Keywords: Causalitic-thinking, scaffolding, problem-solving ability, heatAbstrak: Berpikir Kausalitik terdiri dari berpikir kausalitas dan analitik. Keduanya merupakan salah satu strategi yang berpotensi memfasilitasi siswa untuk mengatasi kurang berkembangnya kemampuan pemecahan masalah fisika siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh proses berpikir kausalitik ber-scaffolding terhadap kemampuan pemecahan-masalah (KPM) kalor pada siswa sekolah menengah atas (SMA). Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimental dengan desain nonequivalent control group design. Sampel diambil dengan menggunakan teknik purposive sampling, sehingga diperoleh kelas X.1 (27) sebagai kelas eksperimen dan kelas X.2 (28) sebagai kelas kontrol. Data penelitian diperoleh dari tes KPM yang berbentuk essai. Data hasil dianalisis menggunakan uji-t polled varian dengan taraf signifikan 5% dan diperoleh nilai t hitung (2.02) lebih besar dari t table (2.00). Simpulan penilitian adalah bahwa proses berpikir kausalitik ber-scaffolding secara signifikan meningkatkan kemampuan-pemecahan-masalah siswa SMA pada materi kalor.Kata kunci: Berpikir-kausalitik, scaffolding, kemampuan pemecahan-masalah, kalor
PENDAHULUANIlmu pengetahuan dan teknologi mengalami perkembangan yang cukup pesat yang mempengaruhi perkembangan di segala bidang kehidupan dan pembangunan. Oleh karena itu, ilmu pengetahuan dan teknologi perlu ditingkatkan dan diarahkan untuk meningkatkan kecerdasan dan kesejahteraan masyarakat. Salah satu caranya, yaitu dengan memperhatikan pendidikan.Titik berat pembanguanan dibidang pendidikan diletakkan pada peningkatan mutu pendidikan setiap jenjang dan jenis pendidikan [1]. Mutu pendidikan akan mampu ditingkatkan, salah satunya dengan memperhatikan proses pembelajaran. Komponenkomponen yang terkait dalam proses pembelajaran itu diantaranya fasilitas, guru, dan siswa. Jadi sejalan dengan itu proses penyiapan kemampuan siswa merupakan bagian yang penting untuk mampu meningkatkan mutu pendidikan.
<p><strong>Abstract:</strong> This study purpose to describe students’ conceptual mastery and knowing the students' difficulties understanding on heat and temperature. This survey research was conducted on 11<sup>th</sup> grade of mathematic and natural science class in senior high school students. Data was obtained through reasoned multiple choice questions of conceptual mastery. We found that only 54.8% of students had good conceptual mastery. This shows that students' conceptual mastery is low on heat and temperature. In addition, we found three student’s difficulties, namely: (1) cannot distinguish definition of heat and temperature, (2) don’t know factors that can affect temperature changes and phase changes, and (3) unable to solve heat transfer problem. It is expected that future study can improve students' conceptual mastery through application of appropriate learnings.</p><strong>Abstrak:</strong><em> </em>Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan profil penguasaan konsep siswa dan mengetahui kesulitan-kesulitan yang dialami oleh siswa pada materi suhu dan kalor. Penelitian survei ini dilakukan pada siswa kelas XI SMA MIPA. Data diperoleh melalui tes penguasaan konsep berupa soal pilihan ganda beralasan. Kami menemukan bahwa hanya 54.8% siswa yang memiliki penguasaan konsep yang baik. Hal ini menunjukkan bahwa penguasaan konsep suhu dan kalor siswa masih rendah. Selain itu, kami menemukan tiga kesulitan siswa, yaitu (1) tidak bisa membedakan definisi suhu dan kalor, (2) tidak mengetahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi perubahan suhu dan perubahan wujud, dan (3) tidak mampu menyelesaikan permasalahan perpindahan kalor. Diharapkan kepada peneliti selanjutnya dapat memperbaiki penguasaan konsep siswa melalui penerapan pembelajaran yang sesuai.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.