Among the three divisions of Verb, the process verb is existing between the state and the action verbs. Since the position is between both other verbs, the article is aimed at analyzing the meaning of Process Verb with Balinese data. The data was collected from two sources, the oral data is from the verification of the key-informen in two regencies in Bali, namely Gianyar and Jembrana. The written ones were collected from four Balinese short stories’ collection by observation and note-taking techniques. The collected data was further analyzed by the theory of Natural Semantic Metalanguage, applying the mapping of meaning configuration and explication. The result shows that there are two types of Balinese process verbs : (i) type of happen and (ii) type of movement. Each type is further subdivided into several sections with the examples taken from the field research. From the analysis, it turns out that there are two findings significantly discussed. They are (i) the lexicon tiis ‘becoming drier and drier’ consisting of two elements at once namely quality with a combination of direction, (ii) the Balinese process verb can be preceded by lexicon sayan ‘getting more or less..’ in terms of giving more meaning emphazes.
ABSTRAK Desa Adat Serangan merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Denpasar Selatan, Bali.Desa Adat Serangan memiliki potensi yang sangat kuat untuk menjadi desa wisata karena didukung oleh pesona alam dan nilai-nilai sosial budaya sebagai destinasi wisata yang maju seiring dengan kemajuan destinasi pariwisata sekitarnya.Dalam menyukseskan hal tersebut, tidak dapat dipungkiri bahwa Bahasa adalah salah satu aspek yang harus dikuasai, karena bahasa merupakan sarana dalam berkomunikasi dan kenyataan dilapangan tidak semua kelompok kerja dapat berbicara dengan menggunakan bahasa Inggris yang komunikatif, salah satunya kelompok penyedia jasa transportasi yang dikenal dengan sebutan “Serangan Transport. Tujuan dari pelaksanaan kegiatan pengabdian di Desa ini untuk meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris kelompok kerja “Serangan Transport” agar lebih komunikatif.Kegiatan pengabdian fokus pada kegiatan pelatihan bahasa Inggrisdengan materi yang disesuaikan dengan kebutuhan komunikasi kelompokdan metode pengajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan kelompok “Serangan Transport”. Diharapkan dari pelatihan ini, dapat meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris para penyedia jasa transportasi agar lebih komunikatif dalam berkomunikasi dengan tamu asing yang tentunya akan berdampak pada keberhasilan pihak desa menjadikan Desa Adat Serangan menjadi Desa Wisata Bahari. Metode yang digunakan dalam kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan di desa Serangan adalah metode ceramah dan diskusi yang fokus pada kegiatan pelatihan bahasa Inggris untuk kelompok sasaran yaitu kelompok kerja “Serangan Transport” di desa Serangan. Berdasarkan hasil evaluasi dari masing masing peserta pelatihan, menunjukan bahwa beberapa peserta mendapatkan nilai baik dan sebagian lainnya mendapatkan nilai yang sangat baik.Sehingga dapat dikatakan bahwa peserta pelatihan dinilai telah mampu mengikuti dan memahami materi – materi yang diberikan dalam pelatihan bahasa Inggris ini. Kata Kunci: Pelatihan, Bahasa Inggris, Serangan, Desa Wisata, Kelompok Transport ABSTRACT Serangan Village is one of the villages in South Denpasar, Bali. This village was located in an island called Serangan Island which was parted from the main island. This village has a great potential to be a tourist village and becoming a flourishing tourist destination which is not inferior to the other destinations since it is supported by the enchanment of its nature and the socio – cultural values. In succeeding this, it cannot be denied that mastering English language is a very important aspect because language is an equipment to communicate,but the fact is not all of the team works have the fluency in spoken English. One of them is the transportation team work called ‘Serangan Transport”.The aim of having this community service in the village, peculiarly in this transportation team work,is to increase the competence in using communicative English. The activities of this community service are focused on the communication needs and the method of teaching the language which is suitable for the team work activities.It was expected that through this course, the English language ability of this team work is increasing, in order to be more communicative when having the conversations with foreign tourists. This certainly will give influences to the success of forming the Serangan village as the nautical tourist village. The method that used in this program is explanation and discussing focused to larning English in communication for the team work in Serangan village. Based on the result of the evaluation shown that some of the members have got good value and some another got the best value. So it means that program has been success and the members have understood about the English comunication leason. Key Words: English Language Course, Serangan, Tourist Village, Transportation team work
Pandemi Covid-19 memberikan dampak yang sangat serius untuk semua sektor kehidupan, salah satunya adalah sektor pendidikan. Pandemi ini menyebabkan sektor pendidikan harus beradaptasi dengan situasi pembelajaran daring tanpa persiapan yang matang sebagai salah satu upaya memutus penyebaran virus ini. Tujuan dari pelaksanaan pengabdian masyarakat dengan menyasar sekolah dasar karena penerapan sistem pembelajaran daring untuk kelas kecil yang berada dalam ruang lingkup sekolah dasar bukanlah hal yang mudah, sehingga pelaksanaannya harus dievaluasi sedini mungkin. Bentuk kegiatan pengabdian yang dapat dilakukan di sekolah dasar adalah berupa pendampingan yaitu pendampingan sebagai fasilitator dan juga pendampingan sebagai ruang belajar dengan waktu belajar yang flexible. Setelah dilakukan pendampingan pada pembelajaran bahasa Inggris siswa kelas IV SDN 11 Dauh Puri Denpasar yang berjumlah 38 orang selama satu semester ditemukan perubahan sikap dari siswa. Motivasi siswa untuk belajar meningkat yang ditunjukkan dengan peningkatan hasil penilaian belajar siswa baik secara tertulis maupun lisan. Selain itu keaktifan siswa untuk berinteraksi menggunakan platform digital juga meningkat setiap bulannya yang menandakan siswa merasa nyaman menggunakan platform digital grup Whatsapp untuk berdikusi dan cloud zoom meeting untuk menunjang proses pembelajaran bahasa Inggris secara daring.
