Penelitian mengenai profil sensori dan nilai gizi filet patin Siam (Pangasius hypopthalmus), Jambal (Pangasius djambal Bleeker), Pasupati, Nasutus serta hasil silangan Siam dan Nasutus (hibrid Nasutus) telah dilakukan. Analisis sensori dilakukan dengan uji pembeda menyeluruh, uji pembeda atribut, uji kesukaan, dan uji rangking. Pengamatan lainnya dilakukan terhadap edible portion dan nilai gizi (proksimat dan profil asam amino). Hasil penelitian menunjukkan bahwa filet patin hibrid Nasutus lebih memiliki kesamaan warna dengan filet patin Nasutus daripada filet patin Siam. W arna daging filet patin hibrid Nasutus berbeda nyata dengan induknya yaitu patin Nasutus dan patin Siam. Panelis lebih menyukai warna filet patin hibrid Nasutus dibandingkan dengan patin Pasupati. Patin hibrid Nasutus mempunyai tekstur yang berbeda nyata dengan Nasutus dan Jambal yang kompak dan padat, tetapi mempunyai kesamaan dengan patin Siam dan Pasupati yang agak kompak dan agak padat. Berdasarkan intensitas warna, hasil uji pembeda atribut dan uji kesukaan, maka secara berturut-turut panelis menyukai filet patin Jambal, Nasutus, hibrid Nasutus, Pasupati, dan Siam. Hibrid Nasutus mempunyai edible portionpaling tinggi (49%) dibandingkan dengan patin lainnya tetapi mempunyai kadar air, kadar lemak, dan kadar protein yang lebih rendah dan berbeda nyata dengan induknya (patin Siam dan Nasutus). Patin Siam mengandung asam amino esensial paling tinggi di antara berbagai jenis patin yang diteliti. Profil asam amino patin hibrid Nasutus, Jambal, Pasupati, dan Nasutus hampir sama, kecuali pada patin Siam yang mengandung glisin, leusin, isoleusin, histidin, serin, treonin, dan prolin yang lebih tinggi dibandingkan dengan patin lainnya
Pempek merupakan makanan khas Palembang yang sudah dikenal luas secara nasional sebagai makanan yang gurih dan bergizi. Pempek pertama kali dibuat dengan menggunakan ikan belida (Notopterus sp) atau ikan gabus (Ophiocephalus sp), yaitu ikan asli sungai Musi yang mempunyai daging putih dan rasa gurih yang khas. Namun karena sumberdaya kedua jenis ikan tersebut semakin langka, sekarang pempek dibuat dari ikan sungai maupun ikan laut. Di pasaran ada 2 jenis pempek yaitu pempek basah dan pempek kering. Pada prinsipnya pengolahan pempek terdiri atas pembersihan dan pemfiletan ikan, pelumatan daging, pengadukan adonan, pencetakan dan pemasakan, sedangkan untuk pempek kering diperlukan satu tahap lagi yaitu pengeringan dengan menggunakan alat pengering mekanik. Alat pengering mekanik pempek yang dirancang oleh Balai Besar Riset Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan Jakarta berupa kabinet yang dilengkapi dengan rak dan sumber panas berasal dari gas elpiji. Kelemahan dari pempek kering adalah perlu direhidrasi (direndam dalam air) dan direbus kembali sebelum disajikan. Usaha pengolahan pempek cukup prospektif, pangsa pasarnya cukup luas karena digemari oleh sebagian besar masyarakat, teknologi pengolahannya sederhana, bahan bakunya mudah diperoleh serta keuntungan yang diperoleh cukup menjanjikan. Oleh karena itu pengembangan usaha pengolahan pempek Palembang merupakan alternatif sebagai mata pencaharian dalam krisis ekonomi global saat ini.
