Maintaining the resilience and community life in rural areas with facing various socioeconomic problems especially the impact of the Covid-19 pandemic make social entrepreneurship is very urgent. Social entrepreneurship sees the problem as an opportunity to form a new business model. The results achieved are not only material benefits, but how the ideas put forward can have a good impact on society at large. In doing so, nurturing the rural socioeconomic problems it requires the presence of socio-preneurs who are able to bridge social needs and current services. This study aims to analyse how the strength of Socio-preneurs in nurturing the rural socioeconomic conditions with community empowerment programs in the fields of education, economics, agriculture and environment which is based on four elements, namely: social value, civil society, innovation, economic activity. The method used in this research is descriptive qualitative through field research. The results show that the strength and capacity of Socio-preneurs are very important because they act as agents of change for the environment, improve systems, find new approaches and create solutions as part of sustainability development goals (SDGs) especially in dealing with the impact of the Covid-19 pandemic for sustainability better life.
Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini menggunakan studi literatur (literature study) dan studi kasus (case study) terkait dengan saluran media komunikasi yang digunakan tim sukses Ade yasin dalam pilkada Kabupaten Bogor. Pada sebagian masyarakat akar rumput tim relawan Ade Yasin memandang pentingnya pembangunan media massa modern sebagai suatu kekuatan untuk mempengaruhi khalayak, sekaligus sebagai daya energi untuk mengerakkan modernisasi saluran media diantaranya penggunaan kekuatan media sosial. Dengan tujuan menanggulangi masalah-masalah yang dihadapi dalam hal hoax, termasuk hoax yang dikonotasikan membangun, bahasa, perbedaan tingkat pengetahuan, kepercayaan, dan kebiasaan, maka perluasan komunikasi berfungsi sebagai jembatan bagi sistem-sistem yang tadinya dicirikan oleh arus komunikasi yang heterogen.
Kampung Pelangi Semarang was originally a slum settlement that became artificial based tourism destination by City Government project. It has a positive impact on the tourist attractiveness of Semarang City. It is necessary to maintain its existence by evaluating the status of tourism object sustainability. The purpose of this research is to assess the sustainability status of tourism destination based on the sustainability index and provide recommendations for improvements based on the most sensitive indicators. Data processing used Rap-tourism method and multidimensional scaling (MDS) approach. This research using ordinal scale 1-5 with samples from stakeholders of the tourism objects. Sustainability status of Kampung Pelangi Semarang is a less sustainable category with sustainability index of 35.29. The index consists of four-dimensional value. The first is environmental dimension which has index 36.58 (less sustainable), the next is economic dimensions 32.40 (less sustainable), socio-cultural dimensions 35.15 (less sustainable) and institutional dimensions 34.65 (less sustainable). Improvement recommendations from each dimension are provide restroom facilities and water installation, training the community on the paper floral skill, organizing fishing festivals, provide information facilities related to mitigation of seasonal changes and risk of disaster threats.
Kapasitas pelaku desa wisata di Indonesia umumnya masih rendah terutama para pelaku wisata di desa wisata. Rendahnya kapasitas tersebut dapat dilihat dari pelaku desa wisata yang belum mampu menyusun konsep atau perencanaan desa wisata yang sesuai dengan perkembangan zaman atau keinginan konsumen. Hal tersebut senada dengan apa yang disampaikan oleh Prafitri dan Damayanti (2016) bahwa kapasitas individu pengelola desa wisata kurang baik dalam pemahaman dan pengaplikasian konsep desa wisata. Noho (2014), tingkat kapasitas pelaku desa wisata secara individu maupun berorganisasi dapat tergolong dalam kriteria kurang optimal atau tingkat kematangan kapasitas dalam mengelola kepariwisataan masih tergolong dibawah rata-rata. Selain itu, para pelaku desa wisata belum ditunjang dengan cara berkomunikasi yang memadai. Hootsuite (2021), menyajikan data dan juga tren pengguna internet, media sosial yang ada di dunia, termasuk Indonesia. Pada tahun 2021, hootsuite sudah mengeluarkan data serta tren pengguna internet dan media sosial dari total populasi (jumlah penduduk): 274,9 juta, pengguna Internet: 202,6 juta (73,7% dari jumlah populasi di Indonesia) naik 59,34 juta pengguna internet dalam kurun waktu empat tahun di tahun 2017 dan pengguna media sosial: 170 juta (61,8% dari jumlah populasi di Indonesia). Pelaku desa wisata, selain memanfaatkan media digital, juga dituntut mampu untuk melakukan komunikasi pemasaran. Hal ini karena komunikasi pemasaran merupakan sebagian dari aktivitas dari keseluruhan pemasaran. Unsur pemasaran adalah promosi dan publisitas, dimana keduanya dilakukan secara terpadu. Fokus terpenting dalam pemasaran adalah menjual produk atau jasa kepada konsumen karena dengan semua saluran penjualan wisata diharapkan mampu melakukan komunikasi pemasaran agar kegiatan pariwisata dapat dikenal luas. Pariwisata kreatif dan inovatif sudah mulai diterapkan di beberapa daerah meskipun belum merata. Dengan adanya sistem digital yang mengedepankan teknologi online, dimana semua orang dapat mengakses dengan mudah informasi mengenai desa wisata, salahsatunya yang sudah dilakukan oleh Kementerian desa dan pembangunan daerah tertinggal (PDTT) di tahun 2022 meluncurkan platform media berbasis aplikasi smartphone “desa wisata nusantara” yang memuat berbagai fitur diantaranya wisata edukasi, kuliner, agrowisata, religi, pantai, gunung, sungai dan budaya. Aplikasi tersebut berisi destinasi desa wisata di Indonesia. Meski desa wisata di aplikasi belum lengkap secara keseluruhan. Hal tersebut sebagai langkah awal pemerintah dalam membantu pelaku wisata untuk dipromosikan melalui platform media mudah diakses masyarakat. Hadirnya aplikasi ini diharapkan setiap pelaku wisata di daerah dapat termotivasi dalam mengembangkan dan memasarkan desa wisata berbasis media digital sebagai pariwisata kreatif dan inovatif.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.