Bahasa daerah merupakan kekayaan budaya yang perlu dilestarikan. Bahasa Bali menjadi salah satu bahasa daerah di Indonesia yang sangat kaya dengan kosakata. Untuk menyebutkan satu entitas seringkali kita temui berbagai variasi penyebutannya di masyarakat yang tinggal pada wilayah yang berbeda di Bali padahal mereka menggunakan bahasa yang sama yaitu bahasa Bali. Variasi penyebutan suatu entitas ini terkadang menjadi sesuatu yang terdengar aneh atau kurang dimengerti oleh penutur bahasa Bali yang berasal dari daerah yang berbeda namun menjadi ciri dan identitas daerah mereka yang dapat menghasilkan atmosfer kekeluargaan dan keakraban saat dipergunakan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan variasi leksikal bahasa Bali di daerah Kuta bagian Selatan khususnya daerah Ungasan, Jimbaran dan Kedonganan yang saat ini menjadi salah satu tempat tujuan wisata di Bali serta untuk memetakan bagaimana perkembangan variasi pilihan kata masyarakat lokal daerah tersebut setelah banyaknya interaksi dengan wisatawan asing dan lokal yang datang ke daerah Kuta bagian Selatan ini, sehingga rumusan masalah dalam penelitian ini adalah a) Bagaimana penggunaan variasi leksikal bahasa Bali di daerah Jimbaran, Ungasan dan Kedonganan dan b) Pada kelas kata apa saja variasi leksikal yang terjadi. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode simak dengan teknik sadap, teknik libat cakap, teknik bebas libat cakap, teknik rekam dan teknik catat serta metode cakap dengan teknik pancing yang menjadi acuan dalam menemukan tujuan penelitian. Dari hasil analisis tiga dialek bahasa Bali daerah Kuta bagian Selatan ini, ditemukan beberapa variasi leksikal dalam kelas kata pronominal, nomina, kata sifat, kata kerja dan kata keterangan. Kemunculan variasi leksikal untuk kelas kata nomina muncul paling dominan. Pada dialek Jimbaran dan Kedonganan banyak ditemukan penggunaan leksikal yang sama. Pada dialek Ungasan ditemukan lebih banyak perbedaan leksikal yang digunakan untuk merujuk suatu yang sama.Language describes the culture of local society because in the culture activity, the community has not off from the language as a tool of interaction. Balinese language is a traditional language spoken by the local people of Bali. Differences or variations in the use of Balinese language can be observed in each district at the level of sound, morphological, syntactic and lexical. The variation in Balinese language raises particular dialect in each region. This aims of this study is to find out the lexical variations in the three different area those are Jimbaran, Kedonganan and Unggasan. The method of collecting the data in this research are close observation method with refers to the technique of tapping, face-to-face interview technique, eave-dropping technique, recording and note-taking technique. Generally found there are some lexical variations found in these three areas used to mention the same things. The lexical variation found are in class of pronoun, noun, verb, adjective, and adverbial. The dominant variation is noun. In Jimbaran and Kedonganan has a similarity in lexical choice. Unggasan has many differences than the other areas because the location of this village is in highlands position.
Employing the Halliday’s theory of transitivity (1985), this study explores the representation of Balinese religion, culture, and nature in the Bali tourism advertisements videos produced by Bali’s Tourism Office, Bali Tourism Board and Ministry of Tourism of Indonesian Republic. The study reveals that the language of the advertisements mostly describes Bali in terms of material process, mental and relational process. In terms of relational process, the beauty of Bali’s culture and nature is capitalized and portrayed as having certain kind of qualities: indicated by the use of adjectives typical to tourism advertisement such as mesmerizing, exotic, unique, etc. and it is constantly defined as paradise. A stark difference, however, occurs in terms of the participants of the clause. In the advertisement produced by the Bali Tourism office, the participants having the role of ‘actors’, ‘senser’ and ‘carrier’, are Balinese people, Bali’s nature, and culture. The advertiser, taking the position of ‘we’, the Balinese, speaks to the world, explaining their home island, culture and belief. On the other hand, the more ‘mainstream’ advertisements of Bali, give more to the prospective tourists, addressed as ‘you’. Here the tourists are the actors and sensers of everything Bali can offer. Bali is depicted as purely a travel destination that can satisfy the visitors and in the position of passive ‘phenomenon’ and ‘goals’. The advertisers are taking the position of ‘the travel agent’, the third party that promotes Bali
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.