Kompetisi antar alat tangkap untuk mendapatkan hasil tangkapan yang maksimal, menimbulkan kekhawatiran akan terjadinya over fishing. Oleh sebab itu, alat tangkap ramah lingkungan merupakan acuan dalam penggunaan teknologi dan alat tangkap ikan. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui tingkat keramah lingkungan dari masing-masing alat tangkap nelayan gill net yang ada di Kelurahan Nipah Panjang 1 pada bulan Februari 2018, berdasarkan kriteria FAO (1995). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei. Teknik pengambilan sampel yaitu purposive sampling dengan responden nelayan yang telah melaut minimal 5 tahun dan kapal yang digunakan minimal berukuran 3 GT. Sampel diambil sebanyak 50% dari masing-masing populasi alat tangkap untuk dianalisis tingkat keramah lingkungannya. Hasil analisis tingkat keramah lingkungan alat tangkap nelayan gill net di Kelurahan Nipah Panjang 1 menunjukkan bahwa gill net kurau termasuk dalam kategori alat tangkap sangat ramah lingkungan dengan nilai sebesar 28. Sedangkan untuk alat tangkap gill net 7 inci, gill net millennium, dan gill net 4 inci termasuk dalam kriteria alat tangkap ramah lingkungan dengan nilai berturut-turut adalah 25.2, 23.8, dan 23.5.
Ikan hias yang terkenal dikalangan masyarakat umum salah satunya ialah ikan hias jenis Koi. Namun dalam proses budidaya ataupun pembesaran salah satu hal yang sering menjadi perhatian pada saat perkembangan ikan Koi adalah suhu yang dapat mempengaruhi tingkat pertumbuhan dan daya tahan tubuh serta timbulnya berbagai penyakit. Analisis ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui seberapa besarnya pengaruh suhu terhadap laju perkembangan dan daya tahan hidup ikan Koi. Metode rencana eksplorasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 3 perlakuan, dimana setiap perlakuan tersebut diulang sebanyak 3 kali. Dengan perlakuan yang digunakan adalah P¹ (28?C), P² (30?C) dan P³ (32?C). Hasil penelitian menunjukkan bahwa laju perkembangan yang paling menonjol terdapat pada perlakuan P¹ dengan pertumbuhan panjang 2,9 cm dan pertambahan berat 8 g, kemudian disusul oleh P² dengan pertumbuhan panjang 1,8 cm dan pertambahan berat 5,6 g. dan perkembangan paling sedikit terdapat pada perlakuan P³ dengan pertumbuhan panjang 1,3 cm dan pertambahan berat 3,1 g. Nilai daya tahan hidup ikan Koi selama pemeliharaan di setiap perlakuan rata-rata 100%. Parameter pendukung kualitas air yang didapat adalah pH pada kisaran 6,9-8,5 dan DO berkisaran 5,27-7,76 ml/L. Perbedaan suhu secara signifikan mempengaruhi laju perkembangan dan tidak signifikan terhadap daya tahan hidup ikan Koi.
Pantai Penimbangan terletak Desa Baktiseraga, Kecamatan Buleleng merupakan kawasan pusat kota Kabupaten Buleleng, Bali yang memiliki hamparan pasir hitam. Kegiatan konservasi penyu di kawasan ini meningkatkan gairah masyarakat dalam menjaga kelestarian ekosistem terumbu karang. Salah satu biota yang beriteraksi di ekosistem terumbu karang adalah nudibranch. Keberadaan nudibranch di Pantai Penimbangan diharapkan mampu menjadi alternatif potensi wisata yang bisa dikembangkan, sehingga antusiasisme masyarakat untuk menjaga kelestarian ekosistem pesisir akan terus terjaga. Penelitian bertujuan untuk memperkuat data dasar ekologi tentang keanekaragaman dan kelimpahan nudibranch. Penelitian populasi nudibranch dinilai dengan sensus visual mengikuti line intercept transect. Penelitian nudibranch di Pantai Penimbangan menunjukkan bahwa terdapat 12 famili yaitu Chromodorididae, Phyllidiidae, Discodorididae, Aeolidiidae, Elysiidae, Aglajidae, Bornellidae, Facelinidae, Flabellinidae, Hexabranchidae, Limapontiidae, dan Pleurobranchidae, dengan 42 jenis. Kelompok Chromodorididae dan Phyllidiidae adalah kelompok yang umum dijumpai di Perairan Pantai Penimbangan. Kedua kelompok ini memanfaatkan patahan karang yang menjadi subsrat perairan sebagai tempat berlindung. Komposisi substrat sangat menentukan kekayaan nudibranch, kategori substrat yang menentukan keberadaan nudibranch adalah dead coal with alga, sponge, dan hard coral. Tingginya persentase dead coral with alga, dan sponge berbanding lurus dengan keanekaragaman nudibranch, dan hard coral berbanding terbalik dengan keanekaragaman nudibranch. Kriteria indeks keanekaragaman tinggi dengan nilai 2,6199, Indeks keseragaman 0,7055 dan nilai dominansi 0,0342. Tingkat kelimpahan tertinggi pada jenis Hypselodoris tryoni. Penimbangan Beach is located in Baktiseraga Village, Buleleng District, which is the downtown area of Buleleng Regency, Bali which has a stretch of black sand. Turtle conservation activities in this area increase the enthusiasm of the community in preserving the coral reef ecosystem. One of the biota that interacts in the coral reef ecosystem is the nudibranch. The existence of nudibranchs at Penimbangan Beach is expected to be an alternative tourism potential that can be developed, so that public enthusiasm for preserving coastal ecosystems will continue to be maintained. This study aims to strengthen the basic ecological data on the diversity and abundance of nudibranchs. The study of the nudibranch population was assessed by visual census following the line intercept transect. Research on nudibranchs at Penimbangan Beach showed that there were 12 families namely Chromodorididae, Phyllidiidae, Discodorididae, Aeolidiidae, Elysiidae, Aglajidae, Bornellidae, Facelinidae, Flabellinidae, Hexabranchidae, Limapontiidae, and Pleurobranchidae, with 42 species. Chromodorididae and Phyllidiidae groups are common groups found in Penimbangan Beach. Both of these groups take advantage of coral fractures which become the substrate of the waters as a shelter. Substrate composition greatly determines the richness of nudibranchs, the substrate categories that determine the presence of nudibranchs are dead coral with algae, sponges, and hard corals. The high percentage of dead coal with algae, and sponges is directly proportional to nudibranch diversity, and hard coral is inversely proportional to nudibranch diversity. The criteria for the high diversity index are 2.6199, the uniformity index is 0.7055 and the dominance value is 0.0342. The highest abundance level was in Hypselodoris tryoni.
This research was conducted at Tungkal Ilir, Jambi on May to July 2017. The aims of this study were (1) to determine the types of fishing gear that operates in Tungkal Ilir, (2) fishing area and (3) the dynamics of operating fishing gear in Tungkal Ilir. Data collection was done by interview and observation. The data will be analyzed descriptively using tables and graphs. Based on the results of this research, the fishing gear used in Tungkal Ilir are gill net, trawl, togok, sondong, trap and long line. Gill net is the largest fishing gear used with 15 fishermen. While the least used fishing gear is trap. The dynamics of fishing is strongly influenced by the season and the type of fishing gear used by the fisherman. The fishing area in Tungkal Ilir ranges from 1 mile to 30 miles.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.