ABSTRAKKitosan memiliki potensi aplikasi yang sangat luas dan Indonesia memiliki sumber bahan baku yang cukup melimpah untuk mengolahnya, berupa cangkang kepiting dan rajungan serta kulit udang. Kitosan memiliki sifat yang sangat menguntungkan, yaitu biocompatible, biodegradable, tidak beracun, dan tidak mahal. Saat ini telah banyak penelitian pemanfaatan kitosan menjadi nanopartikel sebagai penghantar obat bagi berbagai target terapi. Nanopartikel kitosan dapat diolah dengan berbagai metode, di antaranya metode ikatan silang emulsi, presipitasi, pengeringan semprot, penggabungan droplet emulsi, gelasi ionik, reverse micellar method, dan kompleks polielektrolit. Aplikasi nanopartikel kitosan sebagai penghantar obat dapat dilakukan dengan pemberian secara parenteral, peroral, okular; sebagai vektor penghantar gen non-viral, penghantar vaksin, dan terapi fotodinamik. ABSTRACT:Chitosan Ojier meneliti kitosan hasil ekstrak kerak binatang berkulit keras, seperti udang, kepiting, dan serangga (Anon., 2008). Kitosan mempunyai banyak kegunaan, antara lain untuk flokulasi, menyembuhkan luka, penguat kertas, sarana penghantar obat dan gen serta biomaterial untuk imobilisasi, seperti biomolekul. Kitosan dan nanomagnetik kitosan telah digunakan unt uk m engadsorpsi ion Ni (II) dari lim bah electroplating. Kitosan merupakan biopolimer alami yang menarik disebabkan adanya gugus amino reaktif dan grup fungsional hidroksil. Kitosan memiliki karakteristik biokompatibilitas yang diinginkan serta kemampuan untuk meningkatkan permeabilitas membran. Oleh karenanya kitosan merupakan salah satu matriks imobilisasi yang paling menjanjikan karena memiliki kemampuan membentuk membran, sifat adhesi yang baik, harga murah, tidak beracun, kekuatan mekanis dan hidrofilisitas yang tinggi serta perbaikan stabilitas (Nakorn, 2008;Erdawati, 2008).Sumber utama untuk produksi kitosan adalah kitin dan bahan baku yang digunakan untuk mengolahnya tersedia dalam jumlah yang cukup melimpah di Indonesia, terutama cangkang kepiting dan rajungan serta kulit udang. Kitosan merupakan modifikasi polimer karbohidrat alami yang diproses melalui Ndeasetilasi parsial kitin. Unit utama pada polimer kitin adalah 2-deoksi-2-(asetilamino) glukosa. Unit tersebut diikat oleh ikatan -(1,4) glikosida yang membentuk polimer linier rantai panjang. Walaupun kitin tidak larut dalam sebagian besar pelarut, kitosan larut dalam sebagian besar larutan asam organik pada pH kurang dari 6,5 termasuk asam format, asetat, tartrat, dan sitrat. Kitosan tidak larut dalam asam fosfat dan asam sulfat. Kitosan tersedia dalam rentang berat molekul dan derajat deasetilasi yang luas. Berat molekul (BM) dan derajat deasetilasi (DD) adalah faktor utama yang mempengaruhi ukuran partikel, pembentukan partikel, dan agregasi (Tiyaboonchai, 2003).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pencucian daging lumat ikan patin siam (Pangasius hypopthalmus) terhadap karakteristik dendeng. Ikan patin siam hidup diberi perlakuan pemberokan selama 24 jam, kemudian dimatikan dengan cara perendaman dalam es selama ± 20 menit. Daging dipisahkan dari tulang dan kulit serta digiling hingga diperoleh daging lumat. Daging lumat diberi perlakuan pencucian satu sampai tiga kali masing-masing dalam air suhu 4-5oC dengan perbandingan 1:5 (b/v), yang dilanjutkan dengan pengepresan. Daging lumat yang diperoleh dari masing-masing perlakuan pencucian kemudian diolah menjadi dendeng dengan mencampurkan bahan tambahan gula putih, garam serta rempah-rempah seperti bawang putih (2%), bawang merah (1,5%), ketumbar (2,5%), asam jawa (3%), lengkuas (2,5%), dan jahe (0,5%). Tahap selanjutnya adalah pencetakan campuran bahan dalam loyang dan dikeringkan dengan sinar matahari selama ±15 jam. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa semakin banyak perlakuan pencucian menyebabkan kandungan protein dan karbohidrat semakin kecil, dan sifat tekstur (kekuatan tarik dan elongasi) semakin besar. Dendeng berwana coklat kekuningan dengan rasa dan aroma rempah-rempah, sedangkan tekstur agak kenyal dan tidak mudah sobek. Dendeng dari perlakuan satu sampai tiga kali pencucian memiliki nilai angka lempeng total (ALT) antara <25 x 102 sampai dengan 1,6 x 104 kol/g serta tidak terdapat kapang yang tumbuh.
Telah dilakukan penelitian pengolahan mie telur kering dengan penambahan surimi ikan layang sebesar I0%, 2O%, 30%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan daging ikan terhadap tingkat penerimaan produk.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.