AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatkan aktivitas dan hasil belajar matematika siswa kelas SD 1 Blahkiuh. penelitian tindakan kelas yang dilakukan dalam dua siklus. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas IV Sekolah SD 1 Blahkiuh yang terdiri dari 28 orang. Objek dari penelitian ini adalah aktivitas dan hasil belajar matematika siswa kelas IV semester II SD 1 Blahkiuh. Data dikumpulkan melalui lembar observasi dan data mengenai hasil belajar dikumpulkan melalui tes berbentuk uraian. Hasil penelitian ini dapat menunjukkan bahwa penerapan pendekatan kontekstual berbantuan media konkret dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar matematika siswa kelas IV SD 1 Blahkiuh. Rata-rata aktivitas belajar pecahan bagi siswa pada siklus I mencapai 63,3% dengan kategori cukup aktif dan meningkat pada siklus II dengan rata-rata aktivitas belajar pecahan bagi siswa adalah sebesar 77,8% dengan katergori aktif. Untuk hasil belajar pecahan bagi siswa juga mengalami peningkatan terbukti dari tes awal rata-rata persentase hasil belajar pecahan bagi siswa hanya mencapai 48,75% dengan kategori kurang, kemudian siklus I rata-rata hasil belajar pecahan bagi siswa mengalami peningkatan sebesar 64,28% dengan kategori cukup, dan di akhir siklus II rata-rata hasil belajar pecahan bagi siswa mencapai 78,57% dengan kategori baik. PendahuluanPendidikan merupakan usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan bagi peserta didik di masa yang akan datang. Untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia telah diupayakan dengan berbagai cara atau strategi oleh pemerintah. Upayaupaya pemerintah tersebut sudah merambah hampir ke semua sarana pendidikan seperti: penambahan jumlah buku-buku pelajaran, peningkatan kualitas guru, pembaharuan kurikulum dan peningkatan kualitas pembelajaran yang mencakup pembaharuan model, metode, pendekatan dan media dalam kegiatan pembelajaran khususnya di tingkat sekolah dasar (SD).Proses pembelajaran yang optimal dapat tercermin dari keterlibatan siswa secara menyeluruh dalam proses pembelajaran. Keterlibatan yaOkeng dimaksud disini adalah pembelajaran berpusat pada siswa dan peran guru adalah sebagai motivator dan fasilator yang bertugas memotivasi siswa, menyediakan fasilitas penunjang pembelajaran berupa media dan sumber belajar. Secara tidak langsung pembelajaran di kelas akan menjadi optimal dengan dihadirkannya fasilitas penunjang pembelajaran. Selain itu ditekankan oleh Dimyati dan Moedjiono (1994) bahwa pembelajaran yang optimal yaitu: pembelajaran dengan menggunakan metode atau model dan media belajar yang tepat, artinya bahwa di dalam melaksanakan proses pembelajaran ada beberapa faktor penentu keberhasilan dalam meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah dasar antara lain: proses pembelajaran, guru, siswa, sarana dan prasarana dalam melakukan kegiatan pembelajaran, lingkungan siswa di sekolah dan sumber belajar.Pendapat di atas di dukung pula oleh Arsyad (1997) yang menyatakan bahwa dalam metodelogi pengajaran ada dua aspek yang menon...
