Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk video media pembelajaran interaktif berlatar belakang budaya Jawa yang layak dan efektif dalam meningkatkan kesantunan bahasa peserta didik PAUD Pelangi Nusantara 5, Gedanganak, Kecamatan Ungaran, Semarang. Penelitian ini menggunakan langkah pengembangan (Research & Development). Design pengembangan ini meliputi 8 langkah yaitu, Analisis, Perancangan Desain, Implementasi, Pengujian, Validasi Ahli, Revisi, Perbaikan Media, dan Produk. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, video media pembelajaran interaktif yang berlatar belakang budaya Jawa ini telah divalidasi oleh ahli media, ahli materi dengan kategori “baik”. Berdasarkan hasil kelayakan media video pada uji coba media video diperoleh hasil dengan presentase 92,5% dengan kategori baik sedangkan nilai Uji coba kelompok kecil diperoleh hasil, nilai mean sebelum menggunakan media 50,2% dan nilai sesudah menggunakan media 79,1%, sehingga ada peningkatan 28,9% berarti ada perbedaan yang signifikan antara sebelum menggunakan media video pembelajaran dan sesudah menggunakan media video pembelajaran. Rata-rata perbedaan (sesudah-sebelum) 28,9%berarti dapat disimpulkan bahwa media video pembelajaran interaktif bermuatan Budaya Jawa ini dapat digunakan untuk meningkatkan kesantunan bahasa anak usia dini.
Kegiatan pengabdian ini ditujukan untuk melatih siswa untuk menggunakan informasi secara bertanggung jawab dengan cara mencantumkan asal atau sumber informasi yang dipergunakan, mensitasi atau mengutip informasi tertentu dengan benar, serta menggunakan informasi secara beretika. Metode pelaksanaan yang digunakan adalah metode partisipatif dengan melalui tiga tahap yaitu 1) sosialisasi, 2) pendampingan, 3) monitoring dan evaluasi. Hasil dari pelaksanaan adalah: 1) pemahaman literasi informasi dalam kategori sangat baik. Hal ini ditandai dengan rata-rata persentase indikator ketercapaian sebesar 86%. 2) memperoleh respon positif yang dilihat dari indikator kehadiran peserta mencapai 98% dari target dan peserta antusias selama mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir kegiatan. Kegiatan literasi informasi perlu dilaksanakan secara rutin agar seluruh siswa mampu menelusur dan mengevaluasi informasi dengan baik. Perpustakaan perlu mensosialisasikan kegiatan ini untuk membantu siswa dalam pencarian informasi ilmiah sehingga keterbatasan sumber informasi ilmiah berupa jurnal dapat diatasi dengan situs-situs yang meyediakan jurnal-jurnal ilmiah tak berbayar atau gratis
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model discovery learning berbantu powtoon terhadap motivasi dan kemampuan berpikir kritis siswa. Jenis penelitian adalah eksperimen semu dengan rancangan pretest-posttest control group design. Data dikumpulkan dengan menggunakan tes uraian dan lembar skala sikap motivasi siswa. Data dianalisis dengan analisis deskriptif, uji gain score, uji t dan analisis regresi linear ganda. Hasil penelitian menunjukkan: (1) terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis antara siswa yang belajar menggunakan model discovery learning berbantu powtoon dengan yang tidak, (2) tidak ada perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa antara siswa yang belajar menggunakan model discovery learning berbantu powtoon dengan yang tidak (thitung (-2,028) < ttabel (-1,686)), (3) Peningkatan motivasi kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol (91,95 > 91,7), dan (4) Hasil uji regresi menunjukkan powtoon mempengaruhi motivasi siswa {motivasi: 0,793 (sangat kuat), kemampuan berpikir kritis 0,537 (sedang)}. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa model discovery learning berbantu powtoon mempengaruhi motivasi siswa.
<p align="center"><strong><em><span lang="EN-US">Abstrack</span></em></strong></p><p><em><span lang="EN-US">This study has purposes, namely to test the effectiveness of the MMP learning model on problem-solving abilities and to describe problem solving abilities in terms of self-efficacy. The benefits of this research are (1) Students get meaningful knowledge to develop problem-solving skills through the MMP learning model (2) Teachers can choose the right learning model to develop problem solving abilities (3) Provide an overview to the teachers about problem solving abilities in terms of self-assessing student’s efficacy. The results showed that: (1) the MMP learning model was effective on problem solving abilities, (2) a) high self-efficacy’ students could understand problems, plan problem-solving, and implement problem-solving plans, as well as re-examine correctly and completely. b) moderate self-efficacy’s students could understand problems, plan problem-solving, implement problem-solving’s plan correctly but not yet completely, re-examine but not yet able to use other methods. c) low self-efficacy’s students could understand problems and plan problem-solving correctly but incompletely, less able to carry out problem-solving plans, but unable to re-examine and use other methods. Based on data and research findings regarding problem-solving abilities in terms of student self-efficacy in MMP learning, it can be recommended: (1) Teachers should guide and help developing the low self-efficacy’s students problem-solving abilities to further improve their abilities. (2) Measuring the students’ self-efficacy even involving a psychological institution in every school is important, so that each school has self-efficacy’s data to provide treatment to the students. (3) The low self-efficacy’s students need further treatment by cultivating confidence and giving direction that they are able to learn mathematics, improving problem solving skill and not prioritizing memorization in learning mathematics.</span></em><em></em></p>
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keefektifan model pembelajaran Think Pair Share berbantuan media video sound based core untuk meningkatkan kemampuan penalaran dalam materi volume bangun ruang. Jenis penelitian ini adalah eksperimen dengan Desain pretest- posttest control group design. Data dikumpulkan dengan menggunakan observasi, wawancara,angket kemampuan penalaran. Data dianalisis dengan uji normalitas, uji homogenitas,uji independent sampel t test, uji paired sample test, uji t dan uji regresi linear sederhana. Hasil penelitan menunjukkan: (1) Terdapat pengaruh penggunaan model pembelajaran Think Pair Share berbantuan media video sound based core terhadap kemampuan penalaran dalam materi volume bangun ruang, hal ini dibuktikan dengan taraf siginfikansi 0,000 < 0,005 dengan std.Error Mean kelas eksperimen lebih dari std.Errorr Mean kelas kontrol yaitu 0,641 > 0,625 sehingga Ha dapat diterima (2) Terdapat perbedaan penggunaan model pembelajaran Think Pair Share berbantuan media video sound based core terhadap kemampuan penalaran dalam materi volume bangun ruang, hal ini dibuktikan dengan signifikasi < 0,05, yaitu 0,02 < 0,05, dan 0,000 < 0,05 dan (3) Model pembelajaran Think Pair Share berbantuan media video sound based core efektif dalam meningkatkan kemampuan penalaran dalam materi volume bangun ruang, hal ini dibuktikan dengan taraf siginfikansi 0,000 < 0,005 dengan std.Error Mean kelas eksperimen lebih dari std.Errorr Mean kelas kontrol yaitu 0,641 > 0,625.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.