The prevalence of dental caries in Indonesia is quite high, the results of the 2013 Basic Health Research (Riskesdas) population in Indonesian with 25,9% problems with their teeth and mouth. The average dental caries measured by the DMF-T index was 4.6, which means that the average Indonesian population has experienced tooth decay as much as 5 teeth per person. Dental caries can occur due to low dental and oral hygiene, and less exposure to fluorida. The incidence of dental caries is also related to the fluorine content contained in drinking water. The purpose of the study was to determine the relationship between dental caries and drinking water consumption in Indonesia. This study is a non-intervention research with cross-sectional design conducted by the National Institute of Health Research and Development, Ministry of Health of the Republic of Indonesia through Riskesdas 2013. The study population was all Indonesians aged ≥ 12 years in 33 provinces, 497 districts/cities. Collecting Dental data is done by conducting interviews and oral and dental examinations. The results showed that almost all types of drinking water sources can cause dental caries except the type of drinking water from refill water, with p> 0,05 (p = 0,178) and retail tap water, with p> 0,05 (p = 0.307) and also almost all types of water sources that are widely used for household needs can cause dental caries except the type of water source from dug well is protected, with p> 0,05 (p = 0,979), where OR: 1,026 (CI 95 %: 0.979-1.076). The Conclusio is the incidence of dental caries has to do with at the drinking water except the type of drinking water from refill water.
AbstrakPrevalensi karies gigi di Indonesia cukup tinggi, hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 penduduk Indonesia yang bermasalah dengan gigi dan mulutnya sebesar 25,9%. Rata-rata karies gigi yang diukur dengan indeks DMF-T sebesar 4,6 yang berarti rata-rata penduduk Indonesia telah mengalami kerusakan gigi sebanyak 5 gigi per orang. Karies gigi dapat terjadinya karena rendahnya kebersihan gigi dan mulut, dan kurang terpaparnya dengan fluorida. Kejadian karies gigi berhubungan juga dengan kandungan fluor yang terdapat dalam air minum. Tujuan dari penelitian untuk mengetahui hubungan antara kejadian karies gigi dengan konsumsi air minum masyarakat di Indonesia. Metode penelitian ini merupakan penelitian non intervensi dengan desain penelitian potong lintang yang dilaksanakan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia melalui Riskesdas Tahun 2013. Populasi penelitian adalah seluruh penduduk Indonesia yang berusia ≥ 12 tahun di 33 provinsi, 497 kabupaten/kota. Pengumpulan data gigi dilakukan dengan melakukan wawancara dan pemeriksaan gigi dan mulut. Hasil penelitian menunjukkan hampir semua jenis sumber air minum dapat menyebabkan terjadinya karies gigi kecuali jenis air minum dari air isi ulang, dengan nilai p>0,05 (p= 0,178) dan air ledeng eceran, dengan nilai p>0,05 (p= 0,307) dan juga hampir semua jenis sumber air yang banyak dipergunakan untuk kebutuhan rumah tangga dapat menyebabkan terjadinya karies gigi kecuali jenis sumber air dari sumur gali terlindungi, dengan nilai p>0,05 (p= 0,979), dimana OR: 1,026 (CI 95%: 0,979-1,076). Kesimpulan penelitian menunjukkan kejadian karies gigi ada hubungannya dengan konsumsi air minum kecuali jenis air minum dari air isi ulang.