Stunting merupakan permasalahan yang semakin banyak ditemukan di negara berkembang, termasuk Indonesia. Prevalensi balita pendek mengalami peningkatan dari tahun 2016 yaitu 27,5% menjadi 29,6% pada tahun 2017 (Kemenkes, 2018). Pada tahun 2015, hasil Pemantauan Status Gizi (PSG) prevalensi stunting di Jawa Timur 27,1% dan di Surabaya adalah 20,3% (Kementerian Kesehatan RI, 2016). Kelurahan Medokan Semampir Sebagai wilayah mitra program ini merupakan salah satu wilayah kerja Puskesmas Keputih Surabaya. Di sana stunting masih menjadi masalah serius. Berbasarkan data di 2017 prevalensi stunting sebesar 30,48% di Kelurahan Medokan Semampir. Salah satu faktor yang berpengaruh pada kejadian stunting adalah makanan pengganti asi (MP-ASI) yang kurang tepat dan sehat. Pola makan ibu dapat berkontribusi dalam meningkatkan angka kejadian stunring. Ibu memiliki tanggung jawab utama untuk memilih, menyiapkan, dan menyajikan makanan bergizi untuk anak-anak mereka. Pemberdayaan masyarakat ini dilakukan sebagai upaya penyelesaian masalah gizi anak stunting. Luaran yang diharapkan melalui program ini adalah modul pembuatan menu modifikasi makanan sehat, produk makanan dan meningkatkan status kesehatan keluarga terutama anak. Dengan upaya perbaikan gizi berbasis modifikasi makanan pengganti asi (MP-ASI) yang ekonomis serta menarik yang memiliki manfaat meningkatkan status kesehatan anak diharapkan angka stunting dapat dikurangi dan masyarakat juga bisa memperoleh keuntungan dari program tersebut.Kata Kunci : Makanan, Pemberdayaan, Stunting
AbstrakResiliensi keluarga merupakan kemampuan keluarga dan proses dalam kehidupan keluarga untuk bertahan atau bangkit, dari hal yang membuat terpuruk atau situasi sulit. Resiliensi keluarga dipandang sebagai sebuah proses yang dijalani di sepanjang kehidupan keluarga dimana kemapuan ini perlu dimiliki oleh setiap keluarga terutama dengan penyakit hipertensi, agar mampu menghadapi situasi Covid-19 seperti sekarang ini. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah menggunakan metode pendidikan tentang membangun ketahanan keluarga dengan hipertensi di masa pandemic covid-19. Kegiatan ini dilaksanakan pada masyarakat di kelurahan Kalijudan Kota Surabaya. Upaya yang bisa dilakukan untuk membangun ketahanan keluarga sekaligus mencegah terjadinya hipertesnis yaitu: berfikir positif, rajin beribadah atau aktivitas spiritual lainnya, kemudian olahraga secara teratur dan menghindari makanan yang banyak mengandung garam dan kolestrol. Luaran yang diharapkan melalui program ini adalah modul tntang strategi membangun ketahanan keluarga (family reciliency) pada warga kelurahan Kalijudan dengan hipertensi di Kota Surabaya.Kata Kunci: Covid-19, Ketahanan Keluarga, Resiliensi
Pandemi Covid-19 yang tak kunjung usai membuat sebagian masyarakat mulai lelah dan abai menerapkan protokol kesehatan, termasuk masyarakat pesisir Sukolilo, Surabaya. Di lokasi tersebut sudah banyak dijumpai masyarakat yang sudah beraktivitas seperti kehidupan normal layaknya sebelum pandemic Covid-19 terjadi. Banyak masyarakat yang sudah beraktivitas di luar rumah tanpa memakai masker, menjaga jarak, dan lain seterusnya. Padahal pandemic Covid-19 gelombang kedua menyebabkan kasus kesakitan maupun angka kematian yang jauh lebih tinggi dibandingkan pandemic sebelumnya. Oleh sebab itu menjadi penting untuk dilakukan edukasi kreatif guna menyadarkan masyarakat akan pentingnya menerapakan protokol kesehatan agar dapat terhindar dari penularan penyakit Covid-19. Kegiatan edukasi kreatif dilakukan melalui poster dan video beragam bahasa, yaitu bahasa Indonesia, Jawa dan Madura sehingga masyarakat lebih mudah memahami terkait gejala, penularan dan pencegahan Covid-19. Kegiatan edukasi tersebut dilakukan dengan menggunakan metode door to door, sehingga tidak ada kegiatan pengumpulan masa yang dapat meningkatkan resiko penularan Covid-19. ` Masyarakat tersebut sangat antusias dengan kegiatan edukasi yang dilakukan, mereka juga menjadi lebih disiplin dalam menerapakan protokol kesehatan guna menghindari penularan penyakit Covid-19.
