Abstract. This research used a descriptive method. It was aimed at identifying students' learning needs for the English writing skill as the base for designing the learning materials. Writing skill covered the analysis of the types of paragraph, types of text, the components of writing and paragraph development. The subjects of the research were the fourth semester students that consisted of 330 students. The samples were taken 15 % randomly, so the number of samples was 50 students. The research used a questionnaire as the instrument to get responses from the students about their learning needs. The results showed that the learning needs for the writing skills coped with the types of paragraph development, the types of text, and components of writing skill. The types of paragraph development included the ways by definition (79.7%), classification (67.0%), listing (59.3%), cause effect (47.7%), example (47.3%), and comparison (45.7%). The types of text consisted of description (66.0%), news items (59.7%), narration (58.7%), discussion (56.7%), recount (57.0%), and exposition (50.7%). The components of writing skill contained structure (79.6%), vocabulary (79.4%), content (62.0%), organisation (53.6%) and mechanic (34.0%). The implication of the findings would be the base of teaching and learning process, especially in designing the learning materials for the English writing skill.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apa penyebab konflik terhadap menantu yang tinggal serumah dengan mertua dan bagaimana bentuk strategi penyelesaian konflik terhadap menantu yang tinggal serumah dengan mertua. Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian kualitatif. Sampel penelitian mengunakan purposive sampling dengan 5 informan. Teknik pengumpulan data yang lakukan oleh peneliti adalah Observasi, wawancara dan dokumentasi. Metode analisis data yang di gunakan yaitu metode deskriptif. Hasil penelitian membuktikan bahwa Berdasarkan pengamatan terhadap fenomena tersebut dapat dilihat bahwa menantu yang tinggal serumah dengan mertua tidak merasakan kesejahteraan dalam hidupnya. Kesejahteraan tidak muncul begitu saja dari dalam diri individu, sehingga individu harus belajar dan membiasakan diri untuk mencapai kesejahteraan itu. Kebanyakan permasalahan individu dipacu dengan perasaan yang kurang nyaman dan tidak dapat mengendalikan emosinya sehingga akan mempengaruhi kesejahteraannya.
Penelitian tentang Kesetaraan Gender Masyarakat etnis Jawa (Studi Kasus Desa Sidomukti Kabupaten Luwu Utara). Jenis penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif, pengumpulan data digunakan dengan cara wawancara, observasi, teknik dokumentasi dari hasil foto dan arsip yang dimiliki oleh pemerintah setempat dan menggunakan tehnik lain. Metode penelitian yang saya gunakan adalah metode kualitatif, adapun lokasi penelitian di Desa Sidomukti Kabupaten Luwu Utara.Penunjukan didasarkan karena pada Desa ini merupakan daerah transmigrasi yang di padati oleh transmigran asal jawa.Dalam penelitian ini, desain yang digunakan adalah desain studi kasus tentang kesetaraan gender etnis Jawa di dalam masyarakat transmigrasi dan tipe penelitian yang digunakan yaitu secara deskriptif.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, pada masyarakat etnis Jawa di desa Sidomukti Kabupaten Luwu Utara kesetaraan gender sudah terjadi sejak dahulu.Faktor yang menyebabkan terjadinya kesetaraan gender pada masyarakat etnis Jawa adalah faktor ekonomi dan sudah bekerja sebelum menikah. Dimana para perempuan atau istri turut membantu suami untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.Namun para perempuan atau istri tetap mengingat kodratnya sebagai perempuan. Berdasarkan hasil penelitian tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa kesetaraan gender yang ada pada masyarakat di Desa Sidomukti sudah terjadi sejak dahulu, dan faktor yang menyebabkan adalah faktor ekonomi dan sudah bekerja sebelum menikah. Kata Kunci: Kesetaraan Gender, Transmigrasi, Etnis Jawa.
Masalah utama dalam penelitian ini adalah faktor-faktor yang menyebabkan putus sekolah pada anak petani di Desa Kampung Beru Kabupaten Takalar dan bagaimana bentuk peran sosial anak putus sekolah dalam membantu ekonomi keluarga. Penelitian bertujuan mengetahui faktor- faktor penyebab putus sekolah pada anak petani dan bentuk peran sosial anak putus sekolah dalam membantu ekonomi keluarga. Penelitian ini adalah jenis penelitian kualitatif deskriftif, melalui pendekatan studi kasus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) faktor yang menyebabkan anak petani di Desa Kampung Beru putus sekolah karena tidak mampu membiayai anaknya, ada juga anak yang memang tidak mau sekolah, kurangnya perhatian orang tua, hal demikian terjadi karena penghasilan yang tidak menentu. (2) Peranan anak dalam membantu ekonomi keluarga di Desa Kampung Beru Kabupaten Takalar dapat dilihat dari keberadaan anak dalam keluarga, peranan anak sangat berpengaruh, sebab tingkat pendapatan keluarga ada perubahan jika dibandingkan dari sebelumnya, karena sebelum anak bekerja pendapatan keluarga sangat minim. Maka dari itu pula anak putus sekolah karena faktor ekonomi rendah dan tidak ada biaya, sehingga anak memutuskan putus sekolah dan punya inisiatif untuk membantu orang tua dan mencari kerja. Dalam hal ini membantu dan menutupi kekurangan ekonomi keluarga menunjukkan kondisi keluarga petani rata-rata serba kekurangan dengan melihat penghasilan yang didapatnya sehingga membutuhkan peran anak.Kata Kunci : Kemiskian, Putus Sekolah, Anak petani.
Setiap masyarakat, baik laki-laki maupun perempuan pada dasarnya berhak memperoleh keadilan gender terutama kepada kaum perempuan. Keadilan gender yang dimaksud adalah adanya derajat dan posisi yang setara antara laki-laki dan perempuan di dalam masyarakat untuk melakukan aktivitas diberbagai bidang seperti bidang pekerjaan khususnya. Tujuan penelitian adalah (i) Mengetahui bagaimana persepsi masyarakat terhadap kesetaraan gender. (ii) Mengetahui mengapa kesetaraan gender di Dinas Pertanian Kabupaten Takalar belum terjadi. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dan teknik Purposive Sampling.Teknik penelitian observasi, wawancara, dan dokumentasi.Kategori yang digunakan yaitu informan kunci dan informan umum. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, (i) Persepsi masyarakat terhadap kesetaraan gender adalah perempuan dapat memperoleh kebebasan untuk beraktivitas di luar rumah seperti menuntut ilmu, bekerja sebagai pegawai kantoran tanpa adanya tekanan sehingga perempuan akan memiliki derajat yang sama dengan laki-laki dan tidak terjadi lagi penindasan terhadap perempuan. (ii) Kesetaraan gender pada Dinas Pertanian belum terjadi karena disebabkan oleh beberapa faktor yaitu faktor akses, faktor partisipasi, faktor manfaat, dan faktor kontrol. Serta peran dan pembagian kerja antara kaum laki-laki dan kaum perempuan masih kaum laki-laki yang mendominasi. Kata Kunci: Kesetaraan Gender, Pegawai Dinas, Pertanian
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.