Kemungkinan besar siswa ini akan kurang motivasi untuk berolahraga atau tetap bugar karena pengalaman negatif mereka dalam pendidikan jasmani atau atletik. Hal lainnya yang sering terjadi ialah adanya keterbatasan guru penjasorkes di lingkup sekolah dasar, dimana karena keterbatasan guru penjasorkes. Target yang ingin dicapai tentunya adalah untuk meningkatkan SDM dari guru pendidikan jasmani. Manambah wawasan guru pendidikan jasmani dan guru mata pelajaran lain yang mengajar mata pelajaran pendidikan jasmani di Sekolah Dasar ligkup Kota Kupang Nusa Tenggara Timur tentang Penggunaan Sarana hurdle drills dan leader drills dalam melatih pergerakan dan kesiapan kondisi fisik peserta didik yang mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani tanpa rasa takut dan trauma. Metode yang digunakan ada 3 tahapan penigkatan pengetahuan, peningkatan kecakapan, dan pendukungan serat pendampingan. Adapun implementasinya perlu dilakukan secara terencana, bertahap, dan berkelanjutan, yang pada gilirannya siswa diharapkan dapat meningkatkan sikap positif bagi diri sendiri dan menghargai manfaat aktivitas jasmani bagi peningkatan kualitas hidup. Pemberian alat-alat berupa Hurdle drills, Ladder Drills untuk pelaksaannya didalam pendidikan jasmani.
Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) X merupakan salah satu rumah sakit swasta yang bergerak di bidang pelayanan kesehatan ibu dan anak di Kota Padang yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. Instalasi Gawat Darurat (IGD) sebagai unit pelayanan terdepan menjadi salah satu bagian dari rumah sakit yang memegang peranan cukup penting dalam memberikan pelayanan terhadap masyarakat yang datang ke IGD. RSIA X Padang masih menemukan kendala dalam melakukan optimalisasi pelayanan di Instalasi Gawat Darurat, diantaranya seperti pada faktor manusia, metode dan lingkungan, yang kemudian hal ini memerlukan perhatian yang cukup besar bagi pihak manajemen rumah sakit untuk menghadapi tantangan persaingan IGD, terutama IGD di masa yang akan datang. Salah satu solusi yang bisa diterapkan untuk mengatasi kendala-kendala yang terjadi di rumah sakit yaitu dengan cara melakukan analisa terhadap proses pelayanan di IGD yang diterapkan pada RSIA X Padang. Analisa yang tepat untuk mengidentifikasi permasalahan proses pelayanan IGD di RSIA X Padang adalah Analisis Fishbone dan hasil dari penelitian ini berupa rancangan alternatif pemecahan masalah yang terprogram dengan baik, serta dilakukan monitoring dan evaluasi secara berkala oleh pihak manajeman RSIA X Padang.Kata Kunci : Optimalisasi, Pelayanan, Instalasi Gawat Darurat, Analisis Fishbone.
ABSTRAK Alat pelindung diri (APD) merupakan alat yang digunakan oleh dokter gigi setiap hari untuk melindungi diri, pasien dan orang lain saat melakukan tindakan medis. Dalam masa pandemi COVID 19, profesi dokter gigi merupakan salah satu tenaga kesehatan yang paling rentan terinfeksi COVID-19 karena profesi dokter gigi berkontak langsung dengan rongga mulut dan beberapa perawatan gigi menimbulkan aerosol yang menjadi salah satu media penularan virus, tanpa alat pelindung diri level 3 yang memadai, profesi dokter gigi sangat berisiko tertular virus dari pasien atau sebaliknya menularkan virus kepada orang lain. Penggunaan APD ini dipengaruhi oleh banyak faktor diantaranya adalah faktor predisposisi yaitu usia, tingkat pendidikan, masa kerja, pengetahuan dan sikap. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross-sectional. Perhitungan jumlah sampel diambil dengan menggunakan rumus Slovin dengan jumlah sampel adalah 77 orang dokter gigi dan metode pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Analisis data menggunakan uji Chi Square. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara usia dan masa kerja (p-value < 0,05) dan tidak terdapat hubungan signifikan antara tingkat pendidikan, pengetahuan, dan sikap (p-value > 0,05) dengan kepatuhan penggunaan APD level 3 pada dokter gigi di Kota Padang. Kepatuhan dalam penggunaan APD berkaitan dengan penurunan risiko terinfeksi COVID-19 dan upaya pengendalian kecelakaan maupun penyakit menular akibat kerja. Kata kunci : Alat Pelindung Diri (APD), Dokter Gigi, Covid-19
Absences and losing health officers during the war against Covid-19 is a big loss for hospitals especially for those in the front line. In the hospital, nurses are the ones who will face and has direct contact with the Covid-19 patients so that they have a big risk of exposure than other officers. The compliance in applicating of health protocol has been believed as a way to prevent the spreading of Covid-19 among others. In terms of supervision, the manager has the task to observe the officers so that no transmission of Covid-19 in the hospital, especially between officers. This study aims to evaluate the association between manager roles in supervising officer compliance while applicating health protocol inside and outside hospitals in Padang City, Indonesia. he method which is used in this research was a survey of 119 nurses in RS X Padang City with a cross-sectional design. Stratified random sampling has been chosen to collect the respondent. Hypothesis testing was performed using a structural equation model. This study results in the Interpersonal role being affected by the Figure role, Leadership role and Liaison role. Meanwhile, the Informational role in Manager has important dimensions such as the Monitor role, disseminator role, spokesman role, and the Decisional role was built from the entrepreneur role, disturbance handler role, resource allocation role and negotiator role. The three of the roles (Interpersonal role, Informational role and Decisional role) has a big impact on the Compliance of the Health Officer while applicating health protocol in and outside the hospital. Conclusion: These results show officers compliance is strongly affected by manager role even though there are other factors that can also be a moderating factor that is not shown in this study.
Peningkatan jumlah kasus COVID-19 berlangsung cukup cepat dan menyebar ke berbagai negara dalam waktu singkat, sehingga WHO menetapkan COVID-19 sebagai pandemi. Salah satu upaya dalam memutus mata rantai penyebaran COVID-19 terutama di fasilitas pelayanan kesehatan adalah dengan penggunaan APD yang sesuai, baik pemasangan maupun pelepasan APD. Survey awal pada Klinik Arafah Kota Padang adalah tidak pernah dilakukannya sosialisasi pemasangan dan pelepasan APD, petugas tidak mengetahui tatacara pemasangan dan pelepasan APD dengan benar. Dalam sosialisasi ini dilakukan pre-test dan post-test dengan penyebaran kuesioner dalam peningkatan pengetahuan petugas. Kegiatan dilakukan dengan metode pemaparan materi, pemutaran video, diskusi dan simulasi. Dari kegiatan ini diketahui telah terjadi peningkatan pengetahuan petugas akan tatacara pemasangan dan pelepasan APD serta penggunaan APD sesuai tempat pelayanan. Petugas juga diketahui secara perlahan dan konsisten patuh dalam penggunaan APD di tempat pelayanan, pemasangan APD serta pelepasan APD. Disarankan sosialisasi ini dapat dilakukan kepada fasilitas pelayanan kesehatan lainnya dikarenakan kurangnya sosialisasi tentang tata cara pemasangan dan pelepasan APD kepada petugas kesehatan terutama di klinik pratama.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.