Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi ketahanan pangan masyarakat nelayan di Kota Palu pasca bencana di khusukan pada masyarakat nelayan di Kelurahan Panau dan Kelurahan Lere. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 357 keluarga nelayan dengan jumlah sampel sebanyak 71 keluarga. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah proporsional random sampling. teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi, dokumentasi dan wawancara, untuk analisis data mengunakan deskriptif kuantitati dengan metode scoring. Tingkat ketahanan pangan masyarakat nelayan pasca bencana di Kelurahan Panau berada pada kondisi tahan pangan dengan persentase 66,67 %, dan kurang tahan pangan 33,33 % di Kelurahan Lere. Tingkat ketahanan masyarakat nelayan berada pada kondisi tahan pangan dengan persentase 63,16 % dan kurang tahan pangan dengan persentase 36,84%. Sehingga dapat disimpulkan ketahanan pangan masyarakat nelayan pasca bencana di Kota Palu termasuk dalam kategori rumah tangga tahan pangan.
This research was motivated by changes in mangrove forest areas in Central Sulawesi Province, Donggala Regency, especially South Banawa District. The objective of the research is to analyze the change of mangrove forests in the district of South Banawa years 2002-2018 and to determine the dominant factors influencing the change of mangrove forests. This study uses a quantitative approach combining geographic information systems and remote sensing, using overlay and descriptive analysis. Results from research this showing that the mangrove forest in the district South Banawa years 2002-2018 decline area amounting to 47.59 hectares, which was originally large mangrove forest 261.32 hectares to 213.73 hectares on in 2018. The Changing of mangrove forests to fishponds is a dominant factor in the change of mangrove forests when compared to other changes.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar smash bola voli melalui penerapan media audiovisual dan variasi pembelajaran pada siswa kelas XI SMA. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Tebing Tinggi tahun 2019. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindak kelas (PTK). Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI yang berjumlah 20 orang diantaranya tediri dari 12 siswa putra dan 8 siswa putri. Dari hasil data awal yang telah dilakukan menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam melakukan smash bola voli masih rendah yaitu 5 siswa (25%) yang telah mencapai ketuntasan belajar, sedangkan 15 siswa (75%) belum mencapai tingkat ketuntasan belajar. Selanjutnya diberi pembelajaran smash melalui penerapan media audiovisual dan variasi pembelajaran. Hal ini berdampak pada hasil belajar siswa. Dari tes hasil belajar siklus I diperoleh 12 siswa (60%) yang telah mencapai ketuntasan belajar, sedangkan 8 siswa (40%) belum mencapai ketuntasan belajar dengan nilai rata rata 74,12. Pada siklus II hasil belajar smash bola voli yaitu 17 siswa (85%) yang mencapai tingkat ketuntasan belajar. Sedangkan 3 siswa (15%) belum mencapai tingkat ketuntasan dalam belajar dengan nilai rata rata 85,31. Maka diketahui bahwa peningkatan nilai rata rata dari siklus I dan siklus II sebesar 25%. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh kesimpulan bahwa melalui penerapan media audiovisual dan variasi pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar smash bola voli pada siswa kelas XI SMA.
<p><span lang="EN-US">Baolan District, Tolitoli Regency, as a urban area is quite worrying, because it is often hit by floods. The settlement area is an area that is often affected, because the settlement area of Baolan District is in the vulnerable to very vulnerable class. This research was conducted in Baolan District from April to August 2021. The tools and materials used in this study were: a laptop, ArcGis 10.4 software, and secondary data (rainfall data, DEM data or Digital Elevation Model, soil type maps, and maps). RBI scale 1:50000). This type of research is quantitative descriptive with a spatial approach and using saturated sampling rules obtained from the entire population. The purpose of this study was to determine the distribution and level of suitability of land designated for flood-free settlements in Baolan District. The results of the analysis show that the suitability class that has the largest distribution area is the QS class (Quite Suitable) with an area of 31570.148 or 79.97%. Class S (Suitable) is the class with the smallest area of distribution, which is 538.892 or 1.37%, while the other class is class that is not suitable (N) with an area of 7368.287 or 18.66%. Class S (Suitable) indicates that the class is very wide good if it is developed for a useful area and inversely proportional to class N (Not Suitable). While QS (Quite suitable) is a class that is good enough to be developed into a useful area, but there are several things to consider. the condition of the area is quite steep and the topography is high, as a result it will cause natural hazards such as erosion and land slides. Another thing to consider is the area that covers the rain catchment area which should be predominantly functioned as a buffer zone.</span></p><p><strong> </strong></p><em></em>
Kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka yang diluncurkan di awal tahun 2020, bertujuan untuk menghasilkan ouput lulusan yang dapat menguasai beragam keilmuan dan aplikatif di pasar kerja masyarakat. Kebijkan tersebut memuat delapan (8) program yang menjadi motor dalam pengembangan pendidikan yang relevan dengan kebutuhan masyarakat dan bangsa. Salah satu program yang yang berdampak langsung ke masyarakat adalah membangun desa. Program ini secara langsung berkordinasi dengan Kementerian Desa yang bertujuan untuk pembangunan kawasan perdesaaan. Tantangan desa sebagai daerah administratif terkecil dalam menjalankan pemerintahan, seringkali tidak sejalan dengan potensi dan pengelolaannya. Presepsi desa sebagai area yang terbatas, seringkali menimbulkan permasalahan yang kompleks. Hal inilah yang kemudian membuat desa menjadi wilayah yang minim pembangunan. Pembangunan yang dimaksud adalah pembangunan yang sesuai potensi daerahnya. Pendekatan dalam pengabdian ini menggunakan Rapid Rural Apprasial (RRA) yang dilakukan dengaan metode pendampingan berbasis produk. Metode ini memuat beberapa tahapan, yaitu tahap pertama (1) yaitu Focus Group Discussion (FGD), tahap kedua (2) pemetaan, tahap ketiga (3) workshop dan tahap kempat (4) diseminasi. Hasil utama yang diharapkan dari pengabdian ini adalah adanya peta Desa Sioyong berdasarkan hasil kajian dan survey bersama perangkat desa, adanya basis data spasial yang digunakan untuk peta tematik lainnya di Desa Sioyong, adanya kejelasan batas desa Sioyong dengan desa lain yang bersebelahan dan terporgramnya rencana album peta desa Sioyong berdasarkan potensi hasil dari survey.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.