Permasalahan rendahnya hasil belajar IPA dengan rata-rata 65,95 disebabkan karena pembelajaran lebih banyak menggunakan metode ceramah dan penugasan, sehingga siswa terlihat bosan ketika mengikuti pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh signifikan model pembelajaran Time Token berbantuan media video terhadap hasil belajar IPA pada siswa kelas V SD Gugus I Kecamatan Tegallalang Kabupaten Gianyar Tahun Pelajaran 2017/2018. Jenis peneltian ini adalah penelitian eksperimen semu, populasi penelitian siswa kelas V SD Gugus I Kecamatan Tegalalang Kabupaten Gianyar Tahun Pelajaran 2017/2018 yang berjumlah 131 siswa. Sampel penelitian ini yaitu kelas V SD Negeri 1 Tegallalang yang berjumlah 35 siswa dan siswa kelas V SD Negeri 5 Tegallang yang berjumlah 33 siswa. Data hasil belajar IPA dikumpulkan dengan menggunakan tes yaitu dengan tes objektif. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan teknik analisis statistik deskriptif. Dengan analisis statistik deskriptif pada kelompok eksperimen didapatkan mean (M) sebesar 23,26, median (Me) sebesar 24, dan modus (Mo) sebesar 26, selanjutnya analisis statistik deskriptif kelompok kontrol didapatkan mean (M) sebesar 14,94 median (Me) sebesar 14, dan modus (Mo) sebesar13. Berdasarkan analisis data dengan uji-t, dapat diketahui thit = 15,127 dan ttab = 1,980 untuk db = 66 pada taraf signifikansi 5%. Berdasarkan kriteria pengujian, karena thit > ttab maka H0 ditolak dan H1 diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Time Token berbantuan media video berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar IPA pada Siswa kelas V SD Gugus I Tegallalang Kabupaten Gianyar Tahun pelajaran 2017/2018.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 1) perbedaan secara simultan sikap sosial dan kemampuan berpikir kritis matematika kelompok siswa yang mengikuti model PBL bermuatan kearifan lokal dan kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional. 2) perbedaan sikap sosial kelompok siswa yang mengikuti model PBL bermuatan kearifan lokal dan kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional. 3) perbedaan kemampuan berpikir kritis matematika kelompok siswa yang mengikuti model PBL bermuatan kearifan lokal dan kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Penelitian ini menggunakan rancangan The Post Test Only Control Group Design. sampel pada penelitian ini berjumlah 55 siswa dari kelas eksperimen 25 siswa dan kelas kontrol 30 siswa yang diambil dengan sistem undian. Instrument yang digunakan yaitu kuisioner dan tes uraian. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan statistic deskriptif dan inferensial yaitu uji manova. Hasil penelitian menunjukkan 1) terdapat perbedaan secara simultan sikap sosial dan kemampuan berpikir kritis matematika kelompok siswa yang mengikuti model PBL bermuatan kearifan lokal dan kelompok siswa yang mengikuti model pembelajaran konvensional 2) terdapat perbedaan sikap sosial kelompok siswa yang mengikuti model PBL bermuatan kearifan lokal dan kelompok siswa yang mengikuti model pembelajaran konvensional 3) terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis matematika kelompok siswa yang mengikuti model PBL bermuatan kearifan lokal dan kelompok siswa yang mengikuti model pembelajaran konvensional Kata Kunci: PBL bermuatan kearifan lokal, sikap sosial, kemampuan berpikir kritis.
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa melalui metode Problem Solving pada mata pelajaran IPA di kelas VA SD No. 2 Dalung Tahun Pelajaran 2016/2017. Jenis ini adalah Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam 2 siklus dan tiga kali pertemuan. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V A di SD No. 2 Dalung yang berjumlah 33 siswa. Data dianalisis dengan tehnik statistik deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan persentase hasil belajar siswa kelas VA SD No. 2 Dalung. Presentase rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I sebesar 72,12%. Presentase rata-rata hasil belajar pada siklus II sebesar 82,58%. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan metode Problem Solving pada mata pelajaran IPA dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V A SD No. 2 Dalung Tahun Pelajaran 2016/2017.
This study aims to determine the difference of the students’ mathematics achievementbetween the students who are taught with student facilitator and explaining (SFAE) learning model based on Tri Kaya Parisudhaand those are taught with conventional learning in third-grade students of Gugus IV Gerokgak, Bulelengregency in academic year 2017/2018. The design of this study was quasi experimentalwith posttest only control group design. The population of this study was all the third-grade students of Gugus IV, Gerokgak which were 186 students. The sample of this study was the third-grade students of SD Negeri 2 Gerokgak with 34 students as experimental group and the third-grade students of SD Negeri 3 Gerokgak with 40 students as control group. Data collection was obtained by using objective test method. The data were analyzed by using T-test. The result of this study wasthitung = 7,38 with the significant level 55 and dk = 72 with ttabel= 1.99 so thitung = 7,38>ttabel = 1,99. Based on the test criteria, then H0 was rejected and Ha was accepted. The average score of mathematics learning achievement in the experimental group was 14.71, while the average score for the control group was 11.2. Based on the results above, it can be concluded that there was a significant effect toward the students’ mathematics achievementbetween the students who are taught with Student Facilitator and Explaining (SFAE) learning model based on Tri Kaya Parisudha and those are taught with conventional learning in third grade students of Gugus IV Gerokgak, Bulelengregency in academic year 2017/2018.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.