ABSTRAKStunting masih menjadi masalah gizi di Indonesia. Stunting menyebabkan terhambatnya perkembangan otak dan tumbuh kembang anak. Karena mengalami kekurangan gizi menahun, bayi stunting tumbuh lebih pendek dari standar tinggi balita seumurnya. Adapun angka stunting di Jawa Timur masih tinggi. Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan tahun 2021, angka stunting di Jawa Timur 23,5%, Pamekasan masuk 10 kabupaten/kota dengan stunting di Jawa Timur 38,7% dan Desa Bukek menempati posisi pertama 62,02%. Kurangnya pemahaman kader posyandu tentang pencegahan dan penanganan stunting menyebabkan kurang optimalnya kader dalam melakukan pendampingan ibu hamil dan ibu yang memiliki balita. Pengabdian ini adalah upaya dalam meningkatkan pengetahuan tentang stunting melalui program transfer ilmu kepada para kader posyandu, program kader pintar merupakan serangkaian kegiatan dalam meningkatkan kapasitas kader posyandu dalam melakukan pencegahan dan penanganan stunting di Desa Bukek. Program kader pintar dilakukan selama 3 minggu melibatkan 15 kader posyandu. Tim pengabdian memberikan pengetahuan tentang stunting, mengajarkan cara pembuatan MP-ASI menggunakan bahan lokal yang ada di desa, mengajarkan pengukuran antropometri dan cara menghitung Z-Score dalam skrining balita stunting. Hasil kuesioner pengetahuan kader posyandu, pretest pengetahuan cukup 66,67% dan posttest pengetahuan baik 100%. Setelah kegiatan pengabdian ini, diharapkan kader posyandu memiliki kemampuan dalam melakukan upaya preventif dan promotif terkait stunting. Kader posyandu sebagai perpanjangan tangan Puskesmas dalam memantau tumbuh kembang anak ikut berperan aktif dalam menciptakan generasi muda yang lebih produktif. Kata kunci: stunting; kader pintar; pencegahan; penanganan ABSTRACTStunting is still a nutritional problem in Indonesia. Stunting causes delays in brain development and child development. Due to chronic malnutrition, stunted babies grow shorter than the standard height for toddlers of their age. The stunting rate in East Java is still high. Based on data from the Ministry of Health for 2021, the stunting rate in East Java is 23.5%, Pamekasan is included in 10 regencies/cities with stunting in East Java at 38.7% and Bukek Village occupies first position with 62.02%. The lack of understanding of posyandu cadres about the prevention and treatment of stunting causes cadres to be less than optimal in assisting pregnant women and mothers with toddlers. This service is an effort to increase knowledge about stunting through a knowledge transfer program to posyandu cadres, the smart cadre program is a series of activities to increase the capacity of posyandu cadres in preventing and treating stunting in Bukek Village. The smart cadre program was carried out for 3 weeks involving 15 posyandu cadres. The service team provided knowledge about stunting, taught how to make MP-ASI using local materials available in the village, taught anthropometric measurements and how to calculate the Z-Score in stunting toddler screening. The results of the posyandu cadre knowledge questionnaire, the pretest knowledge is sufficient 66.67% and the posttest good knowledge is 100%. After this community service activity, it is hoped that posyandu cadres will have the ability to carry out preventive and promotive efforts related to stunting. Posyandu cadres as an extension of the Puskesmas in monitoring the growth and development of children take an active role in creating a more productive young generation. Keywords: stunting; smart cadres; prevention; treatment
Objective: Fracture is bone damage caused by trauma, namely excessive pressure on the bone, surgery is one of the fracture management, the problem that often arises in postoperative fracture patients is pain. Pain is an uncomfortable or unpleasant symptom caused by tissue damage. Deep breathing relaxation and guided imagery are non-pharmacological techniques to reduce pain. The aimed of this research was to determine the effect of giving deep breathing relaxation techniques combination with guided imagery with music on pain scale in postoperative fracture patients at the Siti Khodijah hospital.Methods: This article used pre-experimental with one group pre-test post-test design. The sampling techniques was purposive sampling where a sample of 20 respondents was obtained. The data analysis techniques used a paired sample t- test program with a significance level of α=0.05.Results: showed that the deep breathing relaxation technique combination with guided imagery with music proved to be effective in reducing pain scale in postoperative extremity fracture patients at the Siti Khodijah hospital. The pain scale before the intervention was moderate pain (70%) and severe pain (30%), while the pain scale after the intervention was mild pain (45%) and moderate pain (55%) (p value=0.000 < α=0.05), then H1 is accepted and H0 is rejected.Conclusion: deep breathing relaxation techniques combination with guided imagery with music can reduce pain intensity in postoperative fracture patients at the Siti Khodijah hospital. The application of these techniques can be carried out according to SOP so that nurses do not only focus on pharmacological treatment.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.