Banyaknya produksi jeruk pamelo di Indonesia, membuat pemanfaatan jeruk pamelo harus lebih dioptimalkan. Pengolahan jeruk menjadi marmalade memiliki kelebihan dibandingkan pengolahan lainnya, karena pengikutsertaan kulit jeruk yang umumnya menjadi limbah produksi. Kandungan gizi pada marmalade Jeruk pamelo dapat menurun akibat proses pengolahan. Variasi inovasi subtitusi sari kurma pada komposisi gula diharapkan dapat meningkatkan kembali kandungan gizi marmalade jeruk pamelo, sehingga dapat menjadi produk olahan yang bergizi tinggi. Penulisbertujuanuntukmengetahuisubstitusi sari kurmaterhadapdayaterima marmalade jerukpalemo. Pada penelitian ini digunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) satu faktor tunggal dengan dua kali pengulangan. Terdapat empat kelompok formulasi yang digunakan. Sampel formulasi substitusi 0% diberi kode K, 15% diberi kode A, 35% diberi kode B, dan 45% diberi kode C, yang kemudian dianalisis daya terimanya untuk mengetahui respon konsumen terhadap produk yang dihasilkan. Berdasarkan hasil uji yang dilakukan, Terdapat pengaruh yang signifikan antara substitusi sari kurma terhadap daya terima marmalade jeruk pamelo. Tingkat kesukaan warna, rasa, serta tekstur terbanyak terdapat pada sampel dengan substitusi 30%, sedangkan kesukaan aroma terdapat pada sampel dengan substitusi 45%. Substitusi sari kurma dapat meningkatkan tingkat kesukaan terhadap produk yang dihasilkan. Akan tetapi, penambahan yang terlalu berlebihan dapat menurunkan tingkat kesukaan karena terlaku dominannya sifat kurma yang dihasilkan.
Stunting sering dijumpai pada anak usia 12-36 bulan, anak yang mengalami stunting pada masa ini cenderung akan sulit mencapai tinggi badan yang optimal pada periode selanjutnya. Untuk mencegah terjadinya stunting pada anak, ibu perlu mengonsumsi asupan gizi yang layak, dan memiliki pengetahuan gizi yang baik. Upaya perbaikan stunting dapat dilakukan dengan peningkatan pengetahuan sehingga dapat memperbaiki perilaku pemberian makan pada anak. Tujuan kegiatan adalah untuk meningkatkan pengetahuan ibu balita mengenai pemanfaatan daun kelor (Moringa Oleifera) sebagai kudapan untuk mencegah masalah stunting. Metode melalui penyuluhan (pemaparan melalui ceramah secara langsung) dan pengisian kuesioner pre-post test untuk mengetahui dan menilai tingkat keberhasilan penyuluhan yang dilakukan. Didapatkan hasil rata-rata skor pengetahuan sebelum penyuluhan termasuk dalam kategori baik (nilai ≥80) sebanyak 13,5%, dan pengetahuan kurang sebanyak 86,5%. Setelah penyuluhan didapatkan skor pengetahuan baik sebanyak 54,1% dan kurang sebanyak 45,9%. Kesimpulannya terdapat peningkatan pengetahuan sesudah diberikan penyuluhan tentang stunting dan kudapan dari daun kelor.
Penyakit yang ditularkan melalui makanan dan minuman yang dikenal dengan food borne disease yang sering kali terjadi di Indonesia. Kondisi ini menunjukkan kurangnya pengetahuan dan penerapan higiene sanitasi makanan yang baik. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis hubungan antara pengetahuan terhadap perilaku pekerja dapur pada penyimpanan dan pengolahan bahan makanan santriwati di Islamic Boarding School. Penelitian dilakukan di Islamic Boarding School menggunakan metode observasional dengan desain cross sectional. Pemilihan responden menggunakan sistem total sampling dengan jumlah 31 responden. Pengumpulan data diperoleh menggunakan kuesioner dan wawancara. Analisis data menggunakan uji Korelasi Spearman untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan terhadap perilaku responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan pekerja dapur tergolong dalam kategori sedang sedangkan perilaku responden tergolong dalam kategori tidak memenuhi syarat. Terdapat hubungan antara pengetahuan terhadap perilaku pekerja dapur pada penyimpanan dan pengolahan bahan makanan di Islamic Boarding School.
This study aims to determine the relationship between calcium and phosphorus intake with dental caries of school children. This study was an observational study with a cross sectional design. The sampling technique used purposive sampling, with a total sample of 96 subjects. This research was conducted in Madrasah Ibtidaiyah Nurussalam, Ngawi starting from April - May 2019. Data on dental caries status (DMF-T index) was obtained by dental examination by a dentist. Data on calcium and phosphorus intake were obtained by direct interviews regarding the amount and type of intake using the Semi-Quantitative Food frequency Quesionaire (SQFFQ) form and the 24 hour food recall form. Calcium and phosphorus data were processed using Nutrisurvey software and the Indonesian Food Composition Table (TKPI). Chi-square statistical tests were used to analyze the relationship between calcium and phosphorus intake and dental caries. The majority of MI students who experience caries are aged 10 and 11 years. Calcium and phosphorus intake of subjects was classified as inadequate (77,1% and 59,4%). There was a significant relationship between calcium intake with dental caries p = 0,031 (0,05) and phosphorus intake with dental caries p = 0,029 (0,05). Adequate intake of calcium and phosphorus can reduce the risk of dental caries in children. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara asupan kalsium dan fosfor dengan karies gigi anak sekolah. Penelitian ini adalah penelitian observasional dengan desain cross sectional. Tehnik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling, dengan jumlah sample sebanyak 96 subjek. Penelitian ini dilakukan di Madrasah Ibtidaiyah Nurussalam, Ngawi mulai dari bulan April - Mei 2019. Data status karies gigi (indeks DMF-T) diperoleh dengan melakukan pemeriksaan gigi oleh dokter gigi. Data asupan kalsium dan fosfor diperoleh dengan wawancara langsung mengenai jumlah dan jenis asupan menggunakan form Semi-Quantitative Food frequency Quesionaire (SQFFQ) dan form food recall 24 hours. Data kalsium dan fosfor diolah menggunakan software Nutrisurvey dan Tabel Komposisi Pangan Indonesia (TKPI). Uji statistik Chi-square digunakan untuk menganalisis hubungan anatar asupan kalsium dan fosfor dengan karies gigi. Mayoritas Siswa MI yang mengalami karies adalah usia 10 dan 11 tahun. Asupan kalsium dan fosfor subjek masih tergolong kurang (77,1% dan 59,4%). Terdapat hubungan yang signifikan antara asupan kalsium dengan karies gigi p=0,031 (0,05) dan asupan fosfor dengan karies gigi p=0,029 (0,05). Asupan kalsium dan fosfor yang cukup dapat menurunkan resiko karies gigi pada anak.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.