan pasien gagal jantung menggunakan intervensi terapi murottal al-qur’an. Tujuan umum studi kasus ini untuk menganalisa penurunan tingkat kecemasan pasien gagal jantung terhadap pemberian terapi murottal al-qur’an. Studi kasus ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan proses keperawatan. Subjek studi kasus ini adalah pasien gagal jantung kongestif dan berjumlah 2 orang yang didapatkan secara purposive sampling. Studi kasus ini dilakukan di Ruang Ayyub 2 RS. Roemani Kota Semarang pada tanggal 13 Februari 2020 – 15 Februari 2020. Pengkajian kecemasan dan pengukuran tingkat kecemasan menggunakan kuisioner HARS (Hamilton Rating Scale Of Anxiety). Prosedur pelaksanaan studi kasus ini dilakukan sesuai dengan evidence based nursing yaitu dilaksanakan dengan durasi 15-20 menit selama 3 hari. Hasil studi evaluasi menunjukkan bahwa sebelum dilakukan terapi murottal al-qur’an terjadi peningkatan kecemasan dan tanda-tanda vital serta gangguan tidur pada kedua pasien yang mengalami penurunan setelah dilakukan terapi murottal al-qur’an.Setelah dilakukan terapi murottal al-qur’an terdapat perbaikan pada tanda-tanda vital, penurunan tingkat kecemasan, dan penurunan gangguan tidur pada kedua pasien. Terapi murottal al-qur’an efektif dalam menurunkan tingkat kecemasan pada pasien dengan gagal jantung kongestif.
Hemodialysis is a CKD therapy that functions as a kidney replacement. The side effect that often occurs when patients undergoing hemodialysis is intradialytic hypertension (HID), namely an increase in systolic blood pressure >10 mmHg during hemodialysis, due to an increase in cardiac output mediated by volume overload, especially in patients with excess body weight and cardiac dilatation. The objective of this research is to determine the risk factors that influence the occurrence of intradialytic hypertension in CKD patients undergoing hemodialysis at Tugurejo Hospital. Risk factors consist of age, duration of hemodialysis, Quick Blood (blood velocity), ultrafiltration (volume overload), URR. The design used in this research is analytic observational with a cross-sectional approach, the number of respondents is 53 people. The sampling technique used in this research is total sampling. The results showed that age (p-value = < 0.01), duration of hemodialysis (p-value = 0.07), quick blood (p-value = 0.06), ultrafiltration (p-value = 0.04), and URR (p-value = < 0.01) is a protective factor or risk factor for the incidence of intradialytic hypertension. Based on the Spearman rank test, it is known that p-value > means that there is a relationship between age, ultrafiltration and URR with the blood pressure of patients with chronic kidney failure. Age, ultrafiltration, and URR are protective factors or risk factors that influence the incidence of intradialytic hypertension
Birth weight is less than 2500 grams which contribute to infant mortality especially during the perinatal period, one of the interventions that can be done with kangaroo method, this method can make the baby's body temperature stable because the baby who is in the care of the kangaroo method will feel like it exists in the uterus of the mother, in addition to the treatment of kangaroo methods aimed at helping to accelerate the process of increasing the baby's body temperature as well as being able to stabilize the body temperature in babies who experience low birth weight. The design of the study used is a descriptive method with a case study approach of nursing care using a pre and post-test design conducted on 2 respondents. Before being given the kangaroo method 1 respondent and respondent 2 experienced low weight measured using observation sheet for 3 days while after being given kangaroo method respondent 1 and respondent 2 experienced weight gain measured using observation sheet for 3 days characterized by normal weight. Kangaroo treatment therapy method can increase body temperature in babies with low birth weight in the perinatology room of K.R.M.T Wongsonegoro Hospital Semarang.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.