Game online merupakan game yang diakses secara online oleh banyak pemain dengan menggunakan jaringan internet. Penggunaan game online yang berlebihan dapat menyebabkan kecanduan game. Remaja yang mengisi waktu luang dengan beramin game, berpeluang untuk mengalami kecanduan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kesepian dan kebutuhan berafiliasi dengan perilaku kecanduan game online pada remaja. Metode yang digunakan adalah korelasional. Teknik pengambilan sampel menggunakan Convenience Sampling dengan jumlah sampel dalam penelitian sebanyak 465 subyek. Analisis data menggunakan uji regresi logistik. Hasil menunjukkan Odds Ratio untuk variabel kesepian adalah 7,98 yang artinya orang yang tidak mengalami kesepian berpeluang 7,98 kali untuk mengalami perilaku kecanduan game online dibandingkan dengan orang yang mengalami kesepian. Odds Ratio kebutuhan berafiliasi sebesar 12,156 yang artinya orang yang memiliki kebutuhan berafiliasi tinggi berpeluang 12,156 mengalami perilaku kecanduan game online dibandingkan dengan orang yang memiliki kebutuhan berafiliasi yang rendah. Estimasi sumbangan kesepian dan kebutuhan berafiliasi memperoleh nilai Nagelkerke R Square sebesar 40,7%, sedangkan sisanya dijelaskan oleh faktor lain.
Activities involving the use of several media simultaneously or alternately while working on a task are even better known as multitasking behavior in using media (media multitasking). This study aims to describe the behavior of multitasking in using media for students at the University of Nusa Cendana (Undana). The approach used is a quantitative approach with a descriptive research type. The data collection technique used the MMM-S Likert scale with the results of the measuring instrument trial showing the Cronbach alpha scale value of 0.856. The research respondents were 395 Undana students. The results of the study found that Undana students showed high multitasking behavior in using media because the empirical mean was greater than the hypothetical mean (40.17> 30), with a low category of 39 people, medium 132 people, and high as many as 224 people. Multitasking behavior in using the media is known to be 4.24 times more women respondents than men, in the age range 22-25 years, 1.64 times more than those aged 18-21 years, while based on where the respondents live in 1.32 times more households than living in a boarding house.
Abstract. This study aims to know the relationship between social dominance orientation with dating violence in adolescents. The hypothesis is that there is a positive relationship between social dominance orientation with dating violence in adolescents. Participants in this study were 400 adolescents in Kupang City (200 girls dan 200 boys) using convenience sampling. This research uses the quantitative approach with Social Dominanca Orientation7 (ODS7) adaptation scale and Conflict in Adolescent Dating Relationships Inventory (CADRI) adaptation scale as data collection methods. The hypotesys’s result using Spearman correlation technique obtained that correlation coefficient in this study is 0,102 with a significance level is 0,042 (p < 0,05). The data shows that there is a significant positive relationship between the social dominance orientation with dating violence in adolescents in Kupang city. It means that the higher social dominance orientation of adolescent, the higher tendency to commit violence in dating relationship, and vice versa. Keywords: Social Dominance Orientation, Dating Violence, Adolescent
Riset ini bertujuan untuk menganalisis faktor yang memengaruhi kinerja perawat dari pendidikan, masa kerja, pelatihan, umur sistem penghargaan dan motivasi di Rumah Sakit Umum Daerah Ba’a Kabupaten Rote Ndao. Desain penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Cross sectional merupakan jenis penelitian yang menekankan waktu pengukuran/ observasi data antara variabel dependen dan independen hanya sekali dalam satu waktu tertentu.Maka hasil yang diperoleh saat penelitian, adalah: 1). Salah satu faktor yang dapat meningkatkan produktifitas atau kinerja perawat adalah pendidikan formal perawat; 2). Perawat yang memperoleh pelatihan untuk peningkatan kinerja yaitu pelatihan wajib, dasar keperawatan, manajemen keperawatan, kompetensi khusus, akreditasirumah sakit; 3). Pada awal bekerja, perawat memiliki kepuasan kerja yang lebih, dan semakin menurun seiring bertambahnya waktu secara bertahap lima atau delapan tahun dan meningkat kembali setelah masa lebih dari delapan tahun; 4) Hal ini menunjukkan bahwa responden memiliki usia yang matang dalam berfikir dan bekerja atau usia produktif sehingga tingkat kinerja lebih tecapai; 5). Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara penghargaan terhadap kinerja perawat; 6). Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara Motivasi dan kinerja.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.