Memiliki tubuh sehat merupakan dambaan setiap manusia, namun cukup banyak penyakit yang terlambat di diagnosis sehingga mencapai tahap kritis yang sulit untuk disembuhkan, salah satu diantaranya adalah penyakit paru-paru pada manusia. Untuk itu dalam upaya membantu mendiagnosa penyakit paru-paru sejak dini diperlukan sebuah sistem pakar yang mampu mendiagnosa penyakit paru-paru sebelum dilakukan diagnosa yang lebih lanjut di rumah sakit. Dalam mewujudkan terciptanya sistem pakar deteksi penyakit paru-paru digunakan metode forward chaining, yang mana strategi penarikan kesimpulan dimulai dari sejumlah fakta-fakta yang telah diketahui, untuk mendapatkan suatu fakta baru dengan memakai aturan-aturan yang memiliki premis yang cocok dengan fakta dan terus dilanjutkan sampai mendapatkan tujuan atau sampai tidak ada aturan yang punya premis yang cocok atau sampai mendapatkan fakta. Hasil dari penelitian ini berupa perancangan dan perangkat lunak sistem pakar untuk deteksi penyakit paru-paru.
Kualitas pelayanan pada sekolah menentukan tingkat keberhasilan pelayanan suatu pendidikan. Berdasarkan data dari dinas pendidikan tahun 2015, jumlah sekolah dasar di Kalimantan Timur khususnya kota Samarinda adalah 222 sekolah dasar. Standar pelayanan minimal pendidikan merupakan suatu acuan untuk penilaian kinerja pelayanan pendidikan. Terdapat enam kategori dalam SPM yaitu sarana dan prasarana, pendidik dan tenaga kependidikan, kurikulum, penjaminan mutu pendidikan, penilaian pendidikan, dan manajemen sekolah. Masing-masing kategori memiliki indikator pencapaian untuk dijadikan acuan menilai capaian SPM yang telah dilakukan oleh tiap sekolah. Jumlah data yang banyak dapat memperlambat proses untuk mengetahui kelompok sekolah dasar dengan tingkat capaian standar pelayanan minimal yang baik. Oleh karena itu, untuk mempercepat proses tersebut maka dapat dilakukan sebuah proses dalam pengelompokan data. Penelitian ini bertujuan untuk mengelompokkan capaian terhadap standar pelayanan pada Sekolah Dasar sehingga dapat diketahui sekolah dengan tingkat capaian yang kurang, sedang, dan baik. Pengelompokan terhadap capaian tersebut dilakukan dengan menggunakan metode K-Means yang merupakan algoritma Clustering non hirarki. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap tingkat capaian standar pelayanan pada sekolah dasar, terdapat tiga cluster yaitu terdapat 194 sekolah yang masuk dalam kategori Baik, 17 sekolah yang masuk dalam kategori Sedang, dan 11 sekolah yang masuk dalam kategori kurang dengan nilai squared error sebesar 32.2505.
Potensi wisata yang besar di Desa Kedang Ipil hingga saat ini masih belum termaksimalkan, selain belum semua potensi wisata difungsikan menjadi tempat wisata yang dapat menambah pendapatan asli desa, juga tingkat kunjungan wisatawan ke desa tersebut masih relatif rendah. Wisatawan masih di dominasi dari warga dalam lingkup Kabupaten Kutai Kartanegara. hal tersebut terjadi karena publikasi potensi wisata belum dilakukan secara terstruktur dan belum mengoptimalkan potensi teknologi informasi komunikasi. Menjawab permasalahan tersebut maka perlu dibangun sebuah website desa wisata sebagai media informasi, administrasi dan promosi. website di bangun dengan menggunakan konsep pemrograman terstruktur dan alat perancangan sistem menggunakan Logical Relational Structure yang merupakan tahapan berikut setelah desain Entity Relationship Diagram (ERD), serta struktur navigasi website yang menggunakan pendekatan struktur navigasi komposit. hasil kegiatan pengabdian kepada masyarakat menghasilkan aplikasi website wisata sebagai media informasi, administrasi dan promosi. aplikasi website wisata telah dilakukan pengujian dengan menggunakan metode Blackbox testing, dan hasil pengujian menunjukan semua fitur fungsional aplikasi telah berfungsi seperti yang diharapkan,Kata Kunci: Kedang Ipil, Desa wisata, Kandua Raya
Setiap orang pasti tidak menginginkan bahtera rumah tangganya hancur dan berujung dengan perceraian. Dalam realita hidup banyak dijumpai pasangan-pasangan yang melakukan perceraian dengan berbagai alasan dan itu memberikan dampak bukan hanya terhadap anak-anak, keluarga tetapi juga terhadap pasangan yang bercerai tersebut. Gereja pada umumnya memberikan pendampingan pada waktu pasangan menikah itu hendak bercerai, tetapi setelah keluarnya putusan pengadilan yang mensahkan perceraian mereka, pendampingan pastoral tidak lagi dilakukan. Penelitian ini mengkaji bagaimana pentingnya pendampingan pastoral bagi pasangan bercerai sehingga dapat mengurangi dampak dalam kehidupan mereka yang sedang dalam pra-perceraian ataupun pasca perceraian. Metode yang digunakan adalah studi kepustakaan dan menggunakan instrumen wawancara dengan salah satu pasangan yang bercerai, dan kesimpulan yang didapat adalah betapa penting gereja melakukan pendampingan pastoral bagi pasangan yang melakukan perceraian agar mereka tetap dapat menjalankan dan melanjutkan kehidupan sehari-hari dan membangun kehidupan rohani dengan lebih baik lagi, mencegah terjadinya perzinahan karena kebutuhan biologis yang tidak tersalurkan sebagai konsekuensi logis dari sebuah perceraian, serta tidak tertutup kemungkinan pasangan bercerai ini diarahkan untuk dapat rujuk kembali.apabila mereka tidak tahan bertarak. Kata-kata kunci: Perceraian; pendampingan pastoral; perkawinan Kristen
Quality of service in schools determines the level of success of education service. The minimum service standard or better known as (SPM) in education is one of the references for evaluating the performance of education services. There are six categories in SPM of education, namely facilities and infrastructure, educators and education staff, curriculum, education quality assurance, education assessment, and school management. Each category has an achievement indicator to be used as a reference to assess the achievement that has been done by each school. School grouping based on the Minimum Service Standards (SPM) of Education is expected to be a reference for the government in making policies and references for Education organizers to know their position and then take strategic steps to enter the best groups. One of these groupings is achieved using the Fuzzy C-Means clustering method which is a non-hierarchical Clustering algorithm. The results of the study are expected to obtain a model that stakeholders can use in conducting elementary school groupings based on minimum service standard (SPM) in Education which are divided into 3 (three) categories, namely: Less, Medium, and Good.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.