Perkembangan Abad ke-21 memberikan perubahan total baik pada berbagai bidang, tak terlepas dunia pendidikan. Perubahan ini perlu diantisipasi dengan menguasai keterampilan abad 21 yaitu keterampilan 4C (Creativity and Innovation, Critival Thinking and Problem Solving, Communication, and Collaboration). Namun masih ditemukan sekolah yang belum menerapkan pembelajaran yang berkaitan dengan keempat keterampilan tersebut. Penelitian ini memfokuskan pada aspek critical thinking dalam pembelajaran kimia. Pengembangan berpikir kritis salah satunya dipengaruhi oleh selfefficacy atau keyakinan diri yang mampu meningkatkan kemampuan penyelesaian masalah (Hoffman & Schraw, 2009). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauhmana peran self-efficacy dalam kaitannya dengan berpikir kritis. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode korelasional. Dengan menggunakan teknik purposive sampling, sebanyak 63 siswa dari kelas XI MIPA di SMAN 2 Kab. Tangerang dipilih sebagai sampel. Data dikumpulkan dengan angket Physic Learning Self-Efficacy yang diadaptasi dari Suprapto dan Chang (2017) dan tes uraian keterampilan berpikir kritis yang diadaptasi dari Ennis (1985). Hasil memunjukkan bahwa self-efficacy memberikan sebuah hubungan yang positif dengan berpikir kritis pada pembelajaran kimia.
Keberagaman budaya asli tiap daerah belum dimaksimalkan dalam pembelajaran kimia di sekolah menengah atas pada daerah masing-masing. Belum banyak buku pengayaan kimia yang mengaitkan konsep dengan konten informasi kebudayaan lokal. Tujuan dari penelitian ini untuk menghasilkan buku pengayaan berorientasi etnosains kebudayaan lokal Kampung Setu Babakan DKI Jakarta, mengetahui karakteristik buku dan mengetahui respon siswa dan guru terhadap buku. Metode penelitian mengembangkan model ADDIE yang memiliki lima tahap yaitu analisis, desain, pengembangan, implementasi, dan evaluasi. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu wawancara, validasi, dan angket menggunakan skala Likert. Data yang diperoleh dari hasil penelitian menjadi dua kelompok yakni data kuantitatif dan data kualitatif dengan teknik pengolahan data yaitu validasi buku dan data angket respon, kemudian analisis data menggunakan skala Likert dan interprestasi skor. Hasil penelitian tiap tahapan yang diperoleh yaitu: pada tahap analisis diperoleh kesenjangan kinerja untuk mencari informasi agar masalah yang diteliti memiliki kedudukan yang jelas, pada tahap desain diperoleh hasil verifikasi kinerja dan keterkaitan etnosains dengan materi kimia, pada tahap pengembangan diperoleh buku yang telah divalidasi oleh satu orang ahli media, satu orang ahli kimia, dan satu orang guru bidang studi kimia, pada tahap implementasi buku pengayaan dilakukan uji coba terbatas dan diperoleh data hasil respon dari empat orang guru kimia dan 35 siswa kelas XII MIPA 4 SMAN 38 Jakarta, tahap evaluasi dilakukan pada setiap tahap sebelumnya. Kemudian hasil penelitian dari angket respon guru dan siswa terhadap buku dihasilkan 87% untuk guru dan 84,20% untuk siswa dengan kategori sangat baik dan layak untuk digunakan pada pembelajaran di sekolah menengah atas. Karakteristik buku juga telah memenuhi beberapa kriteria yaitu materi, penyajian, bahasa, dan kegrafisan sehingga termasuk kategori sangat baik, karena itu, buku pengayaan dapat digunakan sebagai bahan ajar tambahan untuk sekolah menengah atas di DKI Jakarta.
Technological Pedagogical Content Knowledge (TPACK) is an integration knowledge between technology, content of learning, and pedagogy which obtain to an integrated learning based on computer technology. Moreover, the pre-service teachers have a strengthen competencies of teachers integrating to knowledge, pedagogic, and technology. This research is aimed to investigate the Technological Pedagogical Content Knowledge competencies related to self-efficacy of chemistry teachers in Serang regency, Banten, Indonesia. Furthermore, the writers use a descriptive analysis as the research methodology. The sample of this research involves sixty-one chemistry teachers in the Senior High School level located at Serang city and Serang regency. To analyze the data, the writers provide a Likert scale. The result showed that the TPACK competencies scores in both Serang city and Serang regency raise up to 76.2 and 77.9 representatively. Whereas, the self-efficacy score in the two regions proved into 77.0 and 79.1 chronologically. Based on the data showed, it can be concluded that the relationship between TPACK and self-efficacy cannot be separated one another. Therefore, the Technological Pedagogical Content Knowledge (TPACK) and selfefficacy of the Chemistry teachers are comparable to the competencies of the Chemistry teachers.
Critical thinking skills in chemistry subject is still low. Teacher-centered learning is one of the causes of low critical thinking skills. The objective of this study was to investigate the correlation of guided inquiry learning model with the Science, Environment, Technology and Society (SETS) approach on students' critical thinking skills at chemical equilibrium material. The research method was Quasi Experiment with Nonequivalent Control Group Design, and the samples were taken using purposive sampling. The samples consisted of 36 students in the control and the experimental classes. The research instrument consisted of 12-item essay test which represented 11 indicators of critical thinking skill. Data analysis was performed using the Independent Sample T-test through SPSS 22 version. The results of hypothesis testing showed a correlation of the use of guided inquiry model with SETS approach on students' critical thinking skills in the experimental class with sig values <0.05. The percentage result of the posttest data showed an increase in critical thinking skills of students in the experimental class. The conclusion of this study is that the use of guided inquiry model with SETS approach can improve students' critical thinking skills. The highest critical thinking skills indicator in the experimental class is inducing and judging inductions, while the lowest indicator is observing and judging observation reports. AbstrakKeterampilan berpikir kritis pada mata pelajaran kimia masih rendah. Pembelajaran yang berpusat pada guru adalah salah satu penyebab rendahnya keterampilan berpikir kritis. Tujuan penelitian untuk mengetahui korelasi model pembelajaran inkuiri terbimbing berpendekatan Science, Environment, Technology, dan Society (SETS) terhadap keterampilan berpikir kritis siswa pada materi kesetimbangan kimia. Metode penelitian adalah Quasi Experiment dengan desain Nonequivalent Control Group Design, dan teknik yaitu purposive sampling. Sampel penelitian sebanyak masing-masing 36 orang pada kelas kontrol dan eksperimen. Instrumen penelitian berupa tes esai sebanyak 12 butir soal yang mewakili 11 indikator keterampilan berpikir kritis. Analisis data menggunakan Independent Sample T-test melalui SPSS versi 22. Hasil uji hipotesis menunjukkan adanya korelasi penggunaan model inkuiri terbimbing berpendekatan SETS terhadap keterampilan berpikir kritis siswa kelas eksperimen dengan nilai sig. < 0,05. Hasil persentase data posttest menunjukkan adanya peningkatan keterampilan berpikir kritis siswa pada kelas eksperimen. Kesimpulan dari penelitian ini bahwa penggunaan model inkuiri terbimbing berpendekatan SETS mampu meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa. Indikator keterampilan berpikir kritis tertinggi di kelas eksperimen adalah membuat induksi dan mempertimbangkan hasil induksi dan indikator terendah adalah mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi. Kata Kunci: model inkuiri terbimbing; pendekatan Sets; berpikir kritis; kesetimbangan kimia; kimia Permalink/DOI: http://dx.
Media pembelajaran menjadi salah satu strategi peningkatan kualitas suatu pendidikan. Penggunaan teknologi dalam pembentukan media pembelajaran diyakini dapat memecahkan masalah dalam pembelajaran yang memberikan manfaat dalam meningkatkan kualitas pembelajaran. Penggunaan media pembelajaran komik digital dapat dijadikan sebagai solusi. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan media pembelajaran berbasis komik digital yang diakses secara online melalui flipbook pada materi ikatan kimia serta mengetahui respon siswa mengenai media pembelajaran berbasis komik digital yang dikembangkan. Proses pengembangan menggunakan model TSRD (Three Stages Research Development) yang terdiri dari: (1) planning (pra pengembangan), (2) Development (pengembangan), (3) post development (pasca pengembangan). Penelitian ini menggunakan instrumen yang meliputi analisa kebutuhan, lembar validasi storyboard, lembar validasi prototype komik digital, dan angket respon siswa. Hasil penelitian berupa respon siswa diperoleh 85% pada aspek kelayakan isi dengan kriteria sangat baik, 86% pada aspek penyajian dengan kriteria sangat baik, 85% pada aspek kebahasaan dengan kriteria sangat baik, dan 84% pada aspek kegrafikan dengan kriteria sangat baik.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.