Digitalisasi merupakan suatu proses peralihan media dari segala bentuk tercetak menjadi kedalam bentuk penyajian digital. Penerapan digitalisasi ini digunakan agar penyusunan laporan keuangan UMKM Desa Nogosari dapat berjalan dengan baik. Dengan menggukana metode pelatihan terhadap pelaku UMKM yang mana 90% masih menggunakan pelaporan manual, dengan hasil pelatihan ini ditujukan agar masyarakat Desa Nogosari memiliki pengetahuan tentang bagaimana cara menjalankan aplikasi buku kas yang notabennya dapat membantu proses masuk dan keluarnya data, informasi, dan juga keuangan yang awalnya dengan cara manual dalam pembukuan. Dengan adanya pembukuan digital ini warga Desa Nogosari dapat membantu proses pembukuan Usaha tersebut menjadi lebih efektif dan efisien dengan mencapai 60%. Dengan adanya penyuluhan serta pelatihan sejenis ini, masyarakat mampu memahami fungsi dan pemanfaatan khusus yang dihasilkan oleh Gadget yang biasa digunakan sehari-hari.
National development in the labor sector that includes related elements between government, employers and workers is felt necessary to base their interests on their respective principles, so that dynamic industrial relations will be created, but the dynamics of industrial relations in Indonesia have recently been marked by the problem of lack - harmony between the entrepreneur and his workers. The government as the main sector in industrial relations must act based on the provisions of legal products from the industrial relations sector so that the PPHI process can be realized in accordance with the expectations of all parties. In the context of maintaining industrial relations in Pasuruan, regulations in the form of Regional Regulation No. 22 of 2012 concerning the employment system has been created. It is hoped that through this research, an easy-to-understand resolution model that illustrates efforts to resolve industrial relations disputes in accordance with Regional Regulation No. 22 of 2012. And this research is expected to produce a model of industrial relations conflict resolution which is the development of the Marshall model by considering the history of conflict through a picture of the birth of a particular conflict
Production Planing and Control (PPC) merupakan faktor utama dalam setiap perusahaan untuk menunjang kelancaran proses produksi, baik perusahaan mass production maupun perusahaan job order. Perencanaan produksi memiliki peranan yang sangat penting dalam mengantisipasi supaya tidak terjadi keterlambatan dalam pemenuhan target produksi. Oleha karena itu harus dibuat perencanaan produksi (production planning) secara baik. Di lingkungan CV. YAD tingkat produksi harian didasarkan pada permintaan total harian untuk setiap model produk yang akan diproduksi selama satu minggu dibagi dengan banyaknya hari kerja dalam minggu tersebut. Rasio untuk setiap produk menentukan banyaknya unit yang harus diproduksi setiap hari dalam satu minggu agar dapat memenuhi sasaran dalam master schedule planning (MPS). Sebagaimana hasil penelitian bahwa permintaan total mingguan untuk produk A, B dan C di CV. YAD berturut-turut adalah: 500 unit, 2000 unit, dan 5000 unit. Dalam satu minggu diasumsikan terdapat 6 hari kerja, sehingga tingkat produksi harian untuk produk A = 500/6 = 83,33 unit (dibulatkan menjadi 84 unit), B = 2000/6 = 333,33 unit (dibulatkan menjadi 334 unit), dan C = 5000/6 = 833,33 unit (dibulatkan menjadi 834 unit). Berdasarkan pengukuran efektifitas dari metode sequencing, dapat diambil keputusan berkaitan dengan sekuens operasi mana yang terbaik untuk dipilih. Apabila perusahaan lebih memprioritaskan untuk meminimumkan keterlambatan penyerahan produk ke pelanggan, sebaiknya memilih pendekatan FCFS dengan sekuens operasi atau tugas: B-A-C-D, karena memiliki nilai rata-rata keterlambatan terkecil yaitu: 1,75 hari. Tetapi apabila perusahaan ingin memaksimumkan utilisasi sumber daya, disarankan untuk memilih dengan sekuens operasi atau tugas: A-B-C-D, karena memiliki nilai utilisasi tertinggi yaitu 46,3 %. Bagaimanapun juga aturan-aturan yang berkaitan dengan penetapan prioritas kerja dalam operasi manufacturing harus ditetapkan secara rasional, jelas dan konsisten dengan tujuan strategik dari pengambil keputusan perusahaan itu sendiri.
The development of ecotourism based on coastal and marine potential is an appropriate alternative development pattern. Ecologically and economically the coastal and marine areas are very potential to be developed for the prosperity of the community. Mangrove forest is one of the potentials in the coastal area of Rejoso District, Pasuruan Regency with an area of 400,275.40 m2 located in two villages, namely Patuguran Village and Jarangan Village. Rejoso Mangrove Conservation (RMC) as a local resource which is a potential new tourist destination located at the mouth of the Rejoso coastal river. Business Model Canvas (BMC) is one of the relevant methods for answering the needs in creating a RMC ecotourism model design. The results showed that RMC Ecotourism was a diversified type. The main value offered by RMC Ecotourism is fishing tourism services and mangrove forest conservation education. BMC can make it easier for managers to see business integrity more concisely. In addition, the canvas model can also be a reliable media for compiling a series of changes and strategies for running the business.
Keywords : Overall Equipment Effectiveness (OEE), Root Cause Analysis, Failure Mode Effect Analysis (FMEA) PENDAHULUANPerawatan (maintenance) mesin merupakan kegiatan yang harus dilaksanakan secara rutin bagi perusahaan manufaktur. Lebih-lebih perusahaan yang menggunakan mesin dalam jumlah yang banyak dengan kapasitas yang besar. Karena setiap mesin memiliki spesifikasi yang berbeda-beda, sehingga kerusakan yang mungkin terjadi pun juga berbeda-beda. Disamping itu, setiap mesin juga memiliki intensitas kerusakan yang variatif, bergantung pada intensitas penggunaannya. Oleh karena itu, kegiaan maintenance biasanya melibatkan orang-orang yang ahli dibidang rekayasa mesin agar efektifitas dan efisiensi maintenance suatu perusahaan dapat terjamin Perusahaan pengolahan ayam kampung merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dibidang pengolahan ayam kampung sering mengalami permasalahan breakdown pada beberapa komponen mesin yang relatif tinggi, dapat dilihat pada tabel 1. Hal tersebut mencerminkan bahwa perawatan mesin yang tidak efektif. Karena selama ini perusahaan masih menggunakan sistem corrective maintenance dan cenderung tidak tepat sasaran. Sehingga dalam kurun waktu yang berkelanjutan tidak dapat memprediksi kemungkinan penyebab terjadinya breakdown mesin tersebut. Hal ini juga berakibat pada tingginya kecacatan produk (defect-in process) yang tentunya juga berdampak pada kerugian perusahaan. Tabel 1. Frekuensi Breakdown No KomponenFrekuensi Persen (%)
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.