The study aimed to gain information about tree species domination and association was conducted in lowland tropical forest of Tangkoko Nature Reserve. The tree with ≥10 cm dbh censused with quarter method. The result showed that Palaquium sp. having the highest domination species with Index Importance Value 21.05, as well as Cananga odorata Hook.f. & Thoms. and Dracontomelon dao (Blanco) Merril & Rolfe. There was one couple species that had positive association among seven main species composition in area study, that was C. odorata with kayu kapur. Generally, the other couples species had negative association, so there was no tolerance to exist in the same area and no mutualism interrelationship especially in habitat grouping.© 2008 Jurusan Biologi FMIPA UNS SurakartaKey words: Palaquium sp., domination, species association, Tangkoko Nature Reserve
This article examines the application of Tri Hita Karana (THK) values involving the harmonisation of conservation and culture at the Bali Botanic Garden, Tabanan, Bali. THK is an Hindu beliefs with three main harmonious concepts including harmony among people, harmony with the natural environment and harmony with God. Balinese recognise ecosystem-based nature management, as in the term Tri Mandala, three different level of spaces according to the purpose and benefits of parhyangan (holy place), palemahan (environment) and pawongan (human). These three spaces according to Balinese culture must be harmonious, balanced and preserved in order to support conservation efforts. Combined conservation efforts with cultural values is also a theme that has been utilized by the Bali Botanic Garden in building thematic collections, such as the collection of medicinal plants, traditional ceremonial plants, and ethnobotany artefacts. This collections insight into Balinese cultural conservation supports educational and tourism services at Bali Botanic Garden. The implementation of THK philosophy at Bali Botanic Garden has an important to improves resource efficiency, maintains relationships with the creators, conserves the environment and culture, and maintains harmony in reducing conflict, social imbalances and ensures the sustainability of regional development. AbstrakArtikel ini mengkaji penerapan nilai-nilai Tri Hita Karana (THK) dalam harmonisasi konservasi dan budaya di Kebun Raya 'Eka Karya', Tabanan, Bali. THK merupakan filosofi Hindu yang memiliki tiga pilar untuk menciptakan keharmonisan antara umat manusia, manusia dengan alam lingkungan, serta dengan Tuhan. Selain itu, masyarakat Bali juga mengenal pengelolaan alam yang berbasis ekosistem, seperti dalam istilah Tri Mandala, tiga tingkatan ruang sesuai manfaat yaitu Prahyangan (tempat suci), Palemahan (lingkungan), dan Pawongan (manusia). Ketiga ruang sesuai dengan budaya Bali tersebut harus selaras, seimbang, dan terpelihara sehingga dapat merupakan salah satu tindakan konservasi. Konservasi yang terpadu dengan nilai-nilai budaya tersebut juga telah diciptakan oleh Kebun Raya Bali dengan membangun koleksi tematik, seperti koleksi tumbuhan usada, koleksi tumbuhan upacara adat, dan koleksi artefak etnobotani. Rangkaian kegiatan yang berwawasan konservasi budaya masyarakat Bali ini mendukung pelayanan pendidikan dan wisata di Kebun Raya. Penerapan konsepsi THK di Kebun Raya Bali memiliki peranan untuk meningkatkan efisiensi sumber daya, menjaga hubungan dengan sang pencipta, konservasi lingkungan dan budaya, serta menjaga keharmonisan dalam mengurangi konflik, mengurangi ketimpangan sosial, dan menjamin keberlanjutan pembangunan wilayah.
Buku ini menjadi saksi perjuangan dan semangat sivitas Kebun Raya “Eka Karya” Bali dan beberapa pihak dalam sejarah pembangunan dan pendewasaan kebun raya tercinta, kreasi pertama putra bangsa Indonesia. Enam puluh tahun yang lalu, tepatnya 15 Juli 1959, Kebun Raya “Eka Karya” Bali diresmikan oleh Direktur Lembaga Pusat Penyelidikan Alam saat itu, Prof. Ir. Kusnoto Setyodiwiryo. Temukan ciri khas dan perbedaan Kebun Raya “Eka Karya” Bali dengan kebun raya lainnya, baik di bidang arsitektur bangunan, penataan taman dan koleksi tematiknya, maupun hubungan antara kebun raya dan lingkungan. Buku ini juga merekam segala kondisi yang dihadapi saat pembangunan, baik kekurangan tenaga kerja, terbatasnya anggaran, maupun bencana longsor dan banjir. Semoga kerja keras ini dapat mewujudkan Kebun Raya “Eka Karya” Bali menjadi kebun raya terbaik dan menjadi referensi untuk pembangunan kebun raya nasional. Semoga buku ini menjadi pengingat bagi generasi muda untuk mengenal Kebun Raya “Eka Karya” Bali dan menghargai setiap tetes keringat dari para pendahulunya sehingga timbul rasa cinta dan turut memiliki, kemudian tergerak untuk melanjutkan perjuangan membangun kebun raya. Dirgahayu Kebun Raya “Eka Karya” Bali! Selamat membaca